start Jalan Jalan Ah: Featured

Tips Jalan Jalan Kamu ada Disini

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Tampilkan postingan dengan label Featured. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Featured. Tampilkan semua postingan

Romantisme Donat Kacang dan Keju di Dunkin Donuts Dalem Kaum

Dunkin Donuts adalah restoran mewah pertama yang saya kenal. Sebelum McD menguasai dan gerai donat J.Co berjaya.

Sewaktu saya masih anak sekolahan umur 10 tahunan, saya tinggal di Indramayu. Kalau datang musim liburan, Ibu dan Ayah membawa saya ke Bandung, kampung halaman Ibu. 

Oleh para bibi yang masih anak kuliahan (adiknya Ibu), saya sering diajak jalan-jalan dan dikenalkan dengan banyak rupa wajah kota. Dago, Gramedia di Jalan Merdeka, Mall BIP, nonton di bioskop Kings Kepatihan, belanja pakaian di Cibadak, dan tentu saja makan donat di Dunkin Donuts. Nah saya mau bahas yang terakhir itu, apa istimewanya makan donat doang? oh istimewa sekali untuk saya yang anak desa ini hahahaha. 

Di tempat ini saya mengenal konsep makan donat dengan garpu dan pisau. Bentuk donatnya besar dan topping donatnya bukan donat meses coklat dan bubuk gula putih :D Yang ini mah donat mewah untuk ukuran saya yang masih bocah dan sekolah di kampung hehehehe. 




Waktu saya masih SD hingga SMP, rentang tahun 96-99, bibi-bibi saya mengajak saya belanja pakaian bekas di sepanjang jalan Cibadak. FYI ini tempat dahulu memang tersohor dengan deretan pakaian bekas yang masih layak pakai dan bagus pisan euy (kalau mata kita jeli sih). Si bibi disuruh Ibu nemenin saya beli celana jeans atau tshirt kece gitu lah. Secara saya gak punya selera pakaian yang baik dan kita tahu orang Bandung selera fashionnya keren-keren :D jadi saya butuh pendamping untuk memilihkan saya pakaian. 

Usai berburu pakaian di Cibadak, kami berjalan ke Jalan Dalem Kaum di Alun-alun kota Bandung. Abis belanja kan lapar, mau makan dulu sebelum pulang. Bibi membawa saya ke gerai Dunkin Donuts di Dalem Kaum. Di sanalah saya mengenal donut kacang yang jadi favorit. Juga jadi tahu donat kejunya yang berlapis krim dan bertabur banyak serut keju. Keduanya sampai sekarang adalah donat Dunkin Donuts favorit saya. 

Gak berhenti di donat saja. Bibi juga memesankan saya Croissant Sandwich Tuna. Saya masih ingat sampai sekarang nama makanannya. Sebenarnya ini menu masih ada kok di sana. 

Saya gak bisa gak nahan muka kagum waktu sandwich tersebut sampai di meja makan kami. Bentuknya panjang, tebal, ada irisan daging tuna, salada, bawang bombai, dan sangat terlihat mewah! Detik saya menatap benda tersebut, saya ingin kasihtahu teman-teman saya di sekolah. Wooooi saya makan sandwich croissant isi daging tuna! Bah waktu itu melafalkan namanya saja saya gak bisa sih. Hahahah :D

Terus saya makan kan si sandwich itu. Gila makanan orang kota susah amat ya ditelannya, megang sandwichnya ribet lah, makannnya belepotan lah, isi rotinya terburai lah, motong pake pisau juga kesulitan. Parah hihihi. Gak mau kelihatan kampungan malah membuat pengalaman saya menikmati makanan jadi kurang asoy. Sayanya jaim banget. Anak kecil jaim teh gimana coba :D 

Jadi yang saya ingat cuma kemewahan gerai Dunkin Donuts dan enaknya dua donat favorit saya: kacang dan keju. Sandwichnya ya masih enak juga kok, maksudnya kalau diperhatiin sekarang pun gak banyak kan yang jual sandwich dengan roti croissant. Jadi buat saya sih Sandwich Croissant di Dunkin Dunots ini masih unik! Rasa no 2, unik no 1. Toh rasanya juga gak mengecewakan kok. 

Lagipula rasa donatnya dari dulu gak berubah. Masih sama enaknya. Mengigit donat di Dunkin Donuts rasanya kayak menggigit-gigit sejarah, kayak masa kecil saya berseliweran gitu di antara gigi dan donatnya mereka :) 

Indra cerita kalau gerai Dunkin Donuts ini adalah gerai impor fast food pertama di Bandung. Tapi seorang teman saya bilang sih KFC gerai impor fast food pertama di Bandung. Entah mana yang benar, saya pun googling tapi gak ketemu informasinya. Yang pasti sih kehadiran Dunkin Donuts lebih dulu muncul dalam hidup saya sebelum McD dan KFC. Buat saya sih, Dunkin Donuts di Jalan Dalem Kaum ini termasuk legenda kuliner modern di Bandung.




Jadi kalau saya mau jajan di Dunkin Donuts, saya makannya cuma di gerai mereka yang berlokasi di Jalan Dalem Kaum, pas banget belakang Masjid Raya Agung di Alun-Alun. Sekalian nostalgia sih. Cuma kursi makannya berubah bentuk sih, ah sayang juga sih padahal gak ada yang salah dengan style bangku kursi makan yang dulu euy. 

Pesanan saya kalau makan di Dunkin Donuts:
Donat Kacang
Donat Keju
Sandwich Tuna
Es Jeruk

Semuanya itu dengan pajak maka totalnya 60ribuan. 











Teks : Ulu
Foto : Ulu
Share:

A Must Visit Place: NuArt Sculpture Park

Ini kunjungan saya yang kedua di NuArt Sculpture Park dan kesan saya terhadap galeri ini meningkat berkali-kali lipat dibanding kedatangan saya yang pertama di tahun 2014. Galeri NuArt bagus banget! Siapapun yang menyukai dunia seni dan keindahan, wah kalian saya sarankan kunjungi NuArt. 

Terdiri dari dua kawasan, NuArt menyediakan galeri dalam bentuk indoor dan outdoor. NuArt dan seluruh kawasannya ini merupakan milik Nyoman Nuarta. Ah kamu pasti sudah tahu siapa beliau, kan? Bukan hanya pemilik, Nyoman Nuarta adalah pematung. Dan semua patung-patung di NuArt ini merupakan karya beliau. 




Galeri dalam bangunan terdiri dari tiga lantai. Ada ruang galeri, ada juga tempat untuk kita duduk beristirahat, ada kafe, dan toko suvenir. Di lantai teratas ada mini bioskop. 

Patung karya Nyoman Nuarta yang saya tahu adalah patung-patung yang besar ukurannya, epic, dan monumental. Garuda Wisnu Kencana di Bali, Arjuna Wiwaha di Jakarta, patung Jalesviva Jayamahe di Surabaya, dan beberapa lainnya. 

Namun di galeri ini, ada juga patung yang ukurannya kecil (bisa masuk ruangan, maksudnya). Selain patung, di lantai dua ada juga karya lukis. Kalau gak salah itu karya orang lain, karena lantai dua memang bisa disewa untuk pameran.  

Arsitektur bangunan Galeri NuArt cantik sekali. Kayaknya tiap galeri seni pasti dibuat begini. Perbedaannya NuArt dengan galeri lain adalah di sini adalah benda yang dipajangnya, patung. 

Ukuran patung-patungnya ada beberapa yang besar. Ya sudah pasti bangunan yang menampungnya harus besar dan luas kan ya. Lahan seluas 3 Ha ini masih cukup menampung patung-patung monumental karya Nyoman Nuarta. 

Saya gak bisa bayangin berapa harga patung karya Nyoman Nuarta. Kalau melihat langsung karyanya, itu semua patung-patung beliau more than just a price-tag banget. Berapapun harga yang dicantumkan atas karyanya, berarti sangat amat sepadan. 

Di dalam bangunan galeri ini, ada pengalaman menikmati karya patung, ada juga pengalaman mengagumi ruang bangunannya. Menuju ke lantai dua dan tiga, ada (kalau gak salah) dua tangga. Saya naik turun ke semua tangga itu untuk merasakan keindahan ruangnya. Lekuk-lekuk tangganya dan koridornya. Pengen merasakan aja sih bagaimana itu semua berpadu dengan patung-patung yang ada. Memang mewah dan indah. 

Tapi yang saya rasakan itu belum seberapa karena galeri yang satunya lagi edan bagus pisan! Galeri di tamannya. 

Beranjak ke luar ruangan, saya menuju ke taman. Ini sensasinya beda lagi. Patung-patungnya jauh lebih besar ukurannya dengan yang saya lihat di dalam ruangan tadi. Pantas saja dipajang di luar ruangan. 

Galeri di taman yang saya lihat di NuArt adalah galeri favorit saya. Melihat karya seni dalam ruangan rasanya menyenangkan tapi kaku. Kecuali kita menyukai dunia seni, mengamati karya patung Nuarta di dalam ruangan ya gak jauh dari aktivitas dilihat-difoto.

Galeri di luar ruangan ini menurut saya enjoyable banget. Playful lah. Gak kaku sama sekali. Karya seni, taman, pepohonan, tempat duduk untuk bersantai, suara gemericik air, semuanya saling melengkapi. Nyoman Nuarta membawa cara mengapresiasi karya patungnya ke ruang yang lebih santai. 

Kita bisa lihat karya seninya, berfoto, dan duduk santai ngobrol dengan teman/pacar/sampai orang tua. Mau ajak orang ke sini terus jadian, bisa. Hehehe :D Bawa orang tua ke sini untuk bersantai, berjalan kaki, dan ngobrol, juga menurut saya cocok. Suasananya enak banget. Udah mah Bandung dingin dan lokasi Nuart ada di kawasan yang sejuk. Wah udah deh pasti jatuh cinta dengan galeri ini. 

Bisa kali tuh kamu bawa coloring book terus mewarnai di bangku taman di bawah pepohonan rindang, di samping karya patung Nyoman Nuarta. Gak suka mewarnai, ya bawa buku bacaan. Setelah keliling galeri Nyoman Nuarta, pilih sudut yang menurut kamu enak untuk duduk dan berdiam diri membaca buku.

Gak suka baca buku, gak suka mewarnai, gak bisa sketching, dan jomblo, ya udah nongkrong di tamannya sambil skroling-skroling timeline Instagram dan Twitter aja :D 

Memang kalau hujan, tidak ada tempat beratap di tamannya. Ya kan bisa melihat-lihat isi galeri yang di gedungnya dulu. Hujannya reda, keluarlah dan hirup udara sejuk dan pemandangan patung-patung karya Nyoman Nuarta yang menurut saya sih, menggelora. 

Kalau saya sebut karyanya sangat detail mah udah klise ya. Kalau menggelorakan mah enggak :D Emang itu yang saya rasain pas lihat patungnya. Bergelora. Patung-patungnya kayak makhluk afterlife. Bukan yang jenisnya mengerikan, melainkan indah dan dramatis. Unik dan medianya juga gak biasa: logam dan tembaga. Liuk-liuk garis di patungnya tuh tegas dan menghidupkan. Ah harus lihat sendiri deh, pasti merinding saking bagusnya. 

Di lantai satu terdapat lukisan Nyoman Nuarta. Dalam lukisan itu ia sedang berdiri, tangan kanannya memegang benda entah apa. Hitam putih warna lukisannya. Judul lukisan itu: blessed hand. 


NuArt Sculpture Park
Jl. Setraduta Raya No L 6, Bandung

Opening Hour
Minggu  - Kamis 09.00 - 17.00
Jumat - Sabtu 09.00 - 21.00

Tiket masuk 
Dewasa Rp50.000
Anak-anak Rp25.000

FYI, di NuArt boleh berfoto tapi dilarang mengaktifkan Flash dan dilarang menggunakan tongsis. 





























Foto-foto lebih banyak dapat dilihat di page Bandung Diary di Facebook. 




Teks : Nurul Ulu
Foto : Nurul Ulu


Share:

#bandungdiaryshop: KOPI JAVACO

Kopi Javaco merupakan kios kopi tertua di Bandung. Berdiri pada tahun 1928 dan sekarang pemilik Javaco adalah generasi ke lima.

Javaco terkenal akan kopinya wangi. Wanginya tuh kuat banget. Saya simpan kopinya masih dalam terbungkus saja wanginya sudah menyeruak gitu.

Mereka menjual tiga macam kopi: Arabica, Robusta (Melange), dan Tip Top (kopi grade paling biasa). Kalau kamu penyuka kopi kelas berat, saya saranin Arabica. Saran yang sama bakal kamu dapatkan kalau beli di Javaco langsung kok :D Oiya semua kopi keluaran Javaco giling kasar.




Berikut harga kopi yang bisa kamu beli via Bandung Diary

Harga kopi per 250gr:
Arabica: Rp40.000
Robusta: Rp35.000

Harga belum termasuk ongkos kirim. 


Untuk Pembelian, Cantumkan data:

Nama lengkap
No kontak
Alamat pengiriman
Jenis kopi yang dipesan
Jumlahnya kopi yang dipesan

Kirim data tersebut ke:
Email : bandungdiary@gmail.com
atau
WA/SMS : 0812.2005.4556

Pesanan saya kirim 1X24 jam (senin-jumat) dan 2x24 jam (sabtu dan minggu) dengan catatan setelah pembayaran lunas.







Foto : Nurul Ulu
Share:

Pertigaan Map, Peta Jalan Kaki di Surabaya

Helow! Kumaha damang? Saya mau cerita tentang Pertigaan Map nih. Peta jalan kaki di Surabaya. Eh, sebentar dulu. Kok Surabaya? Ini kan Bandung Diary, ngapain bahas Surabaya?

Wah ketinggalan banyak ya, Bos :D Blog ini puya kategori Outside Bandung. Artinya perjalanan saya, Indra, dan Nabil di luar Bandung kami muat di sini. It's personal blog about food and travel, bukan portal tentang wisata Bandung saja. Yeah that's different :D

Well anyway, kembali ke Pertigaan Map.

Dua minggu lalu saya hadir di Spasial, Gudang Selatan, lokasi di mana kreator peta jalan kaki ini presentasi. Rupanya Anita Silvia dan Celcea Tifani roadshow presentasi tentang Pertigaan Map di beberapa kota. Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta adalah kota yang mereka datangi.




Peta jalan kaki yang mereka buat ada tiga macam. Terbagi dalam tiga kawasan yang kental aroma sejarahnya, Pertigaan Map adalah peta jalan kaki di: kawasan pecinan, kawasan eropa, dan kawasan arab.

Saya cerita dulu sedikit. Setahun lalu saya ke Surabaya, tulisannya bisa dibaca dalam judul A Quick Trip to Surabaya. Saya udah niat banget mau jalan kaki di tempat-tempat bersejarahnya. Termasuk foto-foto dan lihat rumah tuanya. Saya searching di internet peta jalan kaki dan rutenya, termasuk itinerary. Sampai saya baca sejarah kota Surabaya segala. Hasilnya saya berlabuh di situs bernama C2Olibrary. Masalahnya saya butuh rute nama jalan juga, bukan cuma itinerary dari ke A lalu ke B. Saya butuh petunjuk arah, bukan cuma susunan kunjungan. 

Karena saya punya buku Jelajah Kota Pusaka karya Emile Leeshuis, saya pake peta dari buku ini untuk berjalan kaki menyusuri bangunan tua di Surabaya. Yes, 1 dari 9 kota yang ia bahas di bukunya adalah Surabaya. Peta jalan kakinya sangat detail dan runut. Sayang sekali bukunya gak praktis untuk saya tenteng selama perjalanan di Surabaya. Jadi saya fotokopi petanya dan bawa ke Surabaya sebagai panduan perjalanan. Hal yang sama saya lakukan juga waktu ke Yogyakarta. Tulisannya bisa dibaca di judul Kotagede

Berbekal informasi yang saya baca di situs CO2library dan peta dari bukunya Emile Lesshuis, saya-Indra-Nabil melenggang di kawasan bersejarah zaman kolonial di Surabaya. Sayang waktu berkunjung di Surabaya cuma 4 hari, itu juga kepotong harus lihat pameran dalam rangka kerjaan di sebuah gedung yang saya lupa namanya. 

Makanya saya pengen balik lagi ke Surabaya nih. Belum banyak rumah kuno yang saya lihat. Setelah tahu tentang peta jalan kaki buatan Peta Pertigaan Map ini, ya makin pengen saya ke Surabaya. Sudah jelas terbagi per kawasan pula petanya.

Menariknya lagi, Anita dan Celcea membagi rute ke dalam tiga tipe: short, medium, dan long. Berikut pilihan estimasi durasi dan itinerarynya. Wuah! Ini kok bagus banget sih heuheuheuheu....




Penjelasan sejarah per kawasan tercantum dalam peta, namun secara umum saja. Keterangan perbangunannya ada juga kok di daftar tempat. Sebenarnya kalau mau lihat dan memotret bangunan kuno aja sih gak masalah gak tahu latar cerita bangunannya apa. Saya juga sering begitu, sampai di rumah saya lihat lagi fotonya dan browsing tentang sejarahnya. Namun tahu nama gedungnya apa dan berdiri tahun berapa merupakan informasi perkenalan yang bagus juga sih. Paling enggak kebayang itu teh gedung apa dan setua apa.  

Dalam peta tercantum sapaan dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Saya malah pengen banget ada bahasa lokal surabaya di situ, pasti kepake kalau saya mau jajan atau nanya arah dan minta izin foto kan. Ucapan terima kasih, permisi, mau nanya, dan sejenisnya itu. Karena emang kerasa banget sih kalau sedang berkunjung ke kota lain yang bukan berbahasa sunda, saya agak canggung kalau mau nanya-nanya dan kesannya orang kota banget. Kesannya songong gimana gitu :D so yeah, belajar berbahasa lokal sedikit sebelum bertandang ke kotanya menurut saya mah perlu.

Lebih nyaman lagi kalau ada penduduk lokal yang mau menemani saya jalan-jalan sih :D 

Satu hal lain yang saya suka di peta ini adalah bagian kovernya. Kovernya bergambar teralis dan pagar dari rumah-rumah tiap kawasan. Saya baru ngeuh, di tiap kawasan, pagar dan teralisnya berbeda. Pecinan dengan gayanya sendiri, Arab juga, Eropa apalagi. Masing-masing kawasan ada signature style dan kita bisa lihat dari bentuk pagar dan teralis rumahnya. Yang lucu cover kawasan Pecinan gak persisi, miring-miring gitu dan beda ukuran. Ternyata emang begitu aslinya, kata Celcea, desainer peta ini.

Warna tiap peta juga beda-beda. Celcea cerita tiap warna di kover adalah ciri khas yang mereka tangkap dari tiap kawasan. Pecinan dengan warna merah, Eropa warna Oranye, dan Arab dengan warna hijaunya.

Dari desainnya, peta ini terlihat matang sih. Saya baru lihat peta jalan kaki yang se-hip ini. Covernya dipikirkan segitu matang. Isi petanya ringkas sih, gak terlalu detail, tapi ya cukup untuk bekal berjalan kaki. Peta dan daftar tempat ada di halaman yang sama, jadi gak ribet bolak-balik. Penggunaan petanya juga cukup efisien. Masuk ke kantong saku celana bagian belakang.

Oya satu lagi, Pertigaan Map mencantumkan informasi yang masa kini banget sih: SPOT WIFI. Gak itu aja, ada informasi rumah makan yang menyediakan makanan berdaging babi, dan toilet. Oya satu lagi yang menurut saya sebagai orang gunung nih perlu banget, informasi tempat yang ber-AC! Hihihih terus terang aja, Surabaya adalah tempat yang buat saya tuh kayaknya mataharinya ada sepuluh. Panas banget. Waktu di Surabaya, kami sering ngadem ke tempat-tempat minimarket demi nyari AC. Fasilitas sedetail ini ternyata ada di peta Pertigaan Map. Gak nyangka hohoho.




Anita dan Celcea juga naro ikon jari berbentuk huruf dua yang artinya 2-minutes-walking-distance. Saya masih belum ngerti cara menerapkan jari berangka dua saya ke dalam peta ini sih. Masih bingung :D hehehe.

Begitulah peta jalan kaki di Surabaya dari Pertigaan Map. Saya belum tahu kekurangannya apa hahaha harus praktek kali ya. Cuma saya gak tahu kapan ke Surabaya lagi. Semoga dalam waktu dekat ya :D

Masih lama adan sebentar lagi ke Surabayanya gak masalah. Mengetahui bahwa ada peta kayak gini aja saya sih udah senang. Kota-kota lain juga semestinya bikin juga peta jalan kaki kayak gini. Emang sih gak banyak wisatawan yang mau strolling di pinggir jalan dan keluar masuk gang. Eh tapi ada kok. Saya, Indra, Nabil pasti jadi deretan orang yang pertama beli peta jalan kaki di kota mana pun di Indonesia.

Kesadaran mau berjalan kaki saat berwisata menurut saya sih perlu juga. Kalau sepengalaman saya, mesti meluangkan paling enggak satu hari untuk eksplorasi kota dengan berjalan kaki. Memang merepotkan dibanding tinggal naik kendaraan dan berkunjung ke satu-dua tempat sekaligus.

Tapi entahlah, saya dan Indra suka bangunan tua. Kami suka melihat hal-hal kecil dan detail sewaktu berjalan kaki. Motret enak, ngobrol enak, lihatnya juga enak. Gak semua orang suka wisata sejarah yang ditempuh dengan berjalan kaki, tapi bukan berarti gak ada. Dan menurut saya sih jumlah turis yang segmented kayak gini makin bertambah saja. 

Seru ah. Kreatif nih wong suroboyo. Senangnya lagi mereka datang ke Bandung jadi saya bisa beli petanya langsung. Oiya, satu paket isi 3 peta, harganya Rp 50.000. Cek ke Instagram @pertigaanmap atau email ke pertigaanmap@gmail.com untuk pembelian petanya ya.




Teks dan foto : Ulu

Share:

Seminar Digital GRATIS 100%

Paket TOUR Pilihan

Berlaku: 05 Feb 2019 s.d. 30 Mei 2019 JELAJAH 3 PULAU SERIBU (ONE DAY) *AV-D Mulai dai IDR 100.000

Berlaku: 21 Nov 2018 – 31 Mei 2019 BROMO ONE DAY TRIP *CT-D Mulai dari IDR 300.000

Berlaku: 04 Mei 2019 – 05 Mei 2019 PULAU TIDUNG 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 350.000

Berlaku: 06 Apr 2019 – 30 Mei 2019 PULAU PARI 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 360.000

Berlaku: 27 Mar 2019 – 31 Mei 2019 PULAU HARAPAN 2D1N (OPEN TRIP) *AVD Mulai dari IDR 370.000

Berlaku: 02 Jul 2018 – 30 Mei 2019 PULAU AYER ODT *AV.D Mulai dari IDR 399.000

Berlaku: 01 Agu 2018 – 30 Mei 2019 PULAU PARI 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 809.000

Berlaku: 02 Jul 2018 – 30 Mei 2019 PULAU PARI 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 809.000

Berlaku: 13 Jun 2019 – 20 Jun 2019 8D7N CONSORSIUM CHINA VIETNAM BY SJ APR-JUN *TX Mulai dari IDR 7.980.000

Berlaku: 29 Apr 2019 – 03 Mei 2019 5 HARI 3 MALAM KOREA NAMI ISLAND *TX Mulai dari IDR 8.900.000

Berlaku: 05 Feb 2019 s.d. 30 Mei 2019 5 HARI 3 MALAM HAINAN ISLAND HARI SABTU STARTING JAKARTA JUN *TX Mulai dari IDR 4.650.000

Berlaku: 05 Mei 2019 – 08 Mei 2019 4 HARI 3 MALAM BANGKOK PATTAYA *TX Mulai dari IDR 5.500.000

Berlaku: 14 Mei 2019 – 18 Mei 2019 5D THAILAND MALAYSIA SINGAPORE *TX Mulai dari IDR 5.800.000

Berlaku: 01 Nov 2019 – 04 Nov 2019 MOTOGP GRAND PRIX OF MALAYSIA SEPANG INTL CIRCUIT 4D3N *TX Mulai dari IDR 5.900.000

Berlaku: 13 Jun 2019 – 20 Jun 2019 8D7N CONSORSIUM CHINA VIETNAM BY SJ APR-JUN *TX Mulai dari IDR 7.980.000

Berlaku: 12 Mei 2019 – 16 Mei 2019 5 HARI 3 MALAM KOREA NAMI ISLAND Mulai dari IDR 9.000.000

Jadi Agen Sekarang Gratis!

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support