Home »
» SEPENGGAL SEJARAH BELANDA DI PEMAKAMAN PANDU BANDUNG
SEPENGGAL SEJARAH BELANDA DI PEMAKAMAN PANDU BANDUNG
SEPENGGAL SEJARAH BELANDA DI PEMAKAMAN PANDU BANDUNG
Meskipun Indonesia telah merdeka, namun jejak jejak Belanda masih terasa. Salah satunya di Pemakaman Pandu Bandung. Pemakaman yang berada di kawasan Jalan Pasteur Bandung ini sebenarnya merupakan pemakaman non muslim, namun banyak jejak jejak orang Belanda yang dimakam disini. Karena memang jejak jejak orang Belanda ini merupakan sebuah rangkaian sejarah yang menarik.
pemakan pandu dengan ratusan pemakaman, ada 3 kawasan penting. Kawasan pertama , pemakaman untuk non muslim, kemudian model pemakanam Belanda dan terakhir secuil Tanah Belanda yang diberi nama Taman Kehormatan atau Ereveld . Nama yang disebut terakhir akan dibahas kemudian, karena untuk memasuki kawasan ini diperlukan ijin khusus.
Makam non muslim di pemakaman Pandu sangat mendominasi, dan dengan bentuk makam yang unik dan menarik. Jika masuk dalam pintu gerbang Pemakaman pandu dari Jalan Pasteur,- yang hanya dilalui satu kendaraan motor- terlihat kiri dan kanan makam non muslim dengan bentuk makam yang sangat menarik.
Sedangkan untuk makam orang Belanda posisinya dekat dengan pintu masuk Jalan Pandu, Bandung.
Penuh dengan sejarah
Pemakaman Pandu ada sekitar tahun 1932. Waktu itu Bandung mulai memiliki kompleks pemakaman baru untuk orang Eropa atau bahasa Belandanya Nieuwe Europeesche Begraafplaats. Dan kini terus berkembang untuk pemakaman non muslim.
Meskipun untuk orang Eropa, namun pemakaman orang Belanda banyak mendominasi tempat ini. Karena itu banyak bentuk dan gaya pemakaman orang Belanda di kawasan pemakaman Pandu.
Diantaranya Makam laci. Disebut laci, karena tempat pemakaman yang bisa ditarik keluar. Ada alat khusus unntuk menarik pemakaman, semacam laci pada meja. Sistem kerjanya dengan baut.Baut ini juga memungkinkan untuk dikerek ulang kalau misalkan mau ditumpuk. Jadi nanti ada besi empat yang buat menarik. Jadi bisa dibuka tutup.
Di pemakanan ini terdapat dua kompleks Makam Laci yang terpisah lokasinya. Masing-masing lokasi memiliki 52 kolom laci yang terbagi dalam barisan memanjang dan bertingkat dua. Nisan-nisan yang terpasang memiliki bentuk yang hampir mirip, umumnya persegi panjang, namun dengan bahan yang berbeda. Mulai dari marmer hingga batu andesit.Kebanyakan nama nama sudah agak kabur .
Selain makam laci, juga ada pemakaman yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai maksud tersendiri.
Makam keluarga Ursone ya letaknya dekat dengan pintu masuk Jalan Pandu, bandung. Makam yang diberi nama Mausoleum Ursone, memiliki sebuah ruangan untuk menyimpan satu atau lebih nisan di dalamnya.
Makam yang dimiliki keluarga pengusaha peternakan berkebangsaan Italia, Ursone. Bangunannya berbentuk kuil dengan dua patung malaikat wanita mengapit di pintu masuk. Dan bagian atasnya tertulis ORATE PRO NOBIS yang artinya Doakanlah kami, dan tepat dipintu masuk tettulis FAM Ursone.
Mausoleum Ursone ini pindahan dari kerkhoff Kebon Jahe, dan semuanya ada 8 nama, diantaranya A. C. Ursone v Dijk, A. Ursone, Antonio Domenico De Biasi, Dr. C. G. Ursone, G.M. Ursone, J. A. G. van Dijk, M. G. Ursone, P. A. Ursone.Pada plakat A. C. Ursone v Dijk tertulis – yang artinya lahir pada tanggal 28 April 1881 dan wafat pada tanggal 10 Agustus 1919. Pada plakat Antonio Domenico De Biasi tertera – yang berarti lahir 12 Januari 1883, wafat 26 Desember 1966. Kemudian juga ada Maria Giuseppa Ursone dengan keterangan lahir di Italia 23 April 1839 wafat di Bandoeng 1 September 1897.
Kenapa keluarga Ursula ada di Bandung? Keluarga ini membuka peternakan sapi di Lembang pada tahun 1895 dan jumlahnya ratusan ekor sapi. Dan juga usaha pemerahan susu dengan nama Lembangsche Melkerij Ursone.
Produksinya susunya kemudian ditampung oleh Bandoengsche Melk Centrale, yaitu badan usaha gabungan para peternak dan pengusaha susu yang memiliki fasilitas pengolahan modern dan jaringan distribusi yang lebih luas.
Bandoengsche Melk Centrale, atau disingkat BMC ini hingga saat ini masih tetap konsisten sebagai penghasil susu terbaik di Bandung, bahkan BMC sudah menjelma sebagai toko yang terkenal dengan olahan susunya.
Makam Profesor yang dibunuh
Selain dari makam keluarga Ursula juga ada makam menarik lainnya. Yaitu makam Professor Raymond Kennedy. Profesor ini merupakan sorang guru besar dari Universitas Yale yang mengadakan penelitian di Indonesia. Dalam tugasnya ditemani Robert Doyle, sorang koresponden bagi majalah Times dan Life.
Keduanya meninggal dibunuh orang tak dikenal, di kawasan Sumedang. Pembunuhan kedua warga negara Amerika ini menarik perhatian masyarakat dan hingga ke lingkungan Presiden.
Dan warga Amerika yang di Bandung dan sekitarnya jenazah jenazah Raymond Kennedy dan Robert Doyle untuk dimakamkan di Permakaman Pandu.
Sang Ahli Arsitektur.
Di Pemakaman ini juga ada nama makam Prof. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker. Dalam dunia arsitektur nama ini sangat terkenal, bahkan beberapa karyanya di kota Bandung masih tetap abadi. Misalnya Gedung Merdeka, Hotel Preanger, Gedung Majestic, Gedung Landmark, Gereja Bethel, Katedral Santo Petrus, Gedung Jaarbeurs (Kologdam), Villa Isola, Gedung PLN, Gedung Sabau, Masjid Cipaganti dan lain lain.
Wolff Shoemaker adalah seorang arsitek dan guru besar di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB). Ia lahir di Banyu Biru pada tanggal 25 Juli 1882, wafat di Bandung tanggal 22 Mei 1948. Makamnya hampir di bongkar karena menunggak pembayaran, namun untung saja keluarga mantan Presiden RI Soekarno membereskan masalah ini. Karena memang Prof. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker adalah guru arsitek dari Ir Sukarno, mantan Presiden RI .
Sang Pilot
Makam uniknya lainnya adalah makam Charles Philippe Marie Mathus Bogaerts. Kabarnya ,Charles Philippe Marie Mathus Bogaerts adalah seorag pilot. Dia meninggal bersama pilot lainnya yang bernama Johannes Cornelis Pols.
Dicantumkan pada makam dengan gambar seseorang berpakaian pilot dan helm yang sedang menundukkan kepala sambil memegang batu nisan dan Baling-baling pesawat yang sudah retak dan terbuat dari batu terletak di bagian atas makam meninggal tahun 1933.
Ahli agama.
Ada juga makam seorang ahli agama bernama Ben Strasters. Ben ini adalah seorang ahli agama atau freemason yang meninggal tahun 1936. Di Batu nisannya tertulis lambang Freemason terbalik yang berupa jangka dan mister dan tertulis Rust In Verde (Beristirahatlah Dengan Tenang).
Makam makam tersebut merupakan bagian sekitar puluhan malam Belanda atau orang Eropa yang ada di Pemakaman Pandu Bandung. Jadi tidak salahnya melihat jejak Belanda di Bandung melalui makam makamnya.
0 komentar:
Posting Komentar