start Jalan Jalan Ah: kuliner

Tips Jalan Jalan Kamu ada Disini

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Tampilkan postingan dengan label kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kuliner. Tampilkan semua postingan

Make A Wish with THE HARVEST

Make A Wish with THE HARVEST 
Program Make A Wish with THE HARVEST hadiahnya keren-keren banget!
Keterangan gambar: (Sebelah kiri) Cookies lebaran yang sudah habis. Kalengnya bagus jadi gak dibuang. Lagipula kalengnya bisa buat cookies yang di sebelah kanan 😃

Beberapa tahun lalu, saya lupa tepatnya mungkin sekitar 2 tahunan, saat kami di Bandung ada salah seorang sepupu yang sedang ulang tahun. Saat itu saya senang sekali ketika mengetahui THE HARVEST sudah ada di Bandung. Yeeess! Jadi gak perlu bingung kalau mau cari kue saat lagi di Bandung. Bukan berarti di Bandung gak ada toko kue, ya. Tapi beberapa kali mendadak ingin cari cake saat sedang di Bandung, susah dapat kue yang ready stock yang sesuai dengan keinginan kami.

Make A Wish with THE HARVEST

Make A Wish with THE HARVEST 
Chocolate Curd

Tidak hanya saat itu saja. Kalau ada hari spesial, biasanya saat ulang tahun, THE HARVEST hadir di keluarga kami. Cheese cake THE HARVEST yang selalu dibeli. Saya pengennya chocolate cake tapi favorit keluarga saya itu cheese cake, ya udahlah saya mengalah hehehe. Dan, ternyata di THE HARVEST yang best seller adalah chocolate cake, lho.
Jakarta, 15 November 2016. Sebagai pemimpin pasar yang dinamis, THE HARVEST Patissier & Chocolatier selalu percaya akan memiliki pemikiran yang besar, tidak terkecuali dalam kampanye komunikasi kami yang terbaru bagi para pecinta kue. Mulai pertengahan November 2016, THE HARVEST selaku pemimpin bisnis kue dan pastry premium di Indonesia dengan bangga meluncurkan program "Make A Wish" di seluruh 27 outlet di Indonesia.
Make A Wish with THE HARVEST 
Milk Chocolate

Ibu Lia Purnomo, F&B Director THE HARVEST, mengatakan bahwa di bulan November ini ada promosi untuk 6 chocolate cake. Salah satu dari 6 chocolate cake yang tersedia, yaitu Chocolate Devil merupakan chocolate cake tertua di THE HARVEST. Artinya, sejak pertama kali THE HARVEST dibuka (tahun 20014) chocolate cake tersebut menjadi andalan.
"Berdasarkan survey yang dilakukan THE HARVEST, chocolate cake masih menjadi nomor 1. Kemudian nomor 2 adalah vanilla dan ketiga cheese. Chocolate cake menjadi kekuatan THE HARVEST. 21 dari 24 cake yang dimiliki adalah chocolate cake," ujar ibu Lia Purnomo.
Make A Wish with THE HARVEST 
Chocolate Tiramisu

Dari keenam chocolate cake yang dikenalkan, peanut butter adalah produk terbaru dari THE HARVEST. Baru 3 bulan dilaunching tetapi sudah termasuk yang menjadi best seller. Bahan baku kue umumnya mengandung produk susu atau turunannya. Seluruh produk susu dan turunannya yang menjadi bahan baku kue di THE HARVEST adalah Anchor dari Fonterra.

Fonterra merupakan supplier utama dari THE HARVEST. Sebagai penyedia produk susu dan turunan yang berkualitas tinggi, Fonterra selalu memastikan hanya bahan natural seperti Anchor Food Professional untuk memanjakan para pecinta kue baik dalam segi rasa, tekstur, dan bentuk. Whipping cream Anchor yang digunakan oleh THE HARVEST adalah non dairy cream. Sehingga para perempuan gak perlu khawatir dengan berat badan bila makan chocolate cake THE HARVEST.

[Silakan baca: Story on A Plate - Ada Cerita di Balik Sepiring Hidangan Cantik]

Make A Wish with THE HARVEST

Sebagai bentuk terima kasih atas dukungan penuh pelanggan, THE HARVEST membuat program Make A Wish. Program yang mulai sejak tanggal 15 November hingga 28 Februari 2017 ini akan memberikan banyak hadiah yang menakjubkan.

Setelah periode Make A Wish berakhir, melalui konferensi pers pada tanggal 15 Maret 2017 akan diumumkan 1 pemenang utama dan 20 pemenang beruntung. 20 pemenang beruntung akan mendapatkan hadiah berupa Samsung S7 Edge atau parcel mewah dari THE HARVEST. Sedang 1 pemenang utama akan mendapatkan salah satu dari 3 hadiah utama yang bisa dipilih, yaitu BMW 320i, berlian terbaik, atau 1 kg emas murni batangan.

Make A Wish with THE HARVEST 

Make A Wish with THE HARVEST
Beraneka hampers untuk kerabat dan teman

Untuk mengikuti program Make A Wish ini mudah. Sahabat Jalan-Jalan KeNai bisa melakukan pembelian di semua outlet THE HARVEST atau THE HARVEST Deli. Pembelian minimal Rp250.000,00 akan mendapatkan Mega Draw Coupon yang akan diundi di akhir periode. Di THE HARVEST juga tersedia cupcake, truffles, pastry, hingga roti tawar.

Make A Wish with THE HARVEST

THE HARVEST

www.harvestcakes.com
Share:

Antara Travelling, Kopi, dan Kita, Ada Kopi Celup Coffesso

Antara Travelling, Kopi, dan Kita, Ada Kopi Celup Coffesso 

Ketika camping di manapun, termasuk ketika naik gunung, suami saya selalu membawa biji kopi dan perlengkapannya yaitu coffee grinder yang berukuran kecil dan moka express. Ribet?

Buat saya sih, iya. Kenapa gak bawa kopi sachet aja, sih? Gak menuh-menuhin tas. Lebih praktis. Tapi, buat suami yang penggemar kopi, kenikmatan dari rasa kopi lah yang dicari. Makanya tetap membawa barang-barang tersebut.

Ketika sedang menginap di hotel, suami selalu ke coffee shop atau lounge di hotel untuk menikmati secangkir kopi. Mahal?

Buat saya sih, iya. Harga 1 sachet kopi tentu aja lebih murah dibanding secangkir kopi di lounge. Apalagi kalau nginep di hotel kan selalu dikasih teh celup dan kopi sachet. Ngapain juga harus ke coffee shop lagi kalau bisa gratisan? Mahal *prinsip ibu-ibu banget hahaha.* Tapi (lagi-lagi) ada rasa nikmat yang tentu saja berbeda.

 
Demi kenikmatan, suami saya rela bawa biji kopi, moka express, dan coffee grinder kemanapun 😂

Dan, urusan kenikmatan kopi, saya gak mau debat dengan suami. Dia yang lebih ngerti. Saya kadang-kadang aja ngopinya. Itupun masih mau sama kopi instan mau walaupun gak nolak banget kalau diajak nongkrong cantik di coffee shop hehehe.

Bagaimana kalau di rumah? Ya, kalau lagi jalan-jalan aja suami dengan sukarela agak ribet dan mengeluarkan uang lebih demi secangkir kopi, maka di rumah pun sama. Lebih suka giling kopi sendiri dan menyeduhnya. Kadang beli kopi yang udah digiling, tapi tetap bukan kopi instan. Kecuali kalau persediaan di rumah lagi habis tapi pengen ngopi. Baru, deh cari kopi instan di minimarket dekat rumah.

Antara Travelling, Kopi, dan Kita, Ada Kopi Celup Coffesso 
Kalau bikin black coffee Coffesso, gak perlu khawatir bubuknya bakal naik lagi, ya. Karena aman di dalam kantong 😂

Kalau pakai kopi bubuk, biasanya butuh waktu agar kopinya mengendap baru bisa diminum. Sebetulnya sama aja kayak kopi instan, sih. Walaupun kopinya larut tapi gak mungkin masih panas banget langsung disruput, kan? Pasti tetap butuh waktu. Beberapa kali kejadian ketika bubuk kopi sudah mulai mengendap, diaduk lagi sama Nai hahahaha.

Saya juga jarang bikinin kopi buat suami. Dia mah punya takaran dan aturan sendiri. Sementara saya pecinta kepraktisan *alasan banget buat gak bikinin kopi 😜* Tapi saya pun lebih senang dengan pilihan suami. Karena ampasnya bisa saya pakai untuk scrub atau luluran hehehe. Okeeehh, diskip aja bahasan tentang lulur atau scrub kopi. Lain lagi itu bahasannya.

Antara Travelling, Kopi, dan Kita, Ada Kopi Celup Coffesso 
Ini bubuk kopi Coffesso yang saya buka dari kantungnya setelah dipakai. Butirannya masih kasar. Tetep bisa lah saya pake buat scrub.Dan menuktikan kalau kopinya memang dari biji kopi asli tanpa campuran apapun.
Yang satu suka kenikmatan, yang satu suka kepraktisan. Bagaimana menyatukannya? Antara travelling, kopi, dan kita, ada kopi celup Coffesso yang jadi jawabannya.
Kopi celup? Nah, sekarang udah bukan teh aja yang dicelup. Kopi juga dicelup. Masih terdengar asing, ya? Karena kopi celup ini sesuatu yang baru. Dan baru Coffesso Indonesia yang punya produk kopi celup. Saya pun baru tau produk ini ketika datang ke SIAL Interfood 2016. Sebuah pameran berbagai produk yang berhubungan dengan makanan dan minuman yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Dalam satu kantong kopi terdiri dari campuran Arabika, Robusta, dan Liberica. Jadi, rasanya komplit. Karena setiap varian kopi kan punya kelebihan. Tapi, ada kalanya pengen menyatu di dalam satu cangkir. Kalau harus menakar sendiri mah ribet. Kalau ada kopi house blend begini kan asik jadinya.

Antara Travelling, Kopi, dan Kita, Ada Kopi Celup Coffesso

Ketiga varian di dalam satu kantung kopi Coffesso ini adalah tanaman kopi yang paling banyak terdapat di Asia. Ada perpaduan rasa kopi asia dalam sekantong Coffesso. Proses pembuatannya juga masih tradisional ala Asian Roast. Biji kopi disangrai di wajan yang besar dan wangi kopinya pun original. Diberi butter untuk meningkatkan rasa. Ketika saya mencium aroma coffee bag Coffesso, sekilas mengingatkan dengan kopi robusta Vietnam pemberian papah saya beberapa waktu lalu. Wangi karamel yang aromanya terasa manis tapi ada smoky-nya. Suka ... suka ... suka ... Saya memang bukan coffee addict seperti suami, tapi saya sungguh menikmati aroma kopi yang enak.

Besoknya harinya, saya langsung tunjukkan kopi Coffesso ke suami.

Suami: "Dalam satu kemasan, isinya 1 coffee bag?"
Saya  : "Iya, dikemas di kantong alumunium. Kenapa memangnya?"
Suami: "Bagus, dong. Jadi wangi kopinya tetap terjaga. Ayah bawa ke kantor, ya."
Saya  : "Iya, tapi jangan semua. Sisain buat difoto."

*Teteuuuuppp ... Blogger mah gitu hahaha*

Weekend lalu ...

Saya   : "Yaaa ... Ayah minum Coffesso-nya, ya?"
Suami : "Iya, kenapa gitu?"
Saya   : "Masih ada, gak?"
Suami : "Masih, kok."
Saya   : "Enak, gak?"

Antara Travelling, Kopi, dan Kita, Ada Kopi Celup Coffesso 
Kalau ini Coffesso yang pod. Untuk coffee machine. 

*Sebetulnya di pameran Interfood 2016, saya sudah mencoba kopinya. Bahkan saat saya ke kantor PT. David Roy Indonesia beberapa bulan lalu juga sempat mencicipi segelas Coffesso. Tapi, yang dari mesin kopi. Dan, waktu itu saya ke sana untuk acara Teh Dilmah😀. Kali ini, saya pengen tau penilaian suami saya yang memang penggemar kopi.

[Silakan baca: Funtastea Cooking with Peter Kuruvita dan Dilmah Indonesia]

Suami : "Enak ... enak ... kopinya. Bunda mau bikin kopi juga? Kok, pakai susu kental manis, sih? Emang enak?"
Saya   : "Nyobain aja, Yah. Bikin kopi kekinian. Ala Vietnam drip hehehe."

Antara Travelling, Kopi, dan Kita, Ada Kopi Celup Coffesso

Suami saya penggemar kopi hitam. Kalaupun dicampur dengan bahan lain lebih memilih creamer, kayu manis, dan sedikit brown sugar untuk rasa manisnya. Saya pun gak begitu suka Vietnam drip. Memang gak terlalu suka rasa yang manis, sih.

Menyeduh kopi celup Coffesso ini gampang banget. Kalau Sahabat Jalan-Jalan KeNai pernah bikin teh celup, pasti bisa bikin kopi celup. Siapkan secangkir air panas atau mendidih (170 ml) kemudian masukkan kopi celup. Dan angkat-celup beberapa kali seperti membuat teh celup. Mudah banget, kan? Ukuran coffee bag Coffesso lebih besar daripada teh celup. Kantong kopinya terbuat dari serat nanas. Aman lah kalau dari serat nanas.

Karena saya mau bikin kopi ala vietnam drip, maka yang pertama kali saya masukkan adalah 1 sachet susu kental manis. Setelah itu air mendidih, kemudian kopi celup. Perbedaannya adalah kalau pakai kopi celup jelas irit waktu karena gak harus menunggu setetes demi setetes kopinya turun dari filter.

Antara Travelling, Kopi, dan Kita, Ada Kopi Celup Coffesso 
Kalau pake kopi Coffesso, alat filter Vietnam dripnya disimpan aja dulu hehehe

Saya    : "Mau cobain, gak? Enak juga dikasih susu kental manis. Rasa kopinya masih berasa kuat tapi rasa manisnya ada. Biasanya kalau dikasih susu kental manis kan suka 'kalah' rasa kopinya"

Suami pun ikut menyeruput sedikit. Dan, menurutnya itu karena kopinya memang beneran bagus makanya gak rasanya gak 'kalah'. Tapi, kami tetep lebih suka pakai brown sugar bila ingin ada rasa manis. Ah, apapun campurannya yang penting kopinya tetap yang berkualitas. Setuju?

Antara Travelling, Kopi, dan Kita, Ada Kopi Celup Coffesso 
Sahabat Jalan-Jalan KeNai sudah pernah nyobain kopi dikasih creamer dan marshmallow, belum? Cobain, deh :)

Beberapa coffee bag Coffesso yang tersisa dibawa lagi ma suami ke kantor. Saya cuma kebagian 1 coffee bag aja hihihi. Saya yang suka kepraktisan, suami yang suka kenikmatan jadi bisa klop karena kopi celup Coffesso.
Cari di mana ya kalau pengen stok Coffesso? Sahabat Jalan-Jalan KeNai bisa membelinya di Drishop. PT. David Roy Indonesia itu supplier online drishop.co.id. Gak cuma Coffesso aja yang dijual. Teh Dilmah serta beberapa produk lain pun ada. Semuanya sudah pasti berkualitas.

Di webnya sih tertulis Hotel, Restaurant, and Supplier. Tapi, mudah-mudah ada juga kemasan untuk personal, ya. Yang sekotak isi 20-30 gitu. Lumayan buat stok bulanan di rumah.
Apalagi Desember udah masuk musim liburan, nih. Belum ada rencana apapun. Tapi, karena kopi adalah salah barang yang wajib dibawa ma suami pastinya bakal asik kalau ada kopi Coffesso. Praktis, murah, dan nikmat :D

Ada pertanyaan, untuk 1 kantong Coffesso bisa untuk berapa gelas? Kalau kata saya sih, mau lebih dari 1 gelas juga bisa. Sama aja kayak bikin teh celup. Kadang 1 kantong bisa buat banyak gelas, kan?Hayo ngaku, siapa yang suka kayak gitu? Hihihi

Pertanyaan sekarang, mau nikmat atau mau irit? Kalau mau nikmat, berarti 1 coffee bag untuk 1 gelas hehehe. Lagipula harganya cuma Rp3.000,00 per coffee bag, kok. Masih jauh lebih murah lah dibanding ke coffee shop tapi rasanya sama nikmat. Masa' mau diirit lagi 😄

Oiya, selamat untuk PT. David Roy Indonesia yang sudah mendapatkan penghargaan Best Stand Design di SIAL Interfood 2016! 😊

Antara Travelling, Kopi, dan Kita, Ada Kopi Celup Coffesso
Share:

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art

Pagi itu (Rabu, 9 November 2016), saya mendapat WhatsApp dari mr. James de Rave mengundang media dan blogger untuk bersantap siang di Negev Gastronomy & Art. Pertama kali mengenal James adalah di salah satu kompetisi high tea untuk cafe dan resto. Setelah sekitar setahunan tidak bertemu, akhirnya ketemuan lagi. Reuniiii hehehe.

[Silakan baca: Dilmah Real High Tea Challenge Cafe & Resto]

Sesampainya di Negev Gastronomy & Art, tidak berapa lama kemudian James menyapa kami. Seperti biasa, tidak pernah terasa formal bila ngobrol dengan James. Selalu ramai dan seru, ngobrol ngalor-ngidul. Terkaget-kaget ketika mendengar ceritanya tentang Oasis Heritage Restaurant yang sudah tutup. Ngomongin pilpres, kartu nama, dan segala topik obrolan lainnya. Ramai lah pokoknya.

[Silakan baca: Menjadi Indonesia di Oasis Restaurant]

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art 
Soup in a Bottle, IDR70K
Healthy cream of vegetable soup. Served with cheese cigar, garlic butter crouton, avocado aioli dressing, and french mustard aioli dressing

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art

Saatnya makan siang. Sebuah meja panjang tertata dengan sangat cantik untuk kami para blogger dan media. Tidak berapa lama kemudian menu appetizer pun datang. Soup in a Bottle, sesuai dengan namanya cream soup ini disajikan di dalam botol. Ada 4 pilihan untuk Soup in a bottle, yaitu Creamy Broccoli, Creamy Asparagus, Creamy Sweet Corn, dan Creamy Italian Tomato.

Saya mendapatkan Creamy Asparagus. Warnanya yang putih jadi mirip susu di dalam botol. Awalnya, saya sempat ragu menyantapnya karena pernah cobain asparagus tapi gak suka. Pelan-pelan saya coba merasakan supnya. Hmmm ... ternyata enak juga sup asparagusnya. Creamnya juga berasa tapi gak berat.

Usai menyantap makanan pembuka, hadir mr. Kamila Liyanage dari The Harvest untuk santap siang bersama. Suasana pun semakin akrab. Kami semua banyak membahas tentang makanan. Masakan Indonesia hingga Srilanka. Kamila sempat berkata kalau perempuan hanya diam pada saat makan. Ya, karena pada saat itu kami semua memang hanya terdiam pada saat bersantap. Setelah itu rame lagi hahaha.

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art 
Kiri: Chili Seafood Rice, IDR120K
Fragrant coconut rice top with spicy medley of mussel, prawn, squid, dory, salmon, and baby tomato. Mouthwatering tomato sambal in the side 

Kanan: Chipotle Roast Chicken with Mexican Rice, IDR135K
Baby chicken gently glazed with aromatic herbs and spices. Then slowly roasted served with traditional Mexican rice, pickles, fried chili, and prawn crackers

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art

Untuk main course, masing-masing mendapatkan 2 menu yang disajikan dalam 1 piring. Kalau sahabat Jalan-Jalan KeNai mencicipi main course ini tentu saja tidak dihidangkan 2 menu dalam 1 piring. Main course yang disajikan yaitu Chipotle Roast Chicken with Mexican Rice dan Chili Seafood Rice.

Untuk Chili Seafood Rice, nasinya seperti nasi uduk hanya saja lauk pauknya seafood. Dikasih sambal juga yang rasanya pedas. Tapi, kalau saya lebih suka Chipotle Roast Chicken with Mexican Rice. Rasa nasinya lebih enak begitu juga dengan ayamnya. Bumbunya lebih terasa komplit aja di lidah. Manis, pedas, dan gurih, semuanya bisa menyatu dengan baik.

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art 
Kiri: Art of Patron Tequila Cake, IDR70K
Moist white lava cake enhanched with patron XO Cafe Incendio. An incredible blend of silver tequila with criollo chocolate and mexican arbol chile. Served hot & fresh from the oven. Decorated with mini meringue

Kanan: Art of Expression, IDR60K
Indulge yourself in a creative combination of vanilla ice cream, chocolate flexi, marshmallow, mini macaron,chocolate fudge ball, fresh fruit, Oreo crumble, red velvet crumble, almond crumble, caramel snap, pine nuts, and almonds

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art 
Bagian dalam Art of Patron Tequila Cake

Untuk dessert, Negev memiliki 3 signature dessert yaitu Art of Patron Tequila Cake, Art of Expression, dan Pisang Goreng. Art of Patron Tequila Cake, kuenya terlihat moist. Saya hanya menghabiskan meringue saja. Sedangkan, untuk Art of Expression, saya habiskan semua. Enak lho ini. Tapi memang sebaiknya dimakan berbarengan. Tadinya kan saya coba mencicipi chocolate fudge ball lebih dulu dan rasanya lumayan pekat coklatnya. Makanya harus dibarengin dengan item lainnya. Jadinya terasa lezat.

Seluruh menu yang kami santap hari itu adalah Signature Dish dari Negev Gastronomy & Art. Setiap saat selalu ada signature dish. Asik ya, jadi gak akan bosan karena ada menu baru terus. Dan, semua signature dish yang disajikan hari itu di desain oleh Chef Dody Jie. Selain signature dish, Negev juga menyediakan signature cocktails

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art 
Lukisan yang dipajang itu juga bisa Sahabat Jalan-Jalan KeNai beli :) 

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art

Untuk tempatnya terasa cozy. Jangan terburu-buru deh ya kalau makan di sini. Karena di sini tempatnya nyaman untuk ngobrol dengan pasangan, teman, bahkan rekan bisnis. Mata Sahabat Jalan-Jalan KeNai juga akan dimanjakan dengan banyak benda seni di sekitarnya. Ada juga deretan buku yang bisa Sahabat Jalan-Jalan KeNai. Iya, bukunya gak hanya untuk dipajang. James menyarankan untuk datang ke Negev pada malam hari karena lightingnya bakal kece.  Bikin penasaran aja, nih. Malam hari juga ada live music. Sahabat Jalan-Jalan KeNai penggemar music jazz? Ngefans dengan Kgomotso? Wajib datang ke Negev, lah. Kalau ingin merayakan hari spesial bersama pasangan juga pas di Negev. Coba deh ngobrol juga ma mr. James tentang persiapan hari spesial. Bakalan cakep dan spesial, deh.

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art

Santap siang di hari itu ditutup dengan secangkir teh hangat. Saya pun pamit lebih dahulu karena harus menjemput Nai di sekolah. Terima kasih banyak untuk undangan makan siangnya, James. Semoga suatu saat saya bisa kembali ke Negev lagi *bujukin suami supaya mau makan malam romantis di sana 😀

Menikmati Signature Dish Negev : Gastronomy & Art 
Makan siang dengan suasana yang sangat akrab. Kami yang hadir siang itu yaitu James Edward de Rave - Corporate Brand & Business Development Manager Negev Gastronomy & Art, Kamila Liyanage - Chief Marketing Officer The Harvest, Blogger (saya, Yulia, dan Dita), serta media *Maaf untuk yang media saya lupa siapa aja namanya, cuma inget ada Silvita dari Kompas.com. Media lain yang hadir saat itu yang saya tau adalah dari Femina*
 Photo milik James de Rave

Negev : Gastronomy & Art

Wisma Mulia City Plaza Building
Jalan Gatot Subroto No. 42
Jakarta Selatan

www.negevgastro.com

(021) 52971333

Open hours: 11.00 am - 11.00 pm

Share:

Drama di Kedai Kita, Bogor

Drama di Kedai Kita, Bogor 
Drama di Kedai Kita, Bogor. Bakal balik lagi gak, yaaaa?

Rencananya untuk makan malam di hari kedua liburan kami di Bogor akan ke Kedai Kita. Saya tau tempat ini dari beberapa review dan banyak yang bilang makanannya enak. Terutama Pizza Bakar nya yang memang andalan Kedai Kita. Hal lain yang saya catat adalah tempatnya rame banget.Oke, berarti saya harus stok sabar hehehe.

Dari hotel, kami memilih untuk naik angkot. Kedai Kita lokasinya tepat di seberang Pia Apel. Sekitar pukul 7 malam kami sampai di sana. Suasana rame banget, memang jam makan malam. Saya pun langsung berdiri di salah satu meja yang kelihatannya udah mau selesai. Tapi, saya lihat suami dan Keke berjalan ke arah lain. Oh, ternyata kami harus ambil nomor antrean.

[Silakan baca: Keliling Bogor, Menginapnya di Padjadjaran Suites Hotel and Coference]

Bagus lah kalau begitu. Jadinya gak rebutan meja. Cuma infonya memang gak ada. Saya perhatikan beberapa pengunjung pun ada yang seperti saya. Berdiri di salah satu meja dengan harapan setelah selesai makan, mejanya bisa langsung di tempati. Tapi, saya juga mikir mungkin gak ya ada kejadian begitu? Abis kayaknya gak ada pengawasan. :)

 
Antreanya panjang. Tapi, sabar menunggu, kok

Saya lupa dapat nomor antrean berapa yang pasti udah urutan puluhan. Alamat bakal lama, nih hehehe. Sambil menunggu, saya pun melihat keadaan. Restonya lumayan luas. Ada yang di lantai atas, bawah, dan teras. Suasanya agak remang dan terkesan sedikit kusam. Rasanya susah dapat foto bagus dengan pencahayaan seperti itu.

Gak ada ruang tunggu khusus di tempat antrean. Hanya di parkiran sehingga saya berharap jangan sampai hujan turun. Gak tau harus berteduh di mana kalau hujan sampai turun. Di dalam resto juga kayaknya bakal sumpek. Gak hujan aja berasa sedikit sumpek kalau sampai dapat tempat di dalam karena gak ada AC.

Antreannya tertib dan petugasnya juga tegas. Beberapa kali ada pengunjung yang minta didulukan antreannya dengan berbagai alasan. Biasanya sih anak yang dijadikan alasan. Tapi, dengan tegas permintaan itu tidak dituruti. Sip! Memang harus begitu.

Setelah menunggu sekitar 45 menitan, nomor kami pun dipanggil. Dan kami diantar ke meja yang posisinya dekat dapur. Lega ... akhirnya dapat giliran juga. Kami pun memilih dengan cepat. Bahkan sebelum dapat meja pun kami sudah tau apa yang akan dipesan. Di tempat antrean kan ada daftar menu. Jadi, sambil menunggu kami baca dulu menunya. Maksudnya, biar gak usah buang waktu lagi untuk pesan menu. Kasihan dengan pengunjung lainnya.

Etapi, justru dramanya di mulai di sini. Gak ada satupun pelayan yang menghampiri. Saya sampai berkali-kali mengangkat tangan paling hanya mendapat lambaian balasan yang berarti diminta menunggu. Sebagian besar pelayan malah cuma lewat aja. Kayaknya gak mungkin gak melihat lambaian tangan saya. Posisi meja kami di dekat dapur. Pastinya banyak pelayan yang mondar-mandir ke sana. Kalau sekitar 20 menit seperti itu, rasanya lama juga, ya? Kalau ditambah mengantre di awal yang udah sekitar 45 menit, berarti lebih dari 1 jam kami habiskan untuk menunggu saja. Saya pun berinisiatif mendekati salah seorang pelayan yang sedang berdiri di dapur.

Pelayan tersebut langsung mengikuti saya ke meja dan mencatat pesanan. Terkesan sekali seperti yang terburu-buru dan tanpa senyum. Bahkan tidak mengulangi apa yang kami pesan. Langsung pergi ke dapur lagi. Semoga gak salah nyatet pesanan, ujar saya dalam hati.

 
Nai mulai lelah dan ketiduran

Butuh sekian menitan lagi yang lumayan lama untuk minuman kami datang. Herannya, rombongan keluarga yang duduk di samping meja kami sudah lebih dulu datang pesanannya. Padahal kami sudah duluan pesan. Nai sampe ketiduran karena lelah menunggu. Setelah menunggu lumayan lama dan gak juga datang, saya pun kembali menghampiri salah seorang pelayan untuk menanyakan minuman kami. Pelayan tersebut berdalih kalau mereka lagi banyak orderan. Saya pun mengatakan kalaupun memang banyak orderan, kenapa orang lain yang belakangan datang malah datang duluan pesanannya. Ketika pelayan tersebut bersikeras dengan pendapatnya, saya pun langsung mengatakan batal order bila tidak segera datang. Dan, saya minta uangnya dikembalikan. Yup! Kalau makan di sini memang harus bayar dulu. Gak lama kemudian minuman kami pun datang. Tapi tanpa makanan. Drama masih berlanjut ceritanya. :D


Butuh waktu lama lagi untuk menunggu makanan datang. Kalau gak inget untuk minum aja lama datangnya, kayaknya minuman udah habis duluan kali. Cuma males aja nunggu lama untuk minuman baru datang kalau harus order lagi. Makanan yang ditunggu pun datang, kecuali pesanan Keke.

Suami: "Ngapain makanan dicium-cium, Bun?"
Saya: "Katanya kan pizzanya dibakar ditungku pakai kayu. Biasanya makanan yang dibakar ditungku kan wangi."

 
Nasi Sapi Lada Hitam, IDR36K

Drama di Kedai Kita, Bogor 
Pizza Bakar, IDR75K

 
Nasi Goreng Kambing, IDR35K

Entah, karena lagi lelah atau apa, pastinya kami tidak mencium wangi apapun. Tapi, untuk rasa sih saya sependapat dengan banyak review. Semua pesanan terutama pizza bakar dan sapi lada hitamnya memang enak. Kalau bisa saran sih, lada hitamnya dikasih sayur sedikit lah. Biar gak cuma nasi ma daging aja.

Lama sekali menunggu pesanan Tom Yam untuk Keke. Ketika sedang menunggu, tau-tau kami mendengar seorang ibu berteriak-teriak karena marah. Intinya sih ibu tersebut sangat kesal. Udah menunggu antrean masuk lama banget, begitu dapat meja gak juga ada yang nyamperin. Padahal udah sekitar setengah jam dia berkali-kali angkat tangan. Sama sih kejadiannya kayak yang kami alami. Ya, walaupun saya tidak mendukung marah-marahnya ibu tersebut, tapi memang menurut saya pun drama menunggu di Kedai Kita agak keterlaluan. Resto yang ramai sekalipun kayaknya gak separah ini menunggunya.

Ibu tersebut dan keluarganya langsung pergi meninggalkan Kedai Kita. Saya mendengar 2 orang pelayan berbisik-bisik, saling menyalahkan kenapa bisa sampai ada kejadian tersebut. Saya pun langsung menghampiri mereka untuk menanyakan pesanan Tom Yam yang belum juga datang. Menurut mereka, orderan datang berdasarkan urutan. Siapa yang duluan order, berarti duluan disajikan. Saya pun mengatakan kalau memang seperti itu, kenapa pesanan saya yang lain sudah datang (bahkan sudah habis disantap) sedangkan seporsi Tom Yam belum juga datang? Salah seorang pelayan bertanya menu apa aja yang saya pesan. Setelah saya sebutkan, dijawab kalau dari semua pesanan tadi memang Tom Yam yang paling lama prosesnya.

Hmmm ... menurut saya rada kurang masuk akal, ya? Dalam pikiran saya, ketika pesan pizza kan harus ada proses bakarnya dulu. Sedangkan Tom Yam biasanya udah jadi. Gak mungkin kayaknya kalau prosesnya dimulai dari nol. Saya pun mengatakan kalau rombongan keluarga yang duduk di samping kami, semua pesanannya sudah beres. Kok, bisa kami yang lebih dulu datang gak juga beres? Saya pun (lagi-lagi) mengatakan untuk membatalkan pesanan saja. Dan, meminta uang seharga seporsi Tom Yam yang sudah dibayar dikembalikan.

 
Tom Yam Seafood, IDR40K

Saya: "Lho, kok Tom Yam nya diantar, Mas? Saya udah bilang batal, lho."
Pelayan: "Batal? Gak ada laporan pembatalan, Bu."
Saya: Begitu, ya? Tapi, lucu juga ya tiap kali saya bilang mau batalin pesanan dalam sekejab orderan langsung diantar. Tadi yang urusan es teh pun begitu. Ya sudahlah."

Saya memang jadi agak sinis dan ketus di malam itu abis kesal. Hayati lelah, Baaang hahaha. Tom Yam pun hanya disantap sedikit saja oleh Keke. Nasinya gak disentuh. Bukan karena gak enak. Tapi perutnya sudah kenyang makan Nasi Goreng Kambing yang seharusnya jadi pesanan saya. Sedangkan saya cuma icip sana-sini. Udah gak mood untuk makan.

Kesimpulannya, sih semua menu yang kami order malam itu enak rasanya. Gak ada yang mengecewakan. Tapi, kayaknya enggak dulu lah ya kalau diajak makan ke sana lagi. Terlalu lama menunggunya. Bahkan lebih lama menunggu dibanding makannya. Pukul 7 kami sampai sana, pulang pukul 10. Sekitar 3 jam dihabiskan di sana dan mayoritas dipakai untuk menunggu, jelas sangat melelahkan.

Atau kalaupun ke sana lagi kayaknya gak di saat jam makan. Seperti saat kami makan di Pia Apel itu pas jam nanggung. Saya lihat Kedai Kita juga saat itu gak ramai. Oiya, Kedai Kita hanya menerima cash, ya. Jadi siapkan uang yang cukup kalau mau makan di sini :)

[Silakan baca: Special Menu di Pia Apple Pie]

Tip:
  1. Berpakaian casual yang menyerap keringat kalau makan di sini. Tempat gak ada AC, jadi gerah kalau pakaiannya ribet
  2. Sebaiknya, hindari jam makan. Mending datang di jam nanggung
  3. Stok sabar yang banyaaaaaaaaakk untuk menunggu :p 
  4. Kalau makan sama teman, mungkin menunggu lama gak terlalu masalah, ya. Apalagi kalau sama pacar *eh* Tapi kalau bawa anak-anak memang terlalu melelahkan

Kedai Kita









Share:

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon 
Jalan-jalan ke Cirebon, menginap di Batiqa Hotel aja. Penginapan yang sangat strategis di Cirebon

Saya: "Yah, kapan-kapan ke Cirebon, yuk!"
Suami: "Ngapain?"
Saya: "Ya, pengen aja. Cirebon kan termasuk deket ma Bekasi. Tapi kita gak pernah kepikiran jalan-jalan ke Cirebon."
Suami: "Ayo aja. Tapi, naik kereta."
Saya: "Okeee ..."

Itu obrolan yang udah lumayan lama. Kayaknya udah setahun lebih. Bertahun-tahun lalu, saya udah pernah ke Cirebon tapi untuk urusan kerjaan dan gak wisata sama sekali. Lama-lama penasaran juga pengen berwisata ke sana. Apalagi Cirebon kan sebetulnya gak terlalu jauh dari Bekasi, tapi selama ini kami gak pernah kepikiran untuk jalan-jalan ke sana.

Kebetulan banget kami punya voucher menginap 1 malam dari Batiqa hotel. Hadiah menang lomba blog yang diselenggarakan oleh Indonesia Corners bekerjasama dengan Batiqa hotel. Assiiikkk ... Gak perlu keluar uang buat bayar hotel :p

[Silakan baca: Yu Sheng - Hidangan Spesial Imlek yang Sarat Harapan]

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon

Walaupun punya voucher gak otomatis kami langsung booking di Batiqa hotel. Seperti biasa, browsing sana-sini dulu, terutama lokasi Batiqa. Sejak jalan-jalan ke Bogor awal tahun ini, kami jadi suka jalan-jalan kemanapun naik kendaraan umum. Mobil ditinggal aja di hotel atau dari rumah udah gak bawa mobil. Apalagi kami berencana naik kereta.
Tip: Bila tidak menggunakan kendaraan pribadi, sebaiknya mencari penginapan yang strategis
Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon

Setelah browsing, Batiqa memang hotel yang strategis. Tapi trus kami lupa buat pesan tiket kereta. Baru ingatnya tuh 1 minggu sebelum berangkat. Beneran keluarga mepeters hahaha. Yang tersisa udah tinggal harga tiket yang tinggi. Setelah dihitung-hitung, mending bawa mobil aja, deh. Sayang duitnya :p

[Silakan baca: Keliling Bogor, Menginapnya di Padjajaran Suites Hotel & Conference]

Langit gelap menemani kami ketika keluar rumah. Di jalan mulai turun hujan. Bahkan di sekitar tol Cikarang hujan turun sangat deras. Saya membaca social media banyak yang menulis status sedang hujan. Merata dimana-mana nih hujannya. Saya pun mulai sedikit cemas. Walaupun penggemar hujan tapi kalau lagi jalan-jalan kayaknya lebih suka tidak hujan. Alhamdulillah, memasuki Cikampek, hujan mulai berhenti dan di Cirebon tidak hujan sama sekali.

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon

Melipir dulu ke rest area di tol Palimanan. Perut Keke mulai sakit karena terlambat makan.  Berangkat dari rumah sekitar pukul 06.30 wib membuat kami tidak sempat sarapan dulu. Ya, daripada keburu masuk angin trus tambah berat sakitnya kan gak asik. Nanti malah berantakan jalan-jalannya.

Seperti umumnya rest area, makanan yang dijual di rest area Palimanan cukup beragam. Tapi gak ada tempat makanan seperti fast food atau resto lain yang sudah punya nama. Hanya makanan food court yang menjual aneka makanan dari mulai mie instant hingga kuliner khas Cirebon. Nai pesan mie goreng instan, Keke mie kuah instan, sedangkan saya dan suami pesan empal gentong. Ternyata enak lho kuah empal gentongnya.

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon 
Enak ini empla gentongnya. Lupa harganya berapa hehehe

Sampai Cirebon masih cukup pagi. Sekitar pukul 10.00 wib. Tadinya kepikiran mau jalan-jalan dulu sebelum check in. Tapi, gak ada ide mau kemana. Perut udah kenyang, gak mungkin wisata kuliner. Mau jalan ke tempat wisata lain rasanya malas. Pikir-pikir ke hotel dulu aja. Kali aja bisa early check in. Lumayan bisa leyeh-leyeh sejenak di hotel.
Ciri khas Batiqa hotel adalah banyak terdapat ornamen batik. Batiqa atau batik kelas A diharapkan kualitas hotel ini pun kelas A.
Hotel Batiqa Cirebon lokasinya tidak jauh dari pintu keluar tol. Bener-bener deket, kayaknya cuma sekitar 10-15 menit aja udah sampe hotel. Itupun jalannya cuma lurus doang. Gampang banget lah pokoknya.

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon 
Harga secangkir (kalau gak salah inget) sekitar IDR22K. Yang teh, lupa berapa harganya. Tapi minuman di lounge Batiqa ini termasuk standar. Makanya, suami lebih memilih turun ke lounge kalau mau ngopi daripada bikin sendiri kopi di kamar :D

Kami diminta menunggu sekitar 1 jam karena kamar sedang dipersiapkan. Tunggu di lounge hotel aja sambil ngopi dan ngeteh. Sekitar pukul 10.45 wib saya dikabari kalau kamar sudah siap. Tapi kamar Superior dengan double bed yang saya inginkan adanya tinggal yang smoking room. Kalau mau yang non smoking, bednya yang twin. Kami pun memilih non smoking dengan twin bed.

Konsep tradisional terutama batik cukup terasa ketika memasuki Batiqa Hotel. Dari mulai seragam resepsionis yang menyambut kami dengan ramah, taplak meja kecil di lounge, ornamen dinding, dan lainnya semua memiliki ciri khas batik. Khususnya batik mega mendung Cirebon.

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon
Di kamar pun tetap ada ornamen batik
Ada 2 tipe kamar di Batiqa Hotel, Cirebon, yaitu Superior (20 m2) dan Suite (40 m2).
Sepertinya, dari beberapa kali tidur di beberapa hotel, kamar Superior Batiqa Hotel ini jadi kamar terkecil. Gak ada space lagi buat extra bed. Padahal selama ini kami selalu booking 1 kamar aja kalau kemana-mana. Keke dan Nai masih belum mau dipisah tidurnya ma orang tua kalau lagi jalan-jalan.

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon

Suami sempat kepikiran untuk nambah 1 room lagi. Keke dan Nai pun mulai mau. Tapi setelah ditimbang-timbang, menginapnya kan cuma semalam. Udah gitu, kamar di sebelah dan depan kami udah diisi tamu. Kalau sebelah-sebelahan kan enak. Kali aja malem-melem Nai gak bisa tidur, bisa gampang nyamperinnya. Kalau gitu, gak apa-apalah sempit-sempitan semalam. Kalau lebih dari semalam kayaknya kami akan booking 2 kamar atau pilih yang Suite room aja.

Suami: "Gunung Ciremai mendung terus, nih."

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon 
Terlihat gunung Ciremai di kejauhan. Sayangnya mendung terus jadi agak samar kelihatannya

View dari jendela kelihatan cakep. Dari kejauhan tampak gunung Ciremai yang menjulang. Sayangnya selama kami di sana kelihatan mendung. Tapi mendung aja udah cakep pemandangannya, apalagi cerah. Pasti gunung Ciremai akan terlihat lebih cakep lagi.

Untuk fasilitas kamar, standar aja seperti umumnya kamar hotel. Ada televisi flat, internet, kursi, lemari, kulkas, dan lain sebagainya. Semua dalam ukuran yang tidak terlalu besar. Untuk menu sarapan, tidak terlalu beragam. Sebetulnya untuk hotel kelas 3, saya memang tidak terlalu mengharapkan menu yang terlalu beragam. Hanya saja kalau bisa sih paling tidak ada 1 menu khas Cirebon di menu sarapan. Entah itu empal gentong, nasi jamblang, atau apalah. Gak standar banget pilihannya walaupun dari segi rasa lumayan enak. :D

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon 
Sarapan di Batiqa Hotel

Untuk service, semua staffnya sangat ramah. Semua menyambut dan melayani tamu dengan senyum. Saya mah gampang disenengin kalau dikasih senyum. Gak bakal mudah komplen, deh kalau ketemu orang ramah hehehe. Iya, saya suka dengan keramahan staff Batiqa Hotel.

Kemana Aja Selama di Cirebon?

Terlepas dari ukuran kamarnya yang kekecilan, tapi lokasi hotel ini memang juara. Kemana-mana dekat banget. Kemana aja kami selama di Cirebon? Kali ini, kami hanya punya niatan wisata kuliner tapi gak ada persiapan cari referensi dari manapun. Mendadak aja, begitu sampe Cirebon langsung browsing sana-sini.

Nasi Jamblang Mang Dul

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon

Kata mbah Gugel, nasi jamblang yang terkenal dan paling banyak direkomendasikan di Cirebon ada 2, yaitu Mang Dul dan Ibu Nur. Kami pun memilih nasi Jamblang Mang Dul. Salah satu alasannya adalah terdekat dengan hotel dan tinggal lurus doang.

Kalau lihat  Google Maps, butuh waktu sekitar 25 menit jalan kaki ke Nasi Jamblang Mang Dul. 25 menit mah gak jauh, kami putuskan jalan kaki aja. Seharusnya dari hotel, kami berjalan kaki ke arah kiri trus lurus aja sampai ketemu tempat yang dituju *Beneran gak ada belok ke kiri dan kanannya, lho. Lurus terus! :D*

Tapi, kami salah jalan. Oke, sebetulnya saya sih yang dodol baca map hahaha. Dari hotel kami ke kanan. Udah agak jauh berjalan baru nyadar kalau salah. Mau balik lagi buat jalan malas banget. Akhirnya angkot yang jadi penyelamat hahaha. Sekitar 10 menitan sampai ke tempat yang dituju.

Goa Sunyaragi


Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon

Selesai makan siang, kami bingung lagi mau kemana. Boci aja gitu di hotel? Hihihi ... Apalagi perut udah kenyang, kayaknya emang enak tidur siang di kamar. Etapi tergoda juga buat jalan-jalan. Ke goa Sunyaragi naik becak. Enak, uy! Mata jadi kriyep-kriyep bikin ngantuk.

Udah lama banget gak naik becak. Kayaknya terakhir pas ke Jogja sekitar 2 tahun lalu. Jangankan saya, anak-anak aja ketagihan. Sebetulnya, saya suka gak tega sama abang becak. Kayaknya kasihan banget, ngegowes becak kan berat. Tapi, itu kan caranya mencari nafkah. Lagipula naik becak memang bikin nagih hehehe.

Goa Sunyaragi sebetulnya gak jauh dari hotel. Karena kami naik becak jadinya agak lama sampenya. Tapi kami sangat menikmatinya. Sampe Sunyaragi, abang becaknya bersedia menunggu. Baguslah jadinya kami gak perlu bingung balik ke hotel naik apa. Pihak hotelnya juga sangat ramah, lho. Ketika becak kami berhenti di pinggir jalan, satpam hotel malah meminta becaknya masuk hotel aja. Dan, kami benar-benar baru turun di depan lobby hihihi.

Lawang Abang

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon

Perasaan perut udah kenyang banget makan nasi jamblang Mang Dul. Tapi pas sore, perut udah menuntut diisi lagi. Mau keluar hotel, tapi udah mager banget. Laper tapi mager. Mager tapi laper. Galaaauuuu ...

Lama-lama gak tahan juga. Jadilah kami bertiga keluar. Keke tetep pilih di kamar. Udah beneran mager dia. Kami bertiga memilih jalan lagi ke arah Nasi Jamblang Mang Dul. Kali aja sepanjang jalan ketemu jajanan yang enak. Paling gak di sekitar Nasi Jamblang Mang Dul banyak banget jajanan kaki lima. Bahkan di seberangnya Grage Mall. Jadi gak bakal susah buat cari makan. Gak taunya baru juga jalan kaki 5 menit udah ada tempat makan yang nyaman dengan berbagai pilihan menu khas Cirebon. Namanya Lawang Abang. Alhamdulillah, gak usah jauh jalan kakinya.

Pawon Bogana Kesultanan Kacirebonan

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon

Gak ada niatan untuk wisata religi atau mengunjungi berbagai keraton selama di Cirebon. Tapi ketika sedang buka Google, saya menemukan info tentang tempat makan baru. Lokasinya ada di keraton. Menu yang ditawarkan adalah menu istimewa turun temurun yang biasa disantap oleh sultan dan keluarga serta saat acara khusus. Saya penasaran banget dong kayak apa sih rasa menu istimewa tersebut. Sekitar 10-15 menit menuju lokasi bila menggunakan kendaraan pribadi. Masih termasuk dekat banget, kan?

Tomodachi Steak & Seafood

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon

Sebagai kota pesisir, kayaknya jalan-jalan bakal lebih afdol kalau mencicipi menu laut. Banyak yang merekomendasikan restoran H. Moel di Google sebagai resto seafood terenak di Cirebon. Kami pun sudah memantapkan hati, setelah check out akan makan siang di resto tersebut sebelum balik ke Jakarta.

Rencana tinggal rencana. Malam hari sebelum tidur, saya iseng browsing lagi. Eh, kok ada tempat makan seafood yang instagramable banget? Kalau soal rasa, masih minim review. Pilihannya, makan seafood di resto yang udah banyak rekomendasiin soal rasa. Ataaauuu, ke tempat yang instagramable tapi masih belum tau gimana rasanya. Kalau Sahabat Jalan-Jalan KeNai pilih mana?

Kami pun memutuskan pilih yang instagramable. Ditimbnag-timbang, resto seafood di Jakarta dan sekitarnya kan lumayan banyak. Yang instagramable juga banyak, sih. Tapi, biasanya kalau instagramable setiap tempat punya ciri khas masing-masing. Dan, kalau lihat di instagram, Tomodachi kelihatan unik.

Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon

Dibanding tempat lain yang kami kunjungi, Tomodachi yang terletak di Cirebon Waterland itu yang paling jauh. Tapi, sejauh-jauhnya cuma membutuhkan waktu sekitar 25 menit ajah. Itu sih bukan jauh namanya, ya hahaha. Di tengah perjalanan sempat lewat stasiun Cirebon yang ternyata gak jauh dari hotel Batiqa.

Insya Allah, setiap resto dan tempat yang kami datangi akan saya review lebih detil satu per satu di blog ini, ya. Pastinya, jalan-jalan KeNai ke Cirebon ini mengesankan banget. Kemana-mana dekat dan tanpa macet. Cateeeet yang tanpa macetnya hehehe. Udaranya pun selama kami di sana terasa sejuk, gak hujan dan gak terik sama sekali. Makanan yang kami coba, hampir semuanya enaaaakk.

Anak-anak pun sangat betah di Cirebon. Nai malah susah banget diajak pulang. Saya dipaksa berjanji untuk ajak mereka kembali lagi ke Cirebon bulan depan alias bulan September hahaha. Saya bersikeras gak bisa menjajikan akan kembali ke Cirebon dalam waktu 1 bulan lagi. Tapi, Insya Allah akan kembali lagi ke Cirebon karena rasanya masih belum puas mengelilingi Cirebon kalau cuma 2 hari 1 malam saja.

Sekitar pukul 5 sore, kami meninggalkan kota Cirebon. Hujan mulai kami nikmati ketika memasuki daerah Cikampek sehingga jalanan agak tersendat. Ketika sedang menikmati macet dan hujan, papah saya nelpon buat tanya-tanya tentang Cirebon. Katanya, bulan Oktober ada undangan pernikahan. Insya Allah kalau sehat, papah mau ke Cirebon sekalian liburan.

Saya: "Paaah, Chi sekeluarga ikut, yaaaa! Papah udah tau nginepnya di mana? Chi tau hotel yang strategis banget Pah."

Obrolan pun berlanjut dengan cerita tentang Batiqa, kuliner, dan lain sebagainya tentang Cirebon. Semoga aja rencana ini gak ada halangan, ya. Jalan-Jalan KeNai siap datang Cirebon lagi. Yuhuuu! ^_^

Batiqa Hotel, Cirebon









Share:

Seminar Digital GRATIS 100%

Paket TOUR Pilihan

Berlaku: 05 Feb 2019 s.d. 30 Mei 2019 JELAJAH 3 PULAU SERIBU (ONE DAY) *AV-D Mulai dai IDR 100.000

Berlaku: 21 Nov 2018 – 31 Mei 2019 BROMO ONE DAY TRIP *CT-D Mulai dari IDR 300.000

Berlaku: 04 Mei 2019 – 05 Mei 2019 PULAU TIDUNG 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 350.000

Berlaku: 06 Apr 2019 – 30 Mei 2019 PULAU PARI 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 360.000

Berlaku: 27 Mar 2019 – 31 Mei 2019 PULAU HARAPAN 2D1N (OPEN TRIP) *AVD Mulai dari IDR 370.000

Berlaku: 02 Jul 2018 – 30 Mei 2019 PULAU AYER ODT *AV.D Mulai dari IDR 399.000

Berlaku: 01 Agu 2018 – 30 Mei 2019 PULAU PARI 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 809.000

Berlaku: 02 Jul 2018 – 30 Mei 2019 PULAU PARI 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 809.000

Berlaku: 13 Jun 2019 – 20 Jun 2019 8D7N CONSORSIUM CHINA VIETNAM BY SJ APR-JUN *TX Mulai dari IDR 7.980.000

Berlaku: 29 Apr 2019 – 03 Mei 2019 5 HARI 3 MALAM KOREA NAMI ISLAND *TX Mulai dari IDR 8.900.000

Berlaku: 05 Feb 2019 s.d. 30 Mei 2019 5 HARI 3 MALAM HAINAN ISLAND HARI SABTU STARTING JAKARTA JUN *TX Mulai dari IDR 4.650.000

Berlaku: 05 Mei 2019 – 08 Mei 2019 4 HARI 3 MALAM BANGKOK PATTAYA *TX Mulai dari IDR 5.500.000

Berlaku: 14 Mei 2019 – 18 Mei 2019 5D THAILAND MALAYSIA SINGAPORE *TX Mulai dari IDR 5.800.000

Berlaku: 01 Nov 2019 – 04 Nov 2019 MOTOGP GRAND PRIX OF MALAYSIA SEPANG INTL CIRCUIT 4D3N *TX Mulai dari IDR 5.900.000

Berlaku: 13 Jun 2019 – 20 Jun 2019 8D7N CONSORSIUM CHINA VIETNAM BY SJ APR-JUN *TX Mulai dari IDR 7.980.000

Berlaku: 12 Mei 2019 – 16 Mei 2019 5 HARI 3 MALAM KOREA NAMI ISLAND Mulai dari IDR 9.000.000

Jadi Agen Sekarang Gratis!

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support