Tema #SundaySharingBlogdetik 22 - Food Blogger. Ini keren banget temanya! :)
Sunday Sharing hadir lagi. Sudah masuk bulan ke-22, berarti sudah hampir 2 tahun. Untuk tema #SundaySharingBlogdetik 22 adalah Food Blogger. Ada 2 sub tema dengan 2 pembicara yang akan dibahas di Sunday Sharing ke-22. Tema pertama adalah Food Styling oleh mbak Tika Hapsari Nilmada. Tema kedua adalah Food Reviewer oleh Khairunnisa Siregar. Kedua tema yang sangat menarik buat saya. Sampe saya bela-belain pinjam celana papah mertua supaya tetap bisa hadir di sana hehehe (Silakan baca di "Kisah Sepotong Celana Panjang Hitam di Hari Minggu")
Food Styling oleh mbak Tika Hapsari Nilmada
Mbak Tika sudah mulai ngeblog sejak tahun 2010 langsung mengkhususkan blognya tentang food sejak awal. Suka memasak, kemudian hasil masakan distyling dan difoto, lalu diposting di blog. Kebanyakan isi postingan di blognya adalah hasil masakan sendiri. Mbak Tika bukan food blogger yang suka foto makanan di restoran dan kemudian mereview. Kegiatan masak-memasaknya pun hanya dilakukan seminggu sekali saat weekend karena statusnya yang masih menjadi karyawan di salah satu perusahaan IT. Food Blog adalah hobby Mbak Tika.
Mbak Tika adalah salah seorang admin dari komunitas Indonesian Food Blogger. Untuk Sahabat Jalan-Jalan KeNai yang suka menulis tentang makanan bisa join di grup FB Indonesian Food Blogger. Atau bisa lihat websitenya di www.indonesianfoodblogger.com. Tidak harus yang bisa masak. Yang suka mereview masakan di berbagai resto juga bisa gabung di sana.
Social Media apa saja yang sering dipakai oleh Mbak Tika?
Mbak Tika sudah sangat jarang membuka Facebook dan Twitter. Lebih sering upload foto di Instagram yang dilink ke Facebook dan Twitter. Instagram ibarat porfolio bagi mbak Tika. Sudah banyak job yang didapat oleh mbak Tika melalui instagram. Job yang menawarkan supaya produknya difoto oleh mbak Tika atau hanya distyling (fotonya dilakukan oleh photographer lain). Berbagai brand ternama sudah pernah bekerja sama oleh mbak Tika. Tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.
Kenapa blognya bernama cemplang-cemplung?
www.cemplangcemplung.blogspot.com adalah blog Mbak Tika. Merasa tidak pintar memasak, tidak suka mengikuti resep (cuma seingatnya), dan tidak suka menimbang bahan makanan, semuanya dicemplang-cemplungin ketika memasak adalah asal nama blog tersebut diberi nama cemplang-cemplung.
Kenapa masih pakai blog gratisan, gak berubah jadi blog TLD?
Dengan alasan ingin berbagi tentang food recipe dan photography sepanjang masa, Mbak Tika enggan merubah blognya menjadi TLD. Seandainya sudah tidak ada umur pun, Mbak Tika memiliki harapan kalau blog ini masih bisa tetap berbagi tanpa harus meninggalkan pesan kepada yang ditinggalkan untuk terus memperpanjang domain. Berharap blognya juga bisa menjadi ladang amal baginya sampai kapanpun.
Proses panjang untuk menghasilkan 1 buah postingan
Untuk membuat 1 buah postingan di blog prosesnya itu panjang. Diawali dengan memilih resep, belanja bahan masakan, memasak, cuci segala pearalatan masak, menata makanan, difoto, edit foto, lalu posting. Panjang aja, ya. Makanya sedih banget kalau fotonya sampai dicuri orang.
Pencurian foto ini kerap dialami oleh para food blogger. Bahkan foto yang sudah diwatermark sekalipun bisa hilang watermarknya. Foto yang dicuri itu dipakai untuk kepentingan si pencuri di blognya dengan resep yang berbeda. Bahkan foto mbak Tika pernah dipasang di 3 website pay per klik. Apabila ada yang datang ke website tersebut maka si pencuri foto akan dapat uang. Dari komunitas Indonesian Food Blogger sudah melakukan tindakan dengan email ke 3 website tersebut. Imbasnya website tersebut ditutup dan meminta maaf kepada para pemilik foto.
"Hargailah proses panjang dari membuat sebuah post termasuk proses yang tidak terlihat" - Tika Hapsari NilmadaPerlukah meminta izin ketika memakai resep pihak lain?
Sebaiknya memang minta izin. Apalagi ada beberapa food blogger yang tidak suka resepnya dicopas begitu saja. Kalau memang tetap ingin pakai resep dari food blogger lain, beri backlink di blog kita yang mengatakan kalau resep tersebut berasal dari blog kita pakai resepnya.
Hati-hati ketika menulis resep yang berasal dari buku. Ada beberapa publisher yang keberatan resepnya disadur ulang ke blog. Pernah ada kasus dimana seorang food blogger menyadur ulang resep dari buku. Publisher kemudian meminta blogger tersebut untuk menghapus semua resep yang berasal dari buku. Padahal blogger tersebut sudah menyebutkan resep berasal dari buku tersebut tapi publisher tetap berkeberatan.
Kalau menyadur resep dari majalah biasanya lebih gak seketat publisher buku. Majalah masih mengijinkan resepnya untuk disadur ke blog. Buku memang lebih ketat peraturannya. Coba saja lihat di halaman depan sebuah buku biasanya ada larangan untuk menyebarluaskan tanpa izin. Jangankan disadur ke blog, difoto copy pun dilarang. Jadi sebaiknya food blogger yang mendapatkan resep dari buku, coba berkreasi dan buat resepnya dengan kata-kata sendiri.
Berapa props yang dimiliki seorang Food Photography?
Banyak banget karena biasanya seorang food photography tidak membeli props yang sama dengan quantity lusinan. Belinya 1-2 aja tapi banyak macam.
Kenapa mbak Tika tidak begitu menyenangi menjadi restaurant reviewer?
Seperti yang sudah diulas diawal, mbak Tika lebih menyenangi memfoto hasil masakannya sendiri daripada foto makanan di resto. Memfoto dan mereview resto bukanlah passion mbak Tika. Mereview menu resto sebaiknya memang gak cuma 1 menu. Bahkan dalam 1 hari bisa coba beberapa menu di berbagai resto. Mbak Tika merasa perutnya gak kuat kalau harus mencoba berbagai menu dalam 1 hari. *Itulah kenapa saya juga lebih suka mereview resto kalau lagi jalan bareng keluarga. Karena dalam sekali makan di resto aja bisa cobain beberapa menu berbeda hehehe*. Belum lagi kalau kemudian mbak Tika mulai lupa dengan rasa menu yang dimakannya karena harus mencoba berbagai makanan.
Keterbatasan bereksplorasi di resto juga membuat mbak Tika kurang menyukai review resto. Terutama dari segi pencahayaan. Makanya kalaupun mbak Tika mau mereview resto hanyalah yang outdpor dan siang hari. Kalau malam, mbak Tika tidak mau.
Tapi bukan berarti mbak Tika gak pernah mereview resto, walopun seringnya menolak undangan. Ketika mendapatkan undangan, hal pertama yang ditanyakan adalah apakah makanan tersebut halal? Karena mbak Tika seorang muslim tentu saja ada batasan yang harus dipatuhi.
Tip mereview menu resto
Sebetulnya tip mereview resto adalah sesi Nisa, tapi mbak Tika juga memberikan tip berdasarkan pengalamannya. Dalam mereview harus jujur karena gak semua makanan yang dinikmati rasanya sesuai dengan selera. Jujur bukan berarti bisa seenaknya menulis, tapi perhaluslah bahasa tulisan. Sampaikan dengan halus dan tidak menyinggung. Jangan sampai menghina makanan karena mbak Tika juga gak ingin kalau suatu saat makanan yang dia masak dihina orang. Buatlah kritikan membangun dengan tujuan supaya resto tersebut memperbaiki kualitasnya bukan malah memprovokasi para pembaca untuk tidak datang. Zaman sekarang semakin banyak resto yang mengizinkan pengunjung berfoto tanpa meminta izin karena bisa ikut mempromosikan resto.
A picture speaks a thousand words
Yang menarik dari sebuah food blog adalah fotonya. Oleh karena itu dalam 1 postingan yang mbak Tika buat biasanya banyak foto. Karena yang paling menarik dan biasanya orang lihat dari sebuah food blog adalah foto. Foto yang menarik tidak membutuhkan banyak deskripsi untuk mengajak orang supaya mencoba resep di blog tersebut. Dari melihat foto aja seperti sudah mengatakan kalau makanan di postingan itu enak, lho.
Gak harus food blogger yang bisa masak aja, sih. Food reviewer pun harus bisa membuat foto yang bagus. Sehingga pembaca betah berlama di blog tersebut. Dan mampu menarik pembaca untuk mencoba seperti yang tertulis di blog.
Berawal dari ketertarikan terhadap Food Photography
Awal mbak Tika menjadi food blogger adalah karena ingin belajar food photography. Ketika ingin mencoba ikut lomba food photography tingkat dunia, salah satu syaratnya adalah harus mempunyai blog. Mbak Tika pun lalu membuat blog supaya bisa ikut lomba.
Kontes blog yang berjalan setiap bulan dan hanya membolehkan setiap pesertanya submit 1 foto saja per bulan, diakui mbak Tika memang sangat mempengaruhi perjalanannya sebagai food blogger hingga menjadi seperti sekarang. Banyak hasil foto yang bagus di sana yang memacu mbak Tika untuk terus belajar menghasilkan karya yang bagus. Mbak Tika memang belajar photography secara otodidak terutama sejak sering ikutan kontes.
Kontesnya sempat berhenti dan membuat mbak Tika tidak semangat menulis. Kontes tersebut sudah mulai lagi sejak February lalu, semangat mbak Tika untuk menulis pun bangkit kembali. Nama kontesnya adalah 'Does My Blog Look Good in This'. Kalau lihat di side bar blog mbak Tika, ada banyak banner dari kontes tersebut yang menandakan jumlah kemenangan mbak Tika.
Apakah food blogger yang suka memasak harus memasak semua masakan?
Awalnya, mbak Tika selalu membeli makanan dari luar. Tapi lama-lama dirasakan menjadi mahal kalau selalu membeli makanan. Dari situlah awal mbak Tika mulai belajar memasak. Karena menyukai brownies, makan makanan pertama yang dipelajari mbak Tika adalah brownies Semua masakan yang dibuat oleh mbak Tika adalah masakan yang memang disukai keluarga. Karena memasak masakan yang tidak disukai oleh keluarga, lalu siapa yang akan makan masakannya?
Tip memotret ala mbak Tika
- Tidak pernah menggunakan lampu, selalu natural light (sinar matahari)
- Memotretnya selalu di pinggir pintu ruang tamu memanfaatkan cahaya yang masuk dari jendela
- Penting bagi food photographer untuk mempelajari bayangan yang jatuh tapi semua itu proses. Alat bantu yang digunakan adalah diffuser dan reflector. Bisa juga tidak pakai alat bantu, tergantung kebutuhan saja.
- Mbak Tika gak menyebutkan merk dan tipe kamera yang biasa digunakannya. Tapi kelihatannya canggih, sih. Karena menurut penuturannya, pertama kali memotret menggunakan pocket camera tapi bikin frustasi karena merasa hasilnya gak memuaskan. Kemudian ganti kamera SLR Canon yang dimulai dari entry level, dipakai hingga alat tersebut tidak bisa mensupportnya. Kondisinya masih bisa dipakai, tapi karena merasa sudah tidak mensupport maka kameranya pun diganti, yang lama tidak dipakai lagi.
- Lensa mempengaruhi. Yang biasa dipakai untuk food photography adalah lensa 50 dan lensa macro 100
- Untuk memotret minuman dingin, masukkan es di saat terakhir.
- Pemilihan angle adalah tentukan apa yang mau ditampilkan dari makanan.
- Silakan mencari inspirasi dari foto orang (mbak Tika banyak terinspirasi dari foto di pinterest) tapi jangan sampai meniru
- Siapkan propsnya terlebih dahulu, terakhir baru makanan.
- Pergunakan tripod.
- Terlalu banyak edit malah membuat photography menjadi jelek.
- Kalau untuk resolusi pfoto yang akan diupload diperkecil resolusi. Kerapatannya diperkecil saja menjadi 72 karena kalau 300 malah rentan pencurian. Bahkan foto yang kerapatannya 300 masih bisa bagus kalau dicetak.
- Jangan sampai property lebih menonjol daripada makananya atau minumannya.
- Belajar photography adalah belajar kejelian. Sering-sering berlatih agar matanya terbiasa.
- Mbak Tika sering mendapat kritikan dari orang lain untuk hasil karyanya. Diterima saja kritikan tersebut.
- Belajar paling cepat adalah dengan melihat foto orang lain. Jangan cepat merasa puas dengan karya sendiri.
- Kenali kamera sendiri. Kalau belum punya kamera canggih, gak apa-apa juga memotret dengan kamera handphone asalkan kita mengenal lebih kelebihan dan kekurangan perangkat yang dimiliki.
- Alasan dan tujuan yang jelas akan membuatmu tetap konsisten.
- Asalkan tekun, pasti akan ada hasil yang baik
- Mencari komunitas blog yang mempunyai minat sama di dalam maupun luar negeri. Sering-seringlah share postingan
- Perluas networking dari dalam maupun luar negeri. Koneksi itu penting.
- Jangan pelit berbagi info karena mbak Tika percara kalau rajin berbagi maka orang lain pun akan membalas yang sama
- Walopun sudah banyak bekerja sama dengan brand ternama, mbak Tika fleksible untuk urusan fee. Apalagi terhadap home industry yang meminta bantuannya. Asalkan dikirim produk sebagai objek untuk difoto, Mbak Tika tetap bersedia untuk bekerjasama walopun tidak dibayar. Foto tersebut bisa untuk menambah portfolio mbak Tika. Pemilik home industry pun senang karena mbak Tika bersedia memfoto produknya.
- Jadikan socmed sebagai portfolio. Klien bisa mengajak kerjasama setelah melihat hasil karya kita yang diupload di socmed *Kalau mbak Tika, portfolionya ada di instagram*.
- Berbuatlah baik dengan orang lain, maka orang lain akan berbuat baik dengan kita. Salah satu contohnya adalah jangan mudah iri. Kalau ada orang lain yang sedang berbahagia, maka berilah selamat. Rasa iri hanya akan membuat kita pusing sendiri.
- Beri nomor kontak yang bisa dihubungi. Gak harus nomor telpon, tapi yang penting ada kontak lain yang bisa dihubungi.
- Rajin-rajinlah ikut lomba. Apalagi di Instagram banyak sekali lomba untuk para food blogger
www.cemplangcemplung.blogspot.com
IG: tikanilmada
Ki-ka: Nisa (food reviewer), Salman (ketua kelas Sunday Sharing BlogDetik 22), mbak Tika (food stylish)
Food Reviewer oleh Khairunnisa Siregar
Tema kedua adalah tentang food reviewer oleh Khairunnisa Siregar. Berbading terbalik dengan mbak Tika, kalau Nisa isi blognya adalah tentang review makanan di resto. Mbak Tika juga seorang pekerja kantoran, mengunjungi resto hanya dilakukan saat weekend yang dalam sehari bisa berkunjung ke 2-3 tempat. Selain mereview resto di blog, Nisa juga aktif menulis review di beberapa website food review seperti di Zomato.
Tip menulis review resto
- Passion. Berangkat dari hobi menulis dan makan membuat isi blog Nisa kebanyakan adalah tentang makanan.
- Konsisten. Target Nisa dalam sebulan ada 3-4 kali tentang review resto tapi kadang bisa lebih atau kurang
- Fokus. Kalau sudah menjadi passion biasanya kerja akan menjadi lebih fokus.
- Aktif. Aktiflah di berbagai komunitas yang sesuai passion. Salah satunya Nisa aktif di komunitas Indonesian Food Blogger.
- Jujur. Menulislah dengan jujur walopun kita mereview resto tersebut karena diundang. Sama pendapatnya dengan mbak Tika, jujur bukan berarti mereview seenaknya. Tapi pilihlah kata-kata yang enak untuk dibaca sekalipun itu kritikan.
- Nisa juga seorang muslim, ketika diundang dan hadir di salah satu resto yang menyediakan menu non-halal, Nisa tidak akan mencoba tapi hanya foto. Untuk rasa, dia akan bertanya kepada orang lain. Dan, didalam postingan pun akan ditulis sejujurnya kalau dia tidak ikut merasakan.
- Nama makanannya
- Rasa makanannya. Supaya gak lupa dengan rasanya, Nisa selalu mencatat setiap kali usai mencicipi
- Foto makanan. Bikin foto yang mampu menarik orang untuk mencicipi
- Harga makanan. Sering ditanya oleh pembaca harga dari makanan yang difoto olehnya. Daripada bolak-balik menjawab pertanyaan yang sama, sebaiknya harga juga dicantumkan. Apalagi di website reviewer, memasukkan harga malah wajib
- Cantumkan alamat dan no kontak resto
- Rekomendasikan menu yang paling enak di resto tersebut
- Tulis juga ingridients dari menu yang dicicipi
- Beri saran tapi jangan mengina dan memprovokasi.
- Pencahayaan cukup. Di siang hari cahaya memang lebih baik
- Buat styling yang menarik. Instagramable lah pokoknya
- Jangan berlebihan melakukan editing. Secukupnya saja
- Angle. Setiap makanan bisa berbeda-beda anglenya, gak ada patokan tertentu. Tergantung makanannya.
- Menggunakan properti tambahan
- Perbanyak latihan. Practise makes perfect
- Nisa selalu menggunakan hape (iPhone 5) karena merasa gak pernah bisa pakai SLR dan pakai pocket kurang bagus. Handphone juga bagi Nisa lebih parktis karena bisa langsung edit dan upload ke socmed.
- Jangan menggunakan flash karena biasanya hasilnya gak bagus.
Rajin mencari info resto mana yang sedang nge-hits. Biasanya info banyak di dapat di website food review. Untuk mendapatkan undangan bisa banyak didapat dari mengikuti komunitas. Biasanya komunitas akan ada open invitation. Tidak semua resto yang mengundang meminta dibuatkan review di blog. Ada juga resto yang hanya meminta upload foto dan review di socmed. Tapi, biasanya Nisa membuat reviewnya juga di blog.
Khairunnisa Siregar
www.siregarkhairunnisa.wordpress.com
IG: khairunnisasiregar7
Zomato: @khairunnisasiregar
Buat saya menarik bahasan Sunday Sharing dengan tema Food Blogger ini. Saya jadi tau bahwa untuk menjadi seorang food blogger gak harus menguasai semua hal tentang makanan, kok. Maksudnya, gak harus menjadi seorang yang pintar masak juga untuk menjadi food blogger. Kalau kita hobi memasak tapi gak suka mereview menu resto juga gak masalah, Terus temukan passionmu lalu konsistenlah untuk semakin memperbaiki kualitas. Seperti kata mbak Tika, kalau kita konsisten pasti akan ada hasil yang baik. Jangan ragu untuk menolak sesuatu yang bukan passionmu. Tapi tetap jaga koneksi yang baik. :)
Ayo deh Sahabat Jalan-Jalan KeNai mempir ke blog atau instagram kedua food blogger ini. Saya gak tanggung jawab kalau pada ngeces lihat foto-foto kerennya, ya :D
Horeee! Menjadi salah satu pemenang live tweet dan dapat flash disk. Thank you, BlogDetik :)
Note: Seluruh foto adalah milik BlogDetik