start Jalan Jalan Ah: Do's and Don'ts

Tips Jalan Jalan Kamu ada Disini

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Tampilkan postingan dengan label Do's and Don'ts. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Do's and Don'ts. Tampilkan semua postingan

Menikmati Lemongrass, Kopitiam Modern di Bogor

Lemongrass Bogor, Kopitiam
Mari kita menikmati Lemongrass, kopitiam modern di Bogor. Mumpung lagi liburan di kota hujan :)

Lemongrass, termasuk salah satu destinasi yang sudah masuk dalam list bila rencana menginap di Bogor terlaksana. Menurut beberapa info yang saya dapat, kopitiam yang usianya baru sekitar 10 tahun lebih sedikit ini termasuk ramai, terutama weekend.  Yup! Lemongrass memang lagi nge-hitz. Apalagi kalau weekend pengunjungnya gak cuma dari Bogor. Saya yakin yang dari Jakarta dan sekitarnya pun ada yang menyempatkan untuk mencicipi aneka menu di sini saat weekend.

Beruntunglah saat itu (7/2) kami menginap di hotel yang lokasinya tepat bersebrangan dengan Lemongrass (Silakan baca: Keliling Bogor, Menginapnya di Padjajaran Suites Hotel & Conference). Setidaknya kami udah punya satu keuntungan, yaitu gak ribet sama urusan parkir.

Lemongrass Bogor, Kopitiam 
Gedung bertingkat yang di seberang jalan itu adalah hotel tenpat kami menginap. Beneran tinggal nyebrang, kan? Deket banget, gak pusing cari parkir :)

Lemongrass Bogor, Kopitiam 
Fotoin suasana dekat tempat antrean

Di saat ramai, memang susah cari parkir di Lemongrass. Penuh terus, sehingga saya melihat beberapa kendaraan parkir paralel di pinggir jalan. Sedangkan mobil kami parkir di hotel dan kami tinggal nyebrang dengan santai hehehe. Woohoo! *Ini jadi semacam dapat pass card :D*

Begitu masuk resto ... baru mulai antre, deh. Lumayan panjang antreannya. Saya mulai melirik wajah suami dan anak-anak. Ada sedikit rasa harap-harap cemas.

Duh, semoga jangan sampe pada mutusin balik kanan, ya, ujar saya dalam hati

Kami memang suka rada malas kalau harus antre buat makan. Mending cari resto lain. Saya pun termasuk begitu. Tapi, kali ini saya penasaran sama Lemongrass. Mumpung lagi di Bogor. Lagipula selama 2 hari ke depan, kami sudah ada rencana lain. Untungnya suami dan anak-anak mau menunggu.

Sambil menunggu, saya lihat area di luar seluruh meja dan kursi terlihat kosong.  Saya tidak tahu pasti kenapa tidak ada satupun pengunjung yang ditempatkan di area luar. Mau bertanya rasanya malas. Para staff Lemongrass terlihat sibuk, gak enak mau nanya.

Lemongrass Bogor, Kopitiam 
Entah kenapa area terbuka dibiarkan kosong saat kami di sana. Mungkin karena di langit sudah terlihat cukup mendung?

Saya lalu berkesimpulan sendiri, mungkin memang sengaja dikosongkan karena khawatir hujan turun. Bogor yang dikenal sebagai kota hujan, katanya hampir setiap sore turun hujan. Ketika kami di sana pun, langit sudah terlihat mendung. Memang jadinya gak bakal lucu kalau lagi makan trus terpaksa pindah karena hujan turun. Ya, tapi itu hanya kesimpulan saya.

Ternyata, antrean lumayan panjang, gak bikin terlalu lama menunggu. Paling hanya sekitar 15 menit saja. Setelah nama suami saya dipanggil, kami pun diantar ke lantai atas. Sudah ada satu meja kosong di sana.

Lemongrass Bogor, Kopitiam

Lemongrass Bogor, Kopitiam

Lemongrass memiliki berbagai pilihan makanan Indonesia, Peranakan, Singaporean, Chinese, dan Seafood. Ada beberapa pilihan tersedia seperti di beberapa kopitiam pada umumnya. Dikatakan kopitiam modern, mungkin karena tempatnya terlihat seperti resto yang kekinian.

Sambil menunggu makanan disajikan, saya menyempatkan berkeliling. Kalau saja lagi sepi, kayaknya saya bakal puas foto dimana-mana karena memang setiap sudutnya bagus buat difoto. Lemongrass memang instagramable banget tempatnya. Banyak spot menarik untuk difoto.

Lemongrass Bogor, Kopitiam 
Lumpia Udang Kulit Tahu (3pcs), IDR19,9K

Makanan dan minuman yang dipesan pun datang tanpa perlu menunggu lama. Cukup cepat juga, nih! Yang pertama saya cicipi adalah Lumpia Udang Kulit Tahu. Lumpianya di luar dugaan saya. Kirain di dalamnya ada sayurannya, ternyata padat dengan udang. Rasanya memang enak, tapi kalau padat begitu kayaknya kenyang juga. Untung dimakan bersama-sama.

Lemongrass Bogor, Kopitiam 
"Lemongrass Chicken Salad, IDR28,9K

Kalau ke Lemongrass lagi, kayaknya wajib order  "Lemongrass" Chicken Salad. Enak banget saladnya. Terasa segar di mulut. Pas buat makanan pembuka, tuh. Yang tadinya agak kenyang dengan lumpia udang, jadi semangat lagi buat menyantap makanan utama.

Lemongrass Bogor, Kopitiam 
Nasi Goreng Hongkong, IDR34,9K

"Nasi gorengnya basah, ya, Pak," ujar salah seorang pelayan yang mencatat orderan kami. Setelah dijelaskan lebih detil, suami tetap order Nasi Goreng Hongkong yang katanya basah itu. Benar saja, tampilannya memang tidak seperti nasi goreng yang umumnya kita makan. Nasinya basah oleh saus tiram, Saya belum terbiasa melihat tampilannya, sih. Tapi memang sebaiknya jangan terlalu mudah terpengaruh sama tampilan, ya. Karena rasanya enak. Udah gitu isiannya gak pelit alias banyak.

Lemongrass Bogor, Kopitiam 
Nasi Lemak, IDR36,9K

Keke memilih nasi lemak dengan ayam kari. Untuk ayamnya, bisa memilih mau renang atau kari. Menurut Keke, rasanya enak. Tapi kalau buat saya ada yang kurang. Ayam karinya enak, tapi kuahnya kurang banyak. Sambal teri kacangnya agak kering dan kurang bumbu kalau buat saya.

Agak heran sebetulnya kenapa Keke memilih nasi lemak. Biasanya, kalau datang ke resto manapun dan ada menu sop buntut atau nasi haniman, Keke akan memilih salah satu dari 2 menu itu. Ini tumben memilih yang lain. Ya, udah kalau gitu giliran saya yang memilih nasi hainam. Nai pun memilih yang sama.

Lemongrass Bogor, Kopitiam 
Nasi Hainam Bebek Panggang, IDR45,9K

Untuk nasi hainam, ada 4 macam lauk yang bisa dipilih, yaitu ayam rebus, ayam panggang/barbekyu, chicken chop, atau bebek panggang. Masing-masing punya harga berbeda. Kami memilih yang bebek panggang. Daging bebeknya lembut, kulitnya gak terlalu crispy. Kayaknya kalau dibikin lebih crispy lagi bakal makin enak. Tapi secara keseluruhan, rasa nasi hainam tidak mengecewakan.

Lemongrass Bogor, Kopitiam 
Lupa ini order minuman apa aja, ya? Hahaha

Lemongrass Bogor, Kopitiam
 Nutella Boom Shake, IDR32,9K

Untuk minum, saya lupa order apa *lupa dicatat hahaha*. Tapi setelah makan, Nai masih pesan 1 minuman lagi. Seingat saya, Nai pesan Nutella Boom Shake, yang mana saya suka bingung kalau order minum dimanapun kalau sajiannya sampe penuh gitu. Cakep buat difoto, sih, tapi bingung minumnya :p Untungnya enak juga rasanya. Nutellanya gak bo'ong.

Lemongrass Bogor, Kopitiam

Keke pesan Es Cendol Durian. Duriannya kurang berasa, cendolnya agak terlalu dominan *Ya, namanya juga es cendol(?)* Kalau saya, sebetulnya sudah kenyang tapi tertarik benget buat Roti Tissue / Roti Prata. Beberapa kali gagal pesan order roti tissue di manapun karena alasan kekenyangan. Tapi, daripada gagal lagi, mending agak memaksakan diri untuk pesan ajalah.

Lemongrass Bogor, Kopitiam 
Roti Tissue Nutella Millo, IDR29,9K

Lemongrass Bogor, Kopitiam
 Butiran gula pasirnya terlihat

Ada 5 varian roti tissue di Lemongrass. Saya pilih Roti Tissue Nutella Millo. Suka dengan kriuk dari roti tissuenya. Rotinya juga tipis. Tapi rasanya kemanisan banget. Nutella sudah manis, Begitu juga dengan millo. Kenapa juga masih harus ditabur dengan gula pasir? Untung aja ngabisinnya beramai-ramai, kalau sendirian kayaknya gak sanggup. Giung kalau kata orang Sunda bilang.

Kesimpulannya, untuk makanan dan minuman di sana ada yang enak tapi ada juga yang standar. Kalau mengecewakan, sih, belum kami temukan. Para staff juga kelihatan sigap dan ramah.

Sahabat Jalan-Jalan KeNai kalau mau ke sana, sebaiknya jangan pas jam makan karena ramai banget. Etapi, kalau weekend, saya perhatiin gak hanya jam makan, ding. Setiap jam ramai terus dan parkirannya full. Ya, sabar-sabar aja lah sama antreannya. Lagian gak terlalu lama juga antrenya, kok. Tetep menarik buat dikunjungi restonya :)

Lemongrass Bogor, Kopitiam

Lemongrass






0251 8328800
0878 72020440


Open hours: 10.00 - 22.00 wib

Payment method: Cash, Debit, Credit

 

Follow Me
Share:

Keliling Bogor, Menginapnya di Padjadjaran Suites Hotel & Conference

Padjadjaran Suites Hotel & Conference 
Keliling Bogor, menginapnya di Padjadjaran Suites Hotel & Conference. Yeaay! Inilah cerita kami selama 3 hari 2 malam di sana :)

Bogor mengingatkan saya tentang sebuah impian yang lama-lama memudar ...

Tsaahh! Kesannya mellow banget kalimat pembukanya. Bukan saya banget hehehehe. Tapi memang bener, sih. Dulu, saya punya impian pengen tinggal di Bogor kalau sudah berkeluarga.

Saya punya beberapa kenangan tentang Bogor. Ketika kecil, salah satu tempat wisata yang paling sering dikunjungi bersama orang tua selain Ancol dan TMII adalah Kebun Raya Bogor. Karyawisata bersama sekolah dari zaman SD sampe SMP pasti ada cerita jalan-jalan ke Bogor. Zaman kuliah juga beberapa kali ke Bogor bersama teman atau pacar, sekadar untuk makan siang. Pas ngantor, lumayan sering juga ke Bogor untuk urusan kerjaan. Gimana saya gak kepengen tinggal di Bogor coba kalau kayak begitu.

Tapi, impian ya tinggal impian ... Lama-lama udah betah tinggal di planet Bekasi hahaha. Dan, sejak nikah malah nyaris gak pernah ke Bogor lagi. Padahal gak jauh juga dari rumah. Paling 1 s/d 1,5 jam saja perjalanan dengan catatan di tolnya gak macet, ya.

---------------

Padjajaran Suites Hotel & Conference 
Selama di Bogor, kami selalu jalan kaki dan naik angkot. Biar hujan-hujanan yang penting tetep eksis hehehe

Saya: "Minggu depan, kita nginep di Bogor. Di hotel Padjadjaran. Mumpung ada long weekend. Enaknya ngapain selama di sana, ya?"

Sudah jadi kebiasaan kami untuk mengajak anak-anak diskusi dulu sebelum jalan-jalan. Biar sama-sama happy.

Keke: "Wisata kuliner aja, Bun."
Saya: "Nah, Bunda juga maunya begitu. Mumpung letak hotelnya di pusat keramaian, kemana-mana kita naik angkot aja."
Nai: "Kenapa gak pake mobil aja?"
Saya: "Bogor sering macet, Nai. Apalagi long weekend gini. Mending mobilnya di parkir di hotel aja."
Nai: "Kita ke Bogornya naik kereta apa mobil?"
Saya: "Nah, itu belum tau, deh. Etapi, mumpung itu libur imlek, mau kan ikut ngelihat klenteng? Kali aja ada kemeriahan apa gitu saat imlek."
Keke: "Iya, boleh."
 
Sahabat Jalan-Jalan KeNai, bulan September lalu, saya pernah bikin postingan yang berjudul "Get Lost in Bogor." Postingan dalam rangka ikut lomba blog Mbak Arin yang bertema Piknik Itu Penting. Di postingan itu menceritakan keinginan saya untuk bisa keliling Bogor tanpa perencanaan, hanya mengikuti langkah kaki. 

Tapi, memang belum berani juga, sih kalau pergi sama anak-anak tanpa perencanaan. Walaupun sempat coba juga waktu pulang camping. Keluar dari stasiun Paledang, naik angkot buat cari makan. Ya, bukan mengikuti langkah kaki tapi mengikuti roda angkot hehehe. Sampai kami pun turun di depan salah satu resto

(Silakan baca: Special Menu di Pia Apple Pie).


Kami berangkat hari Sabtu (6/2) pukul 12 siang. Agak kesiangan sebetulnya, sehingga sempat menikmati macet di pintu tol Cibubur. Mudah sekali mencari lokasi hotel ini. Tidak lama setelah keluar dari pintu tol Bogor, kami pun tiba di Padjadjaran Suites Hotel & Conference. Lokasi yang strategis menjadi kelebihan dari hotel bintang 4 ini. Selain dekat dengan pintu tol, hotel ini juga dekat dengan berbagai tempat kuliner.

 
Hari pertama, makan siang di Lemongrass

Karena sudah lewat jam makan siang dan perut belum diisi, setelah parkir kendaraan di hotel dan chek in lalu kami memilih makan siang di Lemon Grass. Sebelum ke sini, saya membaca beberapa review yang mengatakan susahnya cari parkir kalau mau makan di Lemon Grass. Rame banget restonya. Tapi kami tinggal nyebrang ajah karena lokasi hotel dan Lemon grass tepat bersebrangan. Ya, ini salah satu keuntungan bagi kami. Asiiikk!

Padjajaran Suites Hotel & Conference 
Ini adalah rate saat kami menginap di sana. Kami harus menambah sebanyak IDR700K untuk tambahan 1 extra bed selama 2 malam.

Padjajaran Suites Hotel & Conference 
Searah jarum jam, dari kiri atas
  • Kamar kami bersebelahan dengan lounge
  • Setelah cape loncat-loncatan di kasur, Nai langsung tiduran di bawah tempat tidur sambil nonton tv 
  • Kalau bingung mau kemana, bisa baca beberapa tempat wisata yang disediakan di kamar
  • Ada balkonnya
Selesai makan  siang, kami memilih istirahat di kamar. Excecutive room adalah kamar yang kami tempati saat itu. Di sana ada beberapa tipe kamar, yaitu Superior, Deluxe, Executive, dan Royal Suite. Di hari pertama memang lebih memilih untuk menikmati kenyamanan kamar. Tidur siang, nonton tv, atau internetan dimana WiFi hotel lancar jaya.

 
Makan malam hari pertama di RM Trio

Malam harinya, kami makan malam di resto padang RM Trio. Ini rumah makan termasuk yang jadul. Lokasinya deket banget sama hotel. Cukup 7 menit berjalan kaki. Saya mengamati sekeliling, saat berjalan kaki. Tepat di samping RM Trio ada rumah sakit, yaitu RS Azra. Minimarket juga ada tepat di seberang RM Trio. Bahkan masih ada satu lagi rumah sakit yang juga lokasinya berdekatan dengan hotel, yaitu RS Mulia.


Saya suka banget dengan menu breakfast di hotel ini!

Padjajaran Suites Hotel & Conference 
Di resto hotel ada kolam ikannya. Banyak anak yang senang sarapan sambil melihat ikan

Padjajaran Suites Hotel & Conference 
Beberapa minuman yang disediakan, selain air putih, kopi, dan teh. Untuk susu ada 2 macam, yaitu susu sapi dan susu kedelai. Ada jamu kunyit asam dan gula asam. Untuk juice ada 4 macam, yaitu guava, water melon, apple, dan healthy (sawi + lemon)

Pilihannya banyaaakk dan enak. Yang menyenangkan lagi, untuk kue-kuenya selain banyak pilihan juga ada beberapa kue tradisional Indonesia. Malah untuk minumnya gak hanya disediakan air putih, susu, dan juice. Tapi, jamu juga ada, lho. Saya, sih, bukan penggemar jamu tapi melihat ada hotel yang menyajikan jamu di menu breakfast rasanya jarang, deh. Untuk juice juga di sini ada juice sayur. Dan, di sini pula untuk pertama kalinya saya merasakan juice sayur. Rasanya? Hmmm ... Saya pilih juice buah aja, deh hehehe. Enak, sih, tapi tetep aja buat saya kalau sayur lebih suka dilalap atau ditumis :D

Padjajaran Suites Hotel & Conference 
Beberapa makanan dan minuman yang kami cicipi. Searah jarum jam dari kiri atas:
  • Kolang-kaling dengan rasa cocopandan (merah), markisa (orange), dan melon (hijau)
  • Soto Kediri yang enak banget
  • Healthy Juice (sawi + lemon)
  • Nasi Goreng, Mie Goreng, Tumis Terong, Ikan Patin Bumbu Kuning, dan Kerupuk. Ikan patinnya mengingatkan saya sama masakan mamah
Padjajaran Suites Hotel & Conference 
Aneka kue. Sebetulnya pilihannya masih banyak lagi, gak cuma 3

Diantara semua makanan yang disediakan, saya paling suka soto kediri. Enak bangeeett! Sayangnya saya baru nyadar ada soto kudus setelah perut mulai kekenyangan karena mencicipi berbagai menu. Daaannn ... di hari ketiga, soto kediri gak ada. Huaaa ... saya masih pengen mencicipi rasa sotonya.

Di hari pertama, saya sempat bertanya dengan salah seorang staff hotel. Pak Gilang namanya. Saya menanyakan tempat wisata dan kuliner yang bisa dikunjungi. Beberapa yang disarankan Pak Gilang ada di daerah Puncak. Iya, sih, Puncak memang masih termasuk Bogor tapi kami lagi gak mau ke sana. Long weekend kayak gitu pasti macet banget. Pengennya seputaran kota Bogor saja.

Dari Pak Gilang pula saya tau kalau kemeriahan Imlek justru pada saat Cap Go Meh. Artinya, saat kami di sana, ya tidak ada kemeriahan apapun berkaitan dengan Imlek. Ya, sudahlah akhirnya kami memutuskan untuk ke Kebun Raya Bogor (KRB) aja. Memang termasuk yang direncanakan juga mau ajak anak ke KRB. Apalagi saat itu anggrek raksasa di KRB sedang mekar.

(Silakan baca: "Mencari Anggrek Raksasa di Kebun Raya Bogor. (Tidak) Malu Bertanya, Tetap (Ter)Sesat di Jalan".)

 
Eheemm ... Mentang-mentang sehari menjelang ulang tahun pernikahan, berduaan aja, nih. Anak-anak ditinggal di belakang :p

 
Makan siang hari kedua di Green Garden Cafe

Pukul 10.30, kami menuju KRB. Gak jauh lokasi, hanya 10 menit naik angkot sudah sampai di KRB. Setelah berputar-putar jalan kaki selama kurang lebih 2 jam hanya untuk cari anggrek raksasa, kami pun memutuskan makan siang di Green Garden Cafe yang lokasinya di dalam KRB. Udah males cari makan lagi di luar. Mending yang masih satu lokasi ajah, deh.

Selesai makan, kami memilih beristirahat lagi di hotel. Kaki pegel hehehe. Lagian pas makan siang di KRB, sempat turun hujan deras. Pas pulang juga masih rada kehujanan. Jadi, mending istirahat dulu, deh sampai waktunya makan malam.

Padjajaran Suites Hotel & Conference 
Pengen bersantai lebih lama kayak gini. Tapi apa daya, Nai kepengen berenang. Baiklah hahaha ...

Padjajaran Suites Hotel & Conference 
Nunggu Nai berenang, kena angin sayup-sayup, bikin ngantuk berat. Untung Keke akhirnya menyusul, jadi Nai berenang ditemani Keke. Saya kembali ke kamar, berduaan ma suami *eh :p

Sampai hotel, boro-boro bisa istirahat. Nai minta ditemenin berenang. Ya, saya cuma nemenin di pinggir karena lupa bawa penutup kepala. Heuuu ... Nasiiib ... nasiiib .... Kolam renangnya tidak besar, tapi cukuplah buat menyenangkan anak-anak. Mungkin yang harus agak diperhatikan adalah beberapa tamu hotel yang saat itu berenang, memilih untuk bilas dan ganti pakaian di kamar masing-masing. Akibatnya, area dari kolam hingga ke lift suka agak becek. Tapi saat itu ada petugas yang mengepel lantai agar tidak licin. Hanya saja mungkin dipertimbangkan juga solusi lain supaya gak becek.

 
Makan malam hari kedua di Kedai Kita. Nai ketiduran karena kelelahan. Ah, drama lah pokoknya di sini ;)

Untuk makan malam, kami memilih Kedai Kita. Tempat makan yang lagi ngehitz itu. Banyak yang rekomendasiin, lah. Setelah kami kesana, hmmm ... nanti aja ceritanya, ya. Yang pasti ada beberapa dramanya hehehe ... *saya jadi lelah hihihi ...*



Padjajaran Suites Hotel & Conference 
Padjajaran Suites Hotel & Conference
 Sarapan di hari ketiga

Di hari ketiga kami di sana, yang paling senang adalah Nai. Sahabatnya menyusul ke hotel. Jadi ceritanya, sejak hari pertama di sana, Nai chatting ewat LINE terus sama sahabatnya. Trus, sahabatnya lengsung minta saat itu juga ke orang tuanya untuk ke Bogor. Menginap di hotel yang sama dengan kami.

Padjajaran Suites Hotel & Conference 
Nai berenang bersama sahabatnya. Kalau pagi, di area kolam juga ada makanan seperti bakso dan aneka kue. Tapi, kalau di kolam renang harus bayar lagi.

Keinginan sahabatnya itu dikabulkan, tapi mereka baru berangkat di hari kedua. Itupun sudah malam. Jadi dihari kedua gak sempat ketemu karena saat mereka datang, kami sedang makan malam di Kedai Kita.

Awalnya Nai gak percaya waktu sahabatnya bilang kalau dia udah ada di Padjajaran Suites Hotel & Converence. Menginap di kamar Royal Deluxe di lantai 5. Menurut orang tuanya, seluruh tipe kamar sudah full. Hanya tersisa 1 kamar di Royal Deluxe. Ya udahlah diturutin. Demi anak, katanya hehehe.

Setelah ketemu sahabatnya, Nai main bersama sahabatnya terus. Sarapan, berenang bareng, hingga main di kamar temannya. Baru pisah setelah check out. Emang deh mereka berdua sahabatan banget. Padahal besoknya juga ketemu lagi di sekolah. Sekelas pula dari dulu hehehe.

 
Pura-pura jadi mannequin di Dapur Cokelat hehehe ...

Setelah check out, rencananya mau makan siang dulu di Rumah Sumsum. Sebelumnya mampir dulu ke Dapur Cokelat, Nai ingin membeli oleh-oleh buat teman-teman terdekatnya. Lokasi Dapur Cokelat sebetulnya gak jauh dari hotel. Tapi karena sudah check out, kami pakai mobil kesananya. Lagipula, sesaat setelah check out hujan turun dengan derasnya. Kalau gak inget pengen makan siang di Rumah Sumsum, kayaknya pengen sejenak nyeruput cokelat hangat di sana.

Begitu keluar dari Dapur Cokelat, saya buka Google. Mau cek lagi alamat Rumah Sumsum. Dan, ternyata dapat info kalau Rumah Sumsum selalu tutup setiap hari Senin. Yaaa ... gak jadi makan di sana, deh :(

 
Makan siang di Gili-Gili sebelum pulang ke rumah

Gak punya rencana cadangan bikin kami sempat bingung juga. Kepikiran untuk cari makan di dekat rumah aja kalau gak ada ide. Pas lagi mikir, mobil kami melintas salah satu resto yang bernama Gili-Gili. Spontan langsung putar balik, memutuskan makan di sana.

Alhamdulillah, semua makanan dan minuman yang kami pesan di Gili-Gili rasanya enak semua. Gak jadi manyun, deh hehehe. Tanggal 8 Februari itu kan gak hanya Imlek tapi juga hari ulang tahun pernikahan saya dan suami yang ke-13. Seneng aja jadinya kalau selama 3 hari itu sebagian besar cerita jalan-jalannya menyenangkan.

Saya masih pengen ke Bogor lagi. Masih banyak tempat terutama kuliner yang belum saya cicipi. Rumah Sumsum, Sate Kambing Pak Rebing, menyusuri Suryakencana adalah sederetan rencana yang belum kesampaian.

Mudah-mudahan bisa terlaksana lagi. Nginepnya di Padjajaran Suites Hotel & Conference lagi aja, deh. Selain tentang lantai becek antara kolam renang dan lift, kekurangan lain dari hotel ini adalah area parkir yang terbatas. Untungnya, lokasi hotelnya strategis banget. Selama di Bogor kami gak naik mobil sama sekali, lho. Turun-naik angkot aja di sana plus jalan kaki. Cuaca Bogor juga lagi bersahabat banget. Sempat hujan tapi sebentar, kecuali pas kami check out. Hujan deras dan lama.

Tapi, namanya juga kota hujan. Kalau gak kehujanan di Bogor rasanya belum afdol hihihi. Tip saya adalah siapkan jas hujan dan sepatu atau sandal yang nyaman apabila ingin berjalan-jalan di Bogor.

Selain itu, semua staffnya ramah. Pilihan breakfastnya banyak banget. *Saya masih kangen sama soto kedirinya hehehe* *Teteuuuppp ...* Kamarnya juga nyaman dan bersih.

Mumpung bulan Mei ada long weekend, tuh. Sahabat Jalan-Jalan KeNai udah ada rencana kemana? Kalau ke Bogor, menginap aj di Padjajaran Suites Hotel & Conference. Booking dari sekarang. Long weekend biasanya penginapan suka penuh :)

Padjajaran Suites Hotel & Conference

Padjajaran Suites Hotel & Conference

Jalan Raya Padjadjaran No.17
Jawa Barat

Telp: 0251 - 8359000 

http://padjadjaranhotels.com/

Fanpage: Padjajaran Suites Resort and Convention Hotel
Twitter: @pshbogor



Follow Me
Share:

Yang Baju Orange Jangan Sampai Lepas!

Abis Nai ngacir banget. Bikin khawatir hilang di hutan.

"Mas, lihat anak perempuan yang pakai baju bola warna orange, gak?" tanya saya kepada seorang crew Tanakita yang sedang melintas sambil membawa ban untuk tubing.

"Gak lihat, Bu."

Duh! Napas yang belum hilang ngos-ngosannya, sekarang ditambah dengan hati yang mulai deg-degan.

Masa' gak lihat, sih? Trus, Nai kemana?

"Mas, lihat anak perempuan pakai baju orange lewat, gak? Anak kecil, Mas." Saya kembali bertanya ke crew Tanakita lain yang sedang melintas. Saya sangat gak yakin kalau mereka melihat. Karena yang kami lewati adalah jalan setapak. Kalau crew pertama yang baru saja lewat beberapa menit lalu gak melihat, rasanya kecil banget kemungkinan crew yang berikutnya akan berpapasan dengan Nai.

"Gak ada anak kecil yang lewat, Bu."

Walaupun saya sudah menduga jawabannya akan seperti itu, tetap aja lutut menjadi lemas mendengarnya. Jantung saya semakin berdegup kencang.

------------------------------


"Nai! Tunguuu ...!"
"Nai! Jangan kecepetan ...!"

Berulang kali saya harus berteriak memanggil Nai yang melesat sendirian. Saat itu, kami (minus Keke yang lebih memilih river tubing) dan 1 rombongan keluarga besar yang menjadi tamu Tanakita, sedang berjalan kaki menuju Tanakita Riverside.

Sebetulnya untuk menuju sana bisa aja naik angkot. Tapi, jadi gak berpetualang kalau naik angkot. *Naik angkot mah di kota aja :p* K'Aie mengajak trekking ke Tanakita Riverside. Berarti kami berjalan kaki menyusuri jalan setapak di hutan.

Memang bukan di tengah hutan belantara. "Hanya" di pinggir hutan. Walau begitu tetap aja jalannya masih alami. Harus hati-hati, terlebih bila hujan turun. Apalagi di sepanjang 2/3 perjalanan ada jurang di pinggirnya.

Mungkin merasa sudah hapal jalan karena sudah berkali-kali kami trekking ke Riverside, Nai pun langsung melesat sendiri. Sesekali dia meloncat seperti kancil. Saya berkali-kali harus berteriak memintanya untuk berhenti. Padahal sulit untuk berteriak di saat bernapas aja sudah ngos-ngosan karena harus berlari mengejarnya. Ya, saya harus berteriak memintanya berhenti karena kalau tidak gak akan kekejar. Nai larinya cepat :D

Nai memang sudah hapal jalan, tapi saya merasa kami semua harus tetap jalan bersama. Tentu alasan utamanya untuk saling menjaga keselamatan. Trekking di hutan dengan kondisi jalan setapak yang apa adanya. Jalurnya gak selalu datar, kadang menurun dan menanjak. Ada juga jalan yang licin. Kebanyakan melewati jalan setapak yang di pinggirnya jurang.

Bagaimana kalau dia terpeleset atau terguling karena jalanan licin? Bagaimana bisa tau kalau dia terpeleset bila jalan sendirian? Siapa yang bisa langsung menolong kalau dia terjatuh saat jalan sendirian? *Duh, pikiran saya mulai aneh-aneh karena khawatir, nih*

Lama kelamaan teriakan saya semakin berkurang. Kalah dengan napas yang semakin terengah-engah dan rasa lelah karena mengejarnya. Ya, seharusnya trekking di jalani dengan berjalan santai, khususnya buat saya :D

----------------------


Dan, saya pun duduk di sebuah persimpangan ... 

Di tengah perjalanan trekking, kami akan menemui sebuah persimpangan. Satu-satunya persimpangan yang ada Ke kanan untuk menuju Tanakita riverside, ke kiri untuk menuju start river tubing.

Saat itu saya hanya menunggu bersama seorang anak laki-laki kelas 2 SD. Anak dari salah seorang tamu yang ikutan trekking bersama kami. Dia ikut berlari ketika saya mengejar Nai. Rombongan lain tertinggal jauh. Berkali-kali, saya menengok ke belakang, belum juga nampak rombongan trekking datang. Saya semakin gelisah karena beberapa kali bertanya ke crew Tanakita yang lewat dan mendapatkan jawaban tidak melihat anak kecil berkostum jersey warna orange.

Jangan-jangan Nai kebawa sama Keke?

Saat sedang menyusuri jalan setapak, tau-tau Keke datang sambil berlari. Tujuan dia adalah river tubing. Sama seperti Nai, Keke pun melesat meninggalkan rombongan tamu yang juga akan river tubing. Merasa klop, Keke dan Nai pun semakin melesat ketika mereka bertemu. Meninggalkan saya dan rombongan lain jauh di belakang. Hingga akhirnya mereka hilang dari pandangan.

Saya berharap Nai memang kebawa Keke. Setidaknya itu dugaan yang lebih menenangkan daripada menduga yang lain, seperti jatuh. Hiii ... Tapi, kalau Nai sampai kebawa sama Keke, trus gimana dia baliknya? Gak mungkin juga Nai ikut Keke menyusuri sungai. Nai gak pakai perlengkapan untuk river tubing. Lagipula badannya masih kekecilan untuk ikut aktivitas tubing.

Akhirnya rombongan besar yang ditunggu muncul juga ...


Saya pun langsung nyerocos menceritakan kejadiannya. Seorang crew Tanakita yang ikut menemani trekking dengan sigap mengatakan akan mencari ke tempat start tubing. Saya pun mulai sedikit lega. Setidaknya mulai ada yang bantuin cari.

Trus, apakah kemudian saya mulai bisa trekking dengan santai. Ternyata enggak ...!

Kali ini giliran anak kecil yang mengikuti saya dari awal trekking yang mengajak berlari. Kembali saya harus berteriak dan berlari. Ini anak kecil pada makan apa, sih? Energinya turbo semua. Untungnya anak ini masih mau nungguin saya. Menurut kalau saya minta berhenti. Ya, mungkin karena dia baru pertama kali juga trekking di sana hahaha :D *nasiiib ... nasiiiib ...* *pegangin lutut yang kembali nyut-nyutan*

Kenapa gak dari awal bukan K'Aie yang mengikuti Nai? Pasti secara tenaga K'Aie lebih bisa mengikuti ritme langkah kaki Nai. Itu karena kami berjalan dalam rombongan besar dengan rentang usia batita hingga lansia. K'Aie tidak hanya hapal jalan tapi juga tau bagaimana trekking yang aman. Tentu aja K'Aie lebih baik tetap bersama rombongan. Akhirnya yang 'ketiban' usaha mengejar Nai adalah saya hahaha!

Ketika saya sedang beristirahat sejenak di pinggir sungai karena napas yang terengah-engah, tau-tau ada yang nyolek dari belakang. Yaelah ...! Bocah perempuan berkostum jersey orange tau-tau udah di belakang bundanya lagi. Nai pun nyengir seperti tidak merasa sudah mekakukan sesuatu yang sudah bikin bundanya khawatir.

Ternyata benar dugaan saya. Nai kebawa Keke ke arah tempat river tubing. Mereka berdua asik berlari sambil ngobrol sepanjang jalan hingga gak sadar ada persimpangan. Nai baru sadar kalau salah jalan setelah crew Tanakita yang mencari menemukannya. Dan dengan cepat dia kembali, menyalip rombongan besar, kemudian bertemu dengan saya yang lagi beristirahat sejenak. *Lagi-lagi rombongan erada jauh ketinggalan di belakang*

Nai kembali berlari. Kali ini bersama dengan anak laki-laki yang dari tadi menemani saya. Saya pun kembali berlari. Untung aja Tanakita Riverside sudah semakin dekat. Jalur trekking sudah cenderung aman. Udah gak berjalan di pinggir jurang, jalannya juga banyak yang rata walopun masih ada tanjakan dan turunan. Paling tinggal melewati 1 turunan terakhir yang agak tinggi dan licin, sehingga harus lebih berhati-hati.


Nilai positif yang bisa saya ambil dari kejadian waktu itu adalah kalau segala sesuatu memang butuh proses. Seringkali gak instant. Masih inget banget, bertahun-tahun lalu ketika mulai mengajak anak-anak trekking. Mereka gak pernah kelihatan jijik'an, sih kalau cuma sekadar kaki dan tangan kotor karena lumpur. Tapi, belum kuat jalan jauh.

Biasanya kami bujukin untuk tetap berjalan. Beristirahat dulu bila perlu. Tapi kalau masih rewel juga, K'Aie yang kebagian tugas menggendong anak-anak secara bergantian. Sekarang mereka udah gak minta gendong lagi. Tapi kali ini giliran yang sesekali kami mengejar mereka hehehe ...

PR saya berikutnya adalah melatih stamina agak gak terlalu kalah sama anak-anak hahaha. Etapi yang terpenting adalah harus semakin mengingatkan Keke dan Nai tentang kebersamaan. Apalagi kalau lagi di alam bebas seperti itu. Yang penting adalah bukan tentang siapa yang duluan sampai karena sedang tidak berlomba. Tapi tentang kebersamaan. Jalannya bareng, sampenya juga bareng.
Share:

Senin di Floating Market Lembang

Floating Market Lembang 
Senin di Floating Market Lembang. Demi apa? Demi menghindari macet :D

Selalu ada aja yang kekinian di Lembang. Yang lagi ramai adalah Lembang Farm House. Tapi, kami belum tertarik datang ke sana. Kadang kalau melihat sesuatu yang lagi kekinian suka tergoda juga untuk datang. Tapi, kalau ingat bakalan ramai banget, macet banget, semangat kami suka langsung menciut hahaha.

Jangankan ke Lembang Farm House, ke Floating Market aja baru kami datangi beberapa bulan lalu. Padahal itu tempat udah ngehitz sejak lama. Gak apa-apa, lah, telat yang penting gak ribet dengan keramaiannya. Etapi saat kami ke sana tetep aja ramai. Padahal kami ke sana hari Senin.

Floating Market Lembang 
Floating Market Lembang

Yup! Kami bela-belain datang hari Senin. Saat itu Keke dan Nai lagi libur *lupa libur apa*. Trus, saya minta suami untuk cuti sehari demi bisa jalan-jalan ke Lembang. Abis wiken kayaknya kami kibar-kibar bendera putih, deh, kalau harus jalan ke Lembang. Gak bakal tahan sama macetnya.

Floating Market Lembang

Jadilah Senin kami pilih. Dan, kami baru tahu kalau Senin itu ada beberapa tempat wisata yang tutup. Batal, deh, ke Dusun Bambu sama De'Ranch. Pilihan akhirnya jatuh ke Floating Market. Untungnya Floating Market, hari Senin gak tutup.

Ternyata, hari Senin jalan ke Lembang tetap maceeett! Heuu ... Setelah kena macet lumayan lama, suami akhirnya pilih jalan alternatif. Lumayan lancar, deh. Huhuuyy! Sampai Floating Market udah masuk jam makan siang.

Floating Market Lembang

Untuk masuk ke Floating Market, Sahabat Jalan-Jalan KeNai harus bayar tiket dulu. Nanti setiap pengunjung bisa dapat 1 gelas welcome drink. Tapi kami gak ambil karena (lagi-lagi) malas antre hehehe. Mending langsung cari makan aja, lah.

Di sana untuk bertransaksi menggunakan koin Floating Market. Beli makanan/minuman, main di berbagai wahana semuanya menggunakan koin. Ada berbagai pecahan nominal koin. Kami menukar dengan nominal yang tidak terlalu besar. Karena sebelum ke Floating Market, saya sempat baca dulu beberapa blogpost tentang tempat ini *thank you banget, ya :)*, katanya sisa koin tidak bisa diuangkan kembali.

Floating Market Lembang 
 
Pilih koin dengan nominal IDR10K aja. Tuker yang banyak hehe ..

Saya gak tau apa pertimbangan pihak Floating Market membuat kebijakan seperti itu. Tapi daripada mangkel sendiri, saya ikuti saran blogger lain aja, deh. Menukar dengan nominal kecil saja. Jadi kalaupun masih bersisa koinnya saat pulang, gak bakalan kesel hehehe. Lagipula loket tempat membeli koin ada di beberapa area, kok. Seandainya kehabisan koin, tinggal beli lagi.

Kami langsung makan siang dahulu. Udah lapaaarr ... Itupun lumayan rame dan agak susah mencari tempat duduk. Bahkan ada beberapa pengunjung yang gak kebagian. Padahal ini masih jam makan siang, tapi sudah mulai habis :D

 
 
Floating Market Lembang 

Perut sudah terisi, kami pun main beberapa permainan. Main perahu dan bermain dengan kelinci yang paling bikin Keke dan Nai senang. Saya juga ikut bermain bersama kelinci. Penasaran rasanya seperti apa berada diantara banyak kelinci hehehe. Kami juga membeli beberapa camilan. Dan, disana juga ada yang jual tutut. Wkwkwk ... Favorit banget saya sama menu tutut. Penjual makanan di Floating Market ini unik karena sebagian besar dijual di atas perahu. Ya, inilah yang disebut Floating Market. Pengunjung bisa membeli makanan dengan menggunakan perahu atau dari darat.

Floating Market Lembang 
Floating Market Lembang 
Floating Market Lembang
 Walaupun pakai jaket pelampung, saya tetap deg-degan melihat Keke dan Nai berduaan di tengah danau. Dan, main perahu ini ternyata bikin mereka basah baju hingga sepatunya

Kami pun bermain bersama kelinci. Setiap pengunjung yang bermain di area kelinci diberi wortel. Tapi mungkin karena banyaknya pengunjung yang datang, cuma sedikit kelinci yang mau makan. Kalau dipikir-pikir memang kasihan juga kelincinya. Masa' disuruh makan melulu, ya :D

Ada baiknya orang tua turut mendampingin anak saat bermain bersama kelinci. Karena anak seringkali taunya hanya bermain. Tapi belum paham bermain yang benar itu seperti apa. Misalnya ketika menangkap kelinci, menggendong kelinci dengan cara menarik telinga ternyata menyakitkan kelinci. Atau bisa juga anak memaksa kelinci untuk makan. Belum lagi kalau abis megang kelinci, anak langsung masukkan jari-jari ke mulutnya. Jadi memang sebaiknya didampingi. Apalagi petugas yang berada di dalam taman kelinci sangat minim. Anak-anak seperti dibebaskan begitu saja bermain bersama kelinci. Jadi rada kasihan juga sama kelincinya.

Floating Market Lembang

Main perahu juga paling disukai oleh Keke dan Nai. Dan, saya pun mulai menyadari kecorobohan. Tumben-tumbenan saat itu saya gak bawa baju ganti untuk anak-anak. Akhirnya mereka pun pulang dengan mengenakan baju basah. Masalahnya, saat ke sana kondisi Keke sedang tidak baik. Sebetulnya dia sedang demam, tapi pagi harinya sempat turun dan bisa bermain seharian di Floating Market. Pulang dari Floating Market, suhu badannya kembali naik. Kasihan banget lihatnya mana pakai baju basah. Akhirnya, saya copot aja bajunya. Serba salah juga, kalau gak dinyalain AC jadi kegerahan. Buka kaca mobil, beresiko masuk angin. Lagipula sedang hujan juga. Dinyalain AC, dia menggigil. Jadinya serba salah. Perjalanan dari Lembang menuju rumah rasanya lama sekali.

Floating Market Lembang

Kapan-kapan ke Lembang lagi, ah. Tapi nanti aja kalau bukan musim holiday. Cek kalender dulu kapan suami bisa cuti dan anak-anak bisa bolos eh izin :p

Tip:
  • Lokasi Floating Market tidak terlalu jauh dari Pasar dan Terminal Lembang. Jadi pakai angkutan umum pun masih bisa.  Papan nama jalan menuju Floating Market juga jelas
  • Berangkat pagi. Lembang macet, uy!
  • Wajib bawa baju ganti, terutama buat anak-anak
  • Tukarkan koin dengan nominal kecil saja. Karena koin yang tersisa tidak bisa diuangkan kembali
Floating Market

Jl. Grand Hotel No. 33 E
Lembang, Bandung Barat
Jawa Barat
Telepon: (022) 2787766

HTM: IDR10K
Open:
  • Senin s/d Kamis: 09.00 -19.00 wib
  • Jum'at s/d Sabtu: 09.00 - 20.00 wib
  • Minggu: 08.00 - 20.00 wib
 
    Share:

    Seminar Digital GRATIS 100%

    Paket TOUR Pilihan

    Berlaku: 05 Feb 2019 s.d. 30 Mei 2019 JELAJAH 3 PULAU SERIBU (ONE DAY) *AV-D Mulai dai IDR 100.000

    Berlaku: 21 Nov 2018 – 31 Mei 2019 BROMO ONE DAY TRIP *CT-D Mulai dari IDR 300.000

    Berlaku: 04 Mei 2019 – 05 Mei 2019 PULAU TIDUNG 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 350.000

    Berlaku: 06 Apr 2019 – 30 Mei 2019 PULAU PARI 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 360.000

    Berlaku: 27 Mar 2019 – 31 Mei 2019 PULAU HARAPAN 2D1N (OPEN TRIP) *AVD Mulai dari IDR 370.000

    Berlaku: 02 Jul 2018 – 30 Mei 2019 PULAU AYER ODT *AV.D Mulai dari IDR 399.000

    Berlaku: 01 Agu 2018 – 30 Mei 2019 PULAU PARI 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 809.000

    Berlaku: 02 Jul 2018 – 30 Mei 2019 PULAU PARI 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 809.000

    Berlaku: 13 Jun 2019 – 20 Jun 2019 8D7N CONSORSIUM CHINA VIETNAM BY SJ APR-JUN *TX Mulai dari IDR 7.980.000

    Berlaku: 29 Apr 2019 – 03 Mei 2019 5 HARI 3 MALAM KOREA NAMI ISLAND *TX Mulai dari IDR 8.900.000

    Berlaku: 05 Feb 2019 s.d. 30 Mei 2019 5 HARI 3 MALAM HAINAN ISLAND HARI SABTU STARTING JAKARTA JUN *TX Mulai dari IDR 4.650.000

    Berlaku: 05 Mei 2019 – 08 Mei 2019 4 HARI 3 MALAM BANGKOK PATTAYA *TX Mulai dari IDR 5.500.000

    Berlaku: 14 Mei 2019 – 18 Mei 2019 5D THAILAND MALAYSIA SINGAPORE *TX Mulai dari IDR 5.800.000

    Berlaku: 01 Nov 2019 – 04 Nov 2019 MOTOGP GRAND PRIX OF MALAYSIA SEPANG INTL CIRCUIT 4D3N *TX Mulai dari IDR 5.900.000

    Berlaku: 13 Jun 2019 – 20 Jun 2019 8D7N CONSORSIUM CHINA VIETNAM BY SJ APR-JUN *TX Mulai dari IDR 7.980.000

    Berlaku: 12 Mei 2019 – 16 Mei 2019 5 HARI 3 MALAM KOREA NAMI ISLAND Mulai dari IDR 9.000.000

    Jadi Agen Sekarang Gratis!

    Diberdayakan oleh Blogger.

    Label

    Recent Posts

    Unordered List

    Pages

    Theme Support