Kami pernah melakukan resepsi pernikahan dengan suasana alam. Melihat foto ini mengingatkan saya akan kenangan sekitar 12 tahun lalu
Lokasi: Sheraton Hotel, Bandung. Sumber Foto: Bridestory
“Chi pengen kalau kita menikah nanti suasananya outdoor. Kalau perlu tanpa panggung. Chi gak nyaman pakai panggung. Kesannya jadi pusat perhatian banget.” Kira-kira seperti itu obrolan saya dengan suami lebih dari 12 tahun lalu. Saat kami sedang merencanakan pernikahan. Gak sulit untuk mendapatkan persetujuan dari kekasih tercinta *ihiiiiyyy! hehehe* karena dia juga punya keinginan yang sama. Tapi, bagaimana dengan keluarga? Di sini justru tantangannya. Terutama dari keluarga saya :)
Kalau keluarga suami, sih, ikut aja apa rencana keluarga saya. Kami pun gak ingin bikin acara ngunduh mantu. Cukup sekali acara resepsi saja. Seluruh keluarga besar saya dan suami serta rekan-rekan dari kedua belah pihak berkumpul di satu tempat.
Gak mudah untuk mewujudkan keinginan kami mengadakan acara resepsi di ruang terbuka. Padahal kalau tempat aja belum bisa ditentukan, gimana mau order catering dan lain sebagainya. Semuanya saling terkait.
Menikah di alam terbuka adalah sesuatu yang aneh
Pada saat itu menikah di alam terbuka masih jarang. Gak seperti sekarang yang sudah banyak. Keluarga saya pun berpikir kalau menikah itu di rumah atau sewa gedung. Kaget, lah, mereka ketika kami menyampaikan rencana ingin menikah dengan konsep tempat di alam terbuka.
Akhirnya kami bisa meyakinkan tentang tempat pernikahan yang kami mau aja rasanya udah lega banget. Dan, kami membatalkan rencana untuk menikah tanpa panggung. *khawatir pingsan eh tambah alot nanti diskusinya hehehe*
Susah mencari lokasi yang cocok
Awalnya kedua keluarga sepakat untuk melangsungkan resepsi di Jakarta. Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, mempertimbangkan keluarga besar kami justru kebanyakan berdomisili di Bandung dan sekitarnya jadinya berubah, deh. Akad dan resepsi di Bandung sudah disepakati. Begitu juga dengan menikah di alam terbuka. Masalahnya dimana? Kami belum ketemu tempatnya!
Coba tanya-tanya, semuanya menyarankan untuk menikah di daerah atas (Dago, Lembang, dan sekitarnya). Saya dan suami, sih, mau aja. Tapi gak semua keluarga kami memiliki kendaraan pribadi. Beberapa lokasi yang direkomendasikan memang susah kalau dijangkau dengan kendaraan umum. Kalau keluarga, sih, bisa disewain bis. Tapi kalau tamu lain, bisa jadi malah merepotkan mereka.
Nyaris saja rencana kami gagal karena sulitnya mencari tempat yang pas. Hingga tanpa sengaja ketika saya dan suami lagi keliling Bandung mencari lokasi, ketemu tempat yang diinginkan. Awalnya, sih, cuma mau makan siang di café tersebut. Setelah masuk ke dalam dan mencicipi makanannya, kami pun kepikiran untuk mengadakan resepsi di sana.
Tempatnya semi outdoor. Lokasinya masih di kota Bandung dan strategis. Makananya juga enak. Disebutin gak, ya, nama cafenya? Karena gak akan bisa saya rekomendasiin juga, sih. Sekarang cafenya udah gak ada hehehe
Untuk pernikahan, kami hanya mengurus berdua saja. Bolak-balik Jakarta-Bandung. Keluarga besar ikut kasih saran, tapi yang wara-wiri hanya kami berdua. Bukan apa-apa, buat kami kalau semakin banyak orang yang ikut campur malah pusing. Untungnya keluarga mengerti dengan keinginan kami. Yang penting setiap kali kami habis survey, presentasi di depan keluarga, minimal di depan orang tua. Kalau orang tua udah oke, baru lanjut ke tahap berikutnya.
Mengurus pernikahan sendiri memang ngeri-ngeri mantap. Mamah saya bawaannya gregetan melulu, khawatir gagal. Papah yang mengingatkan mamah untu coba kasih kepercayaan. Saya juga deg-degan banget, sih. Khawatir gak bisa jaga kepercayaan. Sedikit tertolong karena suami, kan, bekerja di event organizer. Memang bukan wedding organizer, tapi setidaknya dia tau bagaimana meng-organize sebuah acara. Dan, pastinya lebih tenang karena bikin acara kan sebetulnya deg-degan, ya :D
Dari pengalaman itu, saya berpikir kalau keberadaan sebuah wedding organizer seperti Bride Story itu penting. Apalagi untuk kita yang gak tau bagaimana menyiapkan sebuah resepsi pernikahan. Daripada panic trus acaranya gagal kan sayang banget. Mana resepsi di Indonesia itu umumnya dilakukan dalam skala besar.
Setelah urusan tempat beres, saya sempat dibuat panik dengan urusan catering. Harga-harga pada naik. Bagaimana dengan pesanan kami? Nanti aja, deh, ceritanya. Sekarang saya mau nostalgia dulu. Café tempat kami resepsi memang udah gak ada. Jadi mau nostalgia dengan lihat venue outdoor wedding di Bandung yang ada di web Bride Story, ah. Salah satunya di Sheraton hotel ini, suka banget sama fotonya, deh. Siapa yang mau mengundang saya ke acara pernikahan di sini? :)
Sheraton hotel, Bandung. Sumber foto: Bridestory
Bridestory
www.bridestory.com
Fanpage: thebridestoryID
Twitter: @TheBrideStory
IG: thebridestory
Pinterest: thebridestory
0 komentar:
Posting Komentar