start Jalan Jalan Ah: Story

Tips Jalan Jalan Kamu ada Disini

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Bulan Promo GRATIS

Menjadi Agen Travel - WA.+6285240788670

Tampilkan postingan dengan label Story. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Story. Tampilkan semua postingan

Mural Favorit di Sekitar Stasiun Bandung

Sewaktu saya cek feed Instagram, mata saya tertumbuk pada gambar mural dengan sosok cewek yang berpose ala-ala Instagram di depannya. Wah lucu gambar muralnya! Cek lokasi gambarnya sih di sekitar stasiun. 

Jadi pas kebetulan lagi berkelian di Pasar Baru, saya udah niat banget mau motret mural tersebut. 

Senangnya bisa kesampaian moto muralnya. Saya upload ke Instagram Bandung Diary, saya kasih judul Mojang Bandung On The Wall. Lalu ada yang komen kalau gambar di foto tersebut bukan mojang Bandung, tapi Mojang Korea. Tidak lain karena itu adalah gambar personel girlband asal Korea, SNSD nama bandnya. Hahaha saya baru tahu :D 

Teman saya, Icak Darmastyo, tertarik dengan mural tersebut. Icak pergi ke lokasi yang sama dan memotret muralnya. Dia kayaknya googling tentang siapa orang yang menggambar muralnya. 

Dari Icak saya tahu orang yang membuat mural namanya Eric Noah. 

Sewaktu ikutan acaranya Aleut yang edisi Rasia Bandoeng, kami melewati jalan di mana mural ini berada. Sebenernya agak mengejutkan sih buat saya yang sedang berjalan di deretan paling belakang di antara semua peserta.

Hampir semua orang di acara Ngaleut itu pada cuek dengan mural ini. Gak ada yang berhenti berjalan dan foto-foto. Semuanya jalan lempeng :D Wah hahaha menarik sekali karena ini eranya orang sangat ganas dengan kamera ponsel sementara orang-orang yang saya temui di Komunitas Aleut ini cuek aja dengan hal-hal yang Instagramable. Saya suka orang-orang kayak gini :)

Anyway kembali ke mural di Bandung ini. Kayaknya belum banyak yang suka berfoto di sini ya. Padahal buat latar OOTD bagus nih :D Gambarnya bagus banget. Gimana ya mendefinisikan bagusnya. Lihat dari foto-foto berikut ini saja ya. Ini kedua kalinya saya memotret mural ini. Kali pertama dengan kamera ponsel. Kali kedua dengan DSLR.

Definetely i'm going back to this street very real soon! Bersama Indra. Karena saya mau difoto dengan latar mural ini dan yang moto harus Indra :D

Mural ini berlokasi di Jalan Stasiun Timur, jalan satu arah. Kamu bisa ke sini dari arah Pasar Baru (Kebonjati). Jalan kaki dari Balaikota juga bisa kok :) Lokasinya sejajar dengan rel kereta api.









Teks : Ulu
Foto : Ulu
Share:

Uber Motor di Bandung, Emang Ada? Adaaaaaa!

Saya tahu ada Uber Motor pas lagi cek Instagram. Karena udah follow Uber dari zaman kapan itu, otomatis lah berita terbaru mereka masuk dalam radar saya. 

Dan ini hari kedua Uber Motor beroperasi di Bandung. Begitu kata sopir Uber Motornya. Lucunya lagi ini hari pertama saya naik Uber Motor, langsung dua kali dan keduanya sama-sama 'punya cerita'. 

Yang pertama, kami kehujanan parah. Sopirnya nanyain sih saya mau berteduh atau tidak. Saya jawab enggak karena saya gak keberatan hujan-hujanan :D 

Yang kedua, saya harus tunggu 30 menit karena lokasi penjemputan memang rutenya meliuk-liuk dan menanjak ala ke gunung. Sopirnya juga gak tahu jalan menuju lokasi saya berada. Pas pulangnya sih dia fasih rute. 


Photo credit: Uber Indonesia

Terus harusnya saya bayar setengah harga kan. Ada promo 8x (apa 10x ya, lupa deh) perjalanan pertama diskon 50%. Cuma saya gak tega huhuhu kasihan sopir yg pertama kehujanan, sopir kedua nyasar-nyasar. 

Anyway kalau kamu mau pake Uber Motor, tinggal buka aja aplikasi Uber yang udah ada. Kalo gak nongol pilihan Motornya, update dulu aplikasinya. 

So far so good nih Uber Motor. Pelayanan dan jenis sopirnya membawa saya pada ingatan Gojek di awal kemunculannya. 

Yang mau naik Uber Motor gratis pake kode promo saya nih nurulw182ue



Share:

#photographytalk 3: Beauty In Ordinary

Saya belum update artikel kategori #photographytalk deh minggu kemarin. Saat ada suara-suara yang berkata kalau menulis adalah pekerjaan mudah, ternyata buat saya enggak. Menulis butuh mikir. Dan beberapa hari kemarin saya gak bisa mikir selain menyelesaikan deadline yang kayaknya gak habis-habis itu :D 

Well sekarang sedang nyantai dan #photographytalk kembali lagi! Saya mau bahas tentang motret kembang dan bunga. Namun saya gak bahas teknis motretnya ya. Saya mau kasihtahu kalau sekarang bunga dan kembang adalah objek favorit saya untuk difoto. Karena mereka lucu-lucu. Ada sih yang gak lucu juga :D 

Saya gak ingat sejak kapan jadi suka motret kembang dan bunga. Kalau lihat foto bunga jepretan orang sih suka banget. Rasanya adem, sejuk, dan ada kesan hening yang menenangkan. 

Terus saya pikir, gimana kalau mulai motretin bunga dan kembang, bukan cuma lihat saja di feed Instagram. Gimana tuh rasanya kalau saya motret mereka juga, apa rasanya bakal sama dengan memandang fotonya saja?

Ternyata lebih senang motonya hahahaha :D 

Kalau lihat fotonya saja, sejuk sih rasanya. Nah kalau motoin, efeknya lebih dramatis. Jauh lebih adem lagi. Sering sih pas mandang hasil fotonya di laptop kok malah buram. Ah euy... cuma gak nyesel-nyesel amat sih. Motretinnya juga sudah cukup :D 

Saya gak nyangka sih kalau motretin mereka bisa memberi gizi buat jiwa saya *lebay tapi begitulah adanya :D*

Well jadi kepikiran mau upload semua foto kembang dan bunga yang saya jepret dan menyatukannya di sebuah album berjudul Beauty In Ordinary. Kalau kamu lihat foto bunga dan kembang di Instagram saya, judulnya saya beri kalimat yang sama dengan album fotonya, Beauty In Ordinary. Yang cantik-cantik adanya pada mereka yang sederhana ya, ada pada keseharian kita. 

Foto-foto ini bukan saya semuanya yang jepret. Beberapanya adalah karya Indra, suami saya. Dari dia saya belajar motret bunga dan kembang. Juga dari lihat-lihat foto di Instagram sih hihi :D Berikut ini ada foto yang saya jepret dengan kamera ponsel. Juga ada yang menggunakan DSLR. Semua foto ini sudah diedit baik itu dengan aplikasi di hp maupun di laptop. Tone fotonya berantakan sih jadinya. Aheuheuheuheu PR besar Bandung Diary adalah membuat foto dengan tone yang sama, biar mata gak capek sih. Tapi...ah yasudahlah :D 

Apa kamu senang memotret bunga dan kembang juga? Ayo dong ceritain di sini gimana rasanya motret bunga dan kembang :D Sebutin akun Instagramnya nanti saya follow! 

Selamat menikmati kembang dan bunga-bunganya ya :)





















Teks : Nurul Ulu
Foto : Nurul Ulu, Indra Yudha
Share:

My Blue Bird Experience, Jelajah Kota Kita Bersama Blue Bird

Hello! Pernah ikut lomba amazing race gak? Saya pernah beberapa kali dan gak pernah juara satu :D Sekalinya ikutan, juara tiga. Itu pun kalah poin karena kalau finish mah sebenarnya di posisi ke dua. 

Nah kejadian lagi deh di Amazing Race yang minggu lalu saya ikuti. Saya finish di posisi ke dua, tapi kali ini bukan juara tiga. Melainkan gak menang sama sekali. Hihihihi. Salah mengira sih, kirain pertandingannya dinilai berdasarkan kecepatan, ternyata enggak :D

Anyway, Amazing Race yang baru saya ikuti diselenggarakan oleh Blue Bird. Yup betul, operator taksi Blue Bird. Pesertanya ada terdiri dari sekitar 25 orang wartawan dan blogger, terbagi dalam 6 kelompok. 




Kami berkumpul di start point, NuArt Sculpture Park di Sukajadi - Sarijadi. Finish point sama dengan start pointnya. 

Tugas kelompok adalah mendatangi empat titik di kota Bandung untuk check point. Tapi gak itu saja. Sewaktu check point, kami harus ber-wefie dan share journey dengan aplikasi Blue Bird. 

Berikut ini lokasi ke empat titik tersebut:

1. Taman Jomblo a.k.a Taman Surapati
2. Lapangan Gasibu
3. Museum Geologi
4. Monumen Perjuangan

Kami mencapai lokasi-lokasi itu dengan menumpang taksi Blue Bird. Tiap kelompok dibekali satu tab. Tab ini yang jadi modal pertandingan selain kedua kaki yang tangguh ini :D 

Sambil ber-amazing race, kami para peserta juga mencicipi fitur-fitur terbaru di aplikasi Blue Bird bernama My Blue Bird. 

Dimulai dengan fitur Non-Tunai Blue Bird untuk pengguna kartu kredit dan kartu debit. Yes betul, sekarang bayar taksi Blue Bird gak cuma cash, buat yang gak pegang uang fisik juga jadi ngegampangin banget. Dan senangnya lagi bisa pake Debit juga. Cuma kok pas saya aktifin, gak nongol ya buat masukin data debitnya. Ada yang sudah mengaktifkan fitur Non Tunai ini kah? 

Sekarang aplikasi My Blue Bird dilengkapi dengan fitur Promo. Seperti saat ini saja, ada diskon Rp20.000 untuk para pengguna kartu kredit dan debit BNI, Mandiri dan semua kartu berlogo Visa. Masukan kode promo MBBPROMO saat memesan taksi via app My Blue Bird. Promo ini berlaku untuk 5 kali perjalanan ya. 

Selain itu Blue Bird juga merilis Blue Bird e-voucher untuk mewadahi kebutuhan korporat yang membekali karyawannya dengan biaya transportasi. Hal ini memudahkan pencatatan penggunaan biaya transportasi sih. Kan sudah terekam tuh aktivitasnya. 

Kalau kamu takut Fitur Non-Tunai disalahgunakan, oh nanti dulu. Saat kamu mengaktifkan fitur Non Tunai, kamu akan menerima Passcode unik dan harus diinformasikan pada pengemudi. Jadi begitu masuk ke taksi, cocokin dulu passcode tersebut, kalau sama dengan yang ada di layar komunikasi pengemudi, yak silakan lanjutkan perjalanan. 

Sewaktu lomba Amazing Race Blue Bird, kami gak pegang uang tunai. Semua transaksi dibayar non-tunai. Enak sih gak ribet cari-cari uang pas :D 




FYI selain fitur Non-Tunai, sekarang di app My Blue Bird ada fitur Share My Journey. Artinya kamu bisa memantau perjalanan orang yang sedang menumpang taksi Blue Bird. Ini bakal kepake banget untuk para orang tua yang tidak dapat menjemput anaknya pergi/pulang sekolah. Kalau khawatir ini anak saya kok gak sampai-sampai tinggal cek di fitur Share My Journey untuk cek posisi si taksi yang membawa anaknya. 

Selama berlomba Amazing Race Blue Bird kami harus share journey agar panitia tahu letak posisi kami di mana. Untuk melihat foto-foto Amazing Race, cek di Twitter dengan hashtag #MyBlueBird

Ada beberapa lagi fitur lainnya seperti Advance and Multiple Booking, Multiple Payment, dan Rating. 

Fitur Advance and Multiple Booking di aplikasi My Blue Bird berfungsi kalau kita ingin book taksi untuk besok hari atau di hari yang sama namun di jam-jam tertentu. Biar gak ribet mendadak pesan dan mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan (misal: listrik matilah, kesiangan lah bangunnya, atau hal-hal yang entah kenapa bakal kejadian kalau kita lagi buru-buru :D). Misalnya mau ke bandara, wah fitur Advance and Multiple Booking ini pasti kepake banget. Belum ada ya kayaknya di aplikasi yang lain :D Wah euy gercep juga Blue Bird. 

Kalau fitur Multiple Booking sudah terbayang seperti apa ya dari namanya. Artinya pemesanan bisa dilakukan lebih untuk satu kali. *nerjehamin :D Misalnya kamu mau jemput Ibu di bandara, anak di sekolah, dan si bibi yang habis belanja di supermarket di hari dan waktu yang berdekatan, nah bisa pake fitur ini nih. 




Kalau fitur Rating ini sebenarnya standar. Semacam memberi peringkat pada pengemudi Blue Bird. Jadi prestasi supir taksi bisa dipantau langsung dari kepuasan pelanggan. 

Penambahan fitur baru pada aplikasi Blue Bird ini merupakan langkah pembenahan yang Blue Bird lakukan. Kalau mengutip iklannya yang aduhai sangat menyentuh itu (tepuk tangan untuk copywriternya!) : beri kami kesempatan, kami ingin ikut dalam pertandingan. 

So ya tunggu apalagi, download aplikasi My Blue Bird di App Store di ponsel kamu. 

FYI. Video ini a must watch commercial break. Kalau ada award untuk pelaku pariwara, iklan Blue Bird yang baru ini mesti jadi pemenang, ya paling gak copywriter iklannya. Edan bagus pisan euy, so touchy and beautiful...










Teks : Nurul Ulu
Foto : Nurul Ulu
Share:

A Must Visit Place: NuArt Sculpture Park

Ini kunjungan saya yang kedua di NuArt Sculpture Park dan kesan saya terhadap galeri ini meningkat berkali-kali lipat dibanding kedatangan saya yang pertama di tahun 2014. Galeri NuArt bagus banget! Siapapun yang menyukai dunia seni dan keindahan, wah kalian saya sarankan kunjungi NuArt. 

Terdiri dari dua kawasan, NuArt menyediakan galeri dalam bentuk indoor dan outdoor. NuArt dan seluruh kawasannya ini merupakan milik Nyoman Nuarta. Ah kamu pasti sudah tahu siapa beliau, kan? Bukan hanya pemilik, Nyoman Nuarta adalah pematung. Dan semua patung-patung di NuArt ini merupakan karya beliau. 




Galeri dalam bangunan terdiri dari tiga lantai. Ada ruang galeri, ada juga tempat untuk kita duduk beristirahat, ada kafe, dan toko suvenir. Di lantai teratas ada mini bioskop. 

Patung karya Nyoman Nuarta yang saya tahu adalah patung-patung yang besar ukurannya, epic, dan monumental. Garuda Wisnu Kencana di Bali, Arjuna Wiwaha di Jakarta, patung Jalesviva Jayamahe di Surabaya, dan beberapa lainnya. 

Namun di galeri ini, ada juga patung yang ukurannya kecil (bisa masuk ruangan, maksudnya). Selain patung, di lantai dua ada juga karya lukis. Kalau gak salah itu karya orang lain, karena lantai dua memang bisa disewa untuk pameran.  

Arsitektur bangunan Galeri NuArt cantik sekali. Kayaknya tiap galeri seni pasti dibuat begini. Perbedaannya NuArt dengan galeri lain adalah di sini adalah benda yang dipajangnya, patung. 

Ukuran patung-patungnya ada beberapa yang besar. Ya sudah pasti bangunan yang menampungnya harus besar dan luas kan ya. Lahan seluas 3 Ha ini masih cukup menampung patung-patung monumental karya Nyoman Nuarta. 

Saya gak bisa bayangin berapa harga patung karya Nyoman Nuarta. Kalau melihat langsung karyanya, itu semua patung-patung beliau more than just a price-tag banget. Berapapun harga yang dicantumkan atas karyanya, berarti sangat amat sepadan. 

Di dalam bangunan galeri ini, ada pengalaman menikmati karya patung, ada juga pengalaman mengagumi ruang bangunannya. Menuju ke lantai dua dan tiga, ada (kalau gak salah) dua tangga. Saya naik turun ke semua tangga itu untuk merasakan keindahan ruangnya. Lekuk-lekuk tangganya dan koridornya. Pengen merasakan aja sih bagaimana itu semua berpadu dengan patung-patung yang ada. Memang mewah dan indah. 

Tapi yang saya rasakan itu belum seberapa karena galeri yang satunya lagi edan bagus pisan! Galeri di tamannya. 

Beranjak ke luar ruangan, saya menuju ke taman. Ini sensasinya beda lagi. Patung-patungnya jauh lebih besar ukurannya dengan yang saya lihat di dalam ruangan tadi. Pantas saja dipajang di luar ruangan. 

Galeri di taman yang saya lihat di NuArt adalah galeri favorit saya. Melihat karya seni dalam ruangan rasanya menyenangkan tapi kaku. Kecuali kita menyukai dunia seni, mengamati karya patung Nuarta di dalam ruangan ya gak jauh dari aktivitas dilihat-difoto.

Galeri di luar ruangan ini menurut saya enjoyable banget. Playful lah. Gak kaku sama sekali. Karya seni, taman, pepohonan, tempat duduk untuk bersantai, suara gemericik air, semuanya saling melengkapi. Nyoman Nuarta membawa cara mengapresiasi karya patungnya ke ruang yang lebih santai. 

Kita bisa lihat karya seninya, berfoto, dan duduk santai ngobrol dengan teman/pacar/sampai orang tua. Mau ajak orang ke sini terus jadian, bisa. Hehehe :D Bawa orang tua ke sini untuk bersantai, berjalan kaki, dan ngobrol, juga menurut saya cocok. Suasananya enak banget. Udah mah Bandung dingin dan lokasi Nuart ada di kawasan yang sejuk. Wah udah deh pasti jatuh cinta dengan galeri ini. 

Bisa kali tuh kamu bawa coloring book terus mewarnai di bangku taman di bawah pepohonan rindang, di samping karya patung Nyoman Nuarta. Gak suka mewarnai, ya bawa buku bacaan. Setelah keliling galeri Nyoman Nuarta, pilih sudut yang menurut kamu enak untuk duduk dan berdiam diri membaca buku.

Gak suka baca buku, gak suka mewarnai, gak bisa sketching, dan jomblo, ya udah nongkrong di tamannya sambil skroling-skroling timeline Instagram dan Twitter aja :D 

Memang kalau hujan, tidak ada tempat beratap di tamannya. Ya kan bisa melihat-lihat isi galeri yang di gedungnya dulu. Hujannya reda, keluarlah dan hirup udara sejuk dan pemandangan patung-patung karya Nyoman Nuarta yang menurut saya sih, menggelora. 

Kalau saya sebut karyanya sangat detail mah udah klise ya. Kalau menggelorakan mah enggak :D Emang itu yang saya rasain pas lihat patungnya. Bergelora. Patung-patungnya kayak makhluk afterlife. Bukan yang jenisnya mengerikan, melainkan indah dan dramatis. Unik dan medianya juga gak biasa: logam dan tembaga. Liuk-liuk garis di patungnya tuh tegas dan menghidupkan. Ah harus lihat sendiri deh, pasti merinding saking bagusnya. 

Di lantai satu terdapat lukisan Nyoman Nuarta. Dalam lukisan itu ia sedang berdiri, tangan kanannya memegang benda entah apa. Hitam putih warna lukisannya. Judul lukisan itu: blessed hand. 


NuArt Sculpture Park
Jl. Setraduta Raya No L 6, Bandung

Opening Hour
Minggu  - Kamis 09.00 - 17.00
Jumat - Sabtu 09.00 - 21.00

Tiket masuk 
Dewasa Rp50.000
Anak-anak Rp25.000

FYI, di NuArt boleh berfoto tapi dilarang mengaktifkan Flash dan dilarang menggunakan tongsis. 





























Foto-foto lebih banyak dapat dilihat di page Bandung Diary di Facebook. 




Teks : Nurul Ulu
Foto : Nurul Ulu


Share:

Melacak Jejak Kampung Dobi Bersama Aleut dan Ingatan Tentang Mata Air di Cipaku

Dobi yang saya tahu adalah peri di film Harry Potter. Kalau Dobi di Bandung apa artinya?

Karena Penasaran saya daftar jadi peserta Ngaleut pada hari minggu 2 Oktober 2016. Judul acara jalan-jalan Komunitas Aleut hari itu adalah melacak jejak Kampung Dobi di Bandung. 

Kampung Dobi merupakan salah satu yang tertua. Dobinya sudah tidak ada. Jadi cuma bisa lihat bekas-bekasnya doang. 

Stasiun kereta api Bandung jadi titik pertama kami berkumpul. Jam 8 pagi di bawah langit yang kelabu, kami beranjak menuju jalan-jalan kecil di depan stasiun. Ada Jalan H. Akbar dan Jalan Mesri. Nama jalan lainnya saya gak ingat (dan gak cari tahu di peta :D).


Kolam mata air Ciguriang


Jadi apa itu Dobi?

Dobi adalah laundry. Pencuci pakaian, maksudnya. Dobi itu artinya orang yang punya skill mencuci pakaian, sampai-sampai jadi profesi yang termashyur. Kampung Dobi gak cuma ada di Bandung, tapi terdapat di sepanjang Sumatera hingga Jawa. Dobi bisa jadi berasal dari Bahasa India, karena di India sana juga ada Dobi yang artinya sama. 

Kalau orang zaman sekarang gak mau cuci pakaian sendiri, perginya ke Laundry. Nah orang zaman dulu perginya ke Kampung Dobi. Mereka yang minta pakaiannya dicucikan ini termasuk orang-orang Belanda. 

Tiap hari Dobi-dobi mencuci, selalu pada malam hari. Nyuci bajunya di samping mata air Ciguriang. Pakaian dibanting-banting, digosok-gosok dengan sabun batangan. Sabun ini mereka gunakan untuk mandi dan mencuci peralatan juga. Satu sabun, untuk semua kegunaan :D 

Karena nyucinya malam hari, geng Dobi ini sambil nyuci sambil nyanyi. Bertalu-talu dengan pakaian yang mereka banting-banting ke batu (papan) penggilasan. Sebenarnya tujuannya supaya semangat aja sih, karena kalau gak nyanyi mungkin suasananya sepi dan bikin ngantuk kali ya :D 

Kampung Dobi di Bandung terletak di belakang Jalan Mesri. Tepat di belakang GOR Pajajaran. 

Kata bapak-bapak tua yang merupakan warga setempat dan mendadak jadi narasumber kami, dahulu pohon di Kampung Dobi lebih banyak lagi. Ada pohon Aren (Kawung) makanya di situ disebut Kebon Kawung. Juga dua pohon Kiara yang menaungi kolam mata air Ciguriang. 

Saya lihat ada satu Pohon Aren sih, kurus dan menjulang tinggi dengan dahan-dahannya yang kering. Apa itu satu-satunya sisa pohon dari masa lampau? Ternyata bukan. Baru ditanam sih, ya sekitar puluhan tahun namun bukan dari tahun 1900an. 

Melihat ada satu Pohon Aren aja di situ saya kok rasanya agak sedih ya. Memperhatikan Pohon Aren dan memendarkan pandangan menyaksikan pemukiman, kolam mata air yang jernih dan di sisinya ada sampah, juga menatap sisa tempat para Dobi mencuci. Diselingi bau pesing yang menyeruak dan angin yang sejuk karena kami berdiri di bawah pepohonan rindang.

Dahulu seperti apa ya pemandangannya. Mencuci pakaian di tengah kebon kawung. Terus kan airnya dingin banget. Bagaimana cara mereka menghangatkan diri? Kayaknya bersiduru kali ya, di sekitar situ ada kompor kayu mungkin. Kan mereka harus minum atau mengemil sesuatu supaya tubuh tetap hangat. Berarti harus ada yang mengirim air minum dan makanan kan. Eh gimana sih hehehe rasa penasaran makin menjadi-jadi. 

Sayang sekali orang yang berprofesi sebagai Dobi sudah meninggal. Gak ada jejak hidup yang dapat kami ulik sejarahnya. Padahal ingin sekali bertanya pada mereka. 

Berapa pakaian yang mereka cuci dalam waktu semalam? 
Berapa upahnya?
Nyucinya tiap hari?
Gimana rasanya mencuci pakaian pada malam hari hingga fajar menyingsing di bawah naungan pepohonan rindang? Serem gak? :D Ada pengalaman horor gak? (halah)
Siapa kliennya? Ada orang terkenal gak?
Setelah dicuci, pakaiannya disetrika gak?
Kampung Dobi ini asli orang Bandung semua atau ada pendatang?

Arya cerita sewaktu Komunitas Aleut ke Kampung Dobi di tahun 2011, masih ada yang mencuci di tempat pencuciannya ini. Mereka lihat sendiri. Sementara si bapak tua itu bilang terakhir kali Dobi-dobi mencuci adalah di tahun 80an. Mungkin yang Aleut lihat waktu itu warga yang sedang mencuci pakaiannya sendiri ya. Bukan Dobi. Ah entahlah. 

Di sekitar Kampung Dobi ini banyak mata airnya. Bersama Aleut saya lihat satu mata air lain selain Ciguriang. Namanya Susi, Sumur Siuk. Mata air ini kondisinya jauh lebih bersih dan terjaga. Di sisi mata air ada bangunan yang terdiri dari kamar mandi. Warga setempat masih mencuci dan mandi di situ. Ambil airnya gampang banget, tinggal disiuk alias tinggal diambil dengan cibuk dan byur byurrr tumpahkan ke tubuh sendiri. 

Sumur Siuk ini dangkal. Sekitar 3 meter kali ya. Bentuknya melebar seperti kolam. Tiap sisi dibangun dinding setinggi 3 meter dan atapnya terbuka. Saya gak tahu sih di belakang dinding itu ada apa. Semoga gak ada yang bawa tangga dan ngintip orang mandi karena kamar mandinya terhubung langsung ke Sumur Siuk ini. Kamar mandi mah beratap. Mata airnya yang enggak. 

Air di Sumur Siuk ini jernih sekali. Saya bisa lihat dasarnya. Rasanya aneh lihat ada mata air yang sanggup bertahan di antara kepungan pemukiman. Alhamdulillah. 

Dari Sumur Siuk, Aleut berjalan lagi. Kami balik arah karena ada urusan lain jadi gak ikut Ngaleut hingga acara selesai. Kalau lihat foto-foto acaranya, mereka mengunjungi mata air lainnya. 

Bandung memang terdiri dari banyak mata air. Namanya juga pegunungan. Di tempat saya tinggal sekarang, Ledeng, juga pernah ada banyak mata air (banyak bangetngetgetnget). Sayang sekali mata airnya sudah pada kering. Satu mata air terdekat dari rumah ada di tebing, di Cipaku. Menuju ke sana kami harus turun tangga yang curam-curam ukuran tangganya. 

Karena kakek saya yang memperbagus kondisi mata airnya dan beliau juga yang membangun akses berupa tangga, termasuk kakek saya juga yang membangun tempat pencucian, maka Pak Aki -panggilan saya untuk kakek- yang memberi nama untuk mata air tersebut. 

Beliau menamakan mata airnya Ci Iim. Ci = air. Iim = nama anak kesayangannya (Siti Fatimah, nick namenya Iim). 

Ci Iim dan mata air lainnya yang ada di dataran lebih tinggi mengairi pesawahan di Cipaku. Yes, Cipaku itu dulunya lembah yang bisa jadi tadinya hutan sih. Cuma saya ingatnya Cipaku itu sawah luaaaaas sekali. Hijau membentang dan di sisi sawahnya ada pemukiman penduduk dan hutan. Sawah-sawah itu milik kakek saya. Dulu keluarga besar saya sering botram (piknik makan-makan) di saung di sawah Cipaku. Sekarang sawahnya sudah tidak ada, sudah jadi perumahan. 

Jejak mata airnya masih ada, tapi ya tinggal puing-puing. Mata airnya sudah tinggal kenangan. Sudah mati. Kakek saya pun sudah meninggal di tahun 2008. 

Ya begitulah cerita Ngaleut hari minggu kemarin. Ngaleut yang menyenangkan sekaligus membuat saya agak sedih sih karena ingat Pak Aki, Ci Iim, dan kenangan indah akan pemandangan sawah-sawah di Cipaku. 


berkumpul di depan Stasiun Bandung

Arya, pemandu dari Komunitas Aleut

Rumah Haryoto Kunto, penulis buku-buku Bandung tempo dulu
Menatap rumah Pak Kunto dan mendengar Arya cerita

Pohon Aren (Kawung)
Bekas 'papan' penggilasan pakaian



Di komplek pemakaman keluarga Mesri
Di jalan gang yang sempit, di Sumur Siuk
Sumur Siuk, difoto pake ponsel

Foto : Nurul Ulu, Indra Yudha



Foto-foto lebih banyak ada di fanpage Bandung Diary.


Share:

Seminar Digital GRATIS 100%

Paket TOUR Pilihan

Berlaku: 05 Feb 2019 s.d. 30 Mei 2019 JELAJAH 3 PULAU SERIBU (ONE DAY) *AV-D Mulai dai IDR 100.000

Berlaku: 21 Nov 2018 – 31 Mei 2019 BROMO ONE DAY TRIP *CT-D Mulai dari IDR 300.000

Berlaku: 04 Mei 2019 – 05 Mei 2019 PULAU TIDUNG 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 350.000

Berlaku: 06 Apr 2019 – 30 Mei 2019 PULAU PARI 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 360.000

Berlaku: 27 Mar 2019 – 31 Mei 2019 PULAU HARAPAN 2D1N (OPEN TRIP) *AVD Mulai dari IDR 370.000

Berlaku: 02 Jul 2018 – 30 Mei 2019 PULAU AYER ODT *AV.D Mulai dari IDR 399.000

Berlaku: 01 Agu 2018 – 30 Mei 2019 PULAU PARI 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 809.000

Berlaku: 02 Jul 2018 – 30 Mei 2019 PULAU PARI 2D1N *AV.D Mulai dari IDR 809.000

Berlaku: 13 Jun 2019 – 20 Jun 2019 8D7N CONSORSIUM CHINA VIETNAM BY SJ APR-JUN *TX Mulai dari IDR 7.980.000

Berlaku: 29 Apr 2019 – 03 Mei 2019 5 HARI 3 MALAM KOREA NAMI ISLAND *TX Mulai dari IDR 8.900.000

Berlaku: 05 Feb 2019 s.d. 30 Mei 2019 5 HARI 3 MALAM HAINAN ISLAND HARI SABTU STARTING JAKARTA JUN *TX Mulai dari IDR 4.650.000

Berlaku: 05 Mei 2019 – 08 Mei 2019 4 HARI 3 MALAM BANGKOK PATTAYA *TX Mulai dari IDR 5.500.000

Berlaku: 14 Mei 2019 – 18 Mei 2019 5D THAILAND MALAYSIA SINGAPORE *TX Mulai dari IDR 5.800.000

Berlaku: 01 Nov 2019 – 04 Nov 2019 MOTOGP GRAND PRIX OF MALAYSIA SEPANG INTL CIRCUIT 4D3N *TX Mulai dari IDR 5.900.000

Berlaku: 13 Jun 2019 – 20 Jun 2019 8D7N CONSORSIUM CHINA VIETNAM BY SJ APR-JUN *TX Mulai dari IDR 7.980.000

Berlaku: 12 Mei 2019 – 16 Mei 2019 5 HARI 3 MALAM KOREA NAMI ISLAND Mulai dari IDR 9.000.000

Jadi Agen Sekarang Gratis!

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support