Hello. Saya belum bisa posting lebih banyak lagi tentang Bandung dan kota lainnya karena pekerjaan saya menumpuk dan Nabil yang sakit. So saya cerita tentang film Hollywood yang saya baru tonton aja ya. Gak jauh lah temanya dari jalan-jalan. Dan perempuan. Saya suka kalo tokoh utamanya perempuan, karena saya juga perempuan sih :D
Eits ntar dulu jangan tutup dulu pagenya, filmnya diambil dari kisah nyata. Kalau fakta itu masih kurang, saya kasih tahu ini. Gara-gara film ini saya kepikiran tentang Jalan Raya Pos, jalan yang terbentang dari Anyer di Barat Jawa dan Panarukan di bagian paling timur pulau Jawa.
Lho kok bisa? Bentar mau cerita filmnya dulu. Sinopsis ceritanya bisa teman-teman baca di Wikipedia sih. Saya ceritain pendek juga deh di sini hehehehe.
Photo Credit : http://langleyfilmbox.com/ |
Judul filmnya WILD. Tokoh utamanya bernama Cheryl Strayed. Ia berjalan kaki sendirian selama 94 hari menyusuri trek legendaris di Amerika, namanya Pacific Chest Trail. Banyak orang yang traveling karena berbagai macam alasan. Pertama karena emang mau piknik doang. Lari dari tekanan pekerjaan. Refreshing gitu deh. Ada juga tipikal orang yang traveling untuk refleksi, memberi ruang dan jarak antara dirinya dengan masalah yang ia hadapi.
Ya Cheryl ini tipe yang kedua, berjalan jauh untuk melihat masalah pelik di hidupnya dengan sudut pandang yang lebih jernih. Kalo dimisalkan sih kira-kira pas dia pulang ke rumahnya, dia jadi orang baru. Kayak kita naik haji gitu deh.
Cheryl punya ayah yang pemarah dan tukang pukul, ibunya korban KDRT, cheryl-adik-ibunya kabur dari rumah sambil dikejar ayahnya, ibunya terkena penyakit kanker, ibunya meninggal. Masalah dalam kehidupan Cheryl yang bertubi-tubi membuatnya kayak hilang arah, ibunya wafat membuat Cheryl seperti gak punya pegangan. Padahal suaminya Cheryl baik banget! Gak kurang suatu apapun.
Emang kita kalau sedang penat susah rasanya melihat kebaikan yang dekat-dekat. Bawaannya pengen marah, nangis, bingung, overwhelmed. Emosi Cheryl memuncak saat dia tahu dia hamil. Dan dia melakukan tindakan aborsi karena dia gak yakin pengen punya anak dan gak tahu itu anak siapa. Secara dia tidur dengan banyak cowok juga.
Merasa bersalah dengan banyak orang, terutama suaminya, dia putuskan untuk pergi menjauh. Ke mana? berjalan kaki sejauh 4.286 km yang merentang dari perbatasan Amerika-Meksiko hingga ke Kanada. Pacific Chest Trail (PCT).
Banyak drama juga sih selama perjalanannya. Lucu, tegang, kasihan. Dari ransel yang berat banget, gak bisa masang tenda, kakinya yang melepuh, nebeng sembarang mobil, dan lain-lain. Walau trek di PCT ini termasuk jalur traveler, tapi ya tetap aja keamanan tanggung masing-masing. Jadi Cheryl gak cuma sedang mengurai masalah peliknya aja, tapi juga membahayakan dirinya. Anyway dia selamat sih, cuma ya deg-degan sih saya takut dia kenapa-napa di jalan -__-
Menyaksikan Pacific Chest Trail di film WILD ini saya tiba-tiba keingetan jalur legendaris di Indonesia. Jalan Raya Pos, jalan raya yang terbentang dari ujung barat ke ujung timur pulau Jawa, idenya Gubernur Jenderal Hindia Belanda H.W Daendels. Bandung termasuk jalan yang dilalui rute ini, ada di Jalan Asia Afrika. Jalan Raya Pos ini memintas Cilegon, Jakarta, Bogor, Cirebon, Semarang, Pekalongan, Pati, Kudus, Rembang, Gresik, dan masih banyak kota lainnya.
Terlepas dari orang-orang yang menjajal trek PCT secara spontan kayak Cheryl, trek tersebut adalah trek langganan traveler dunia. Di Indonesia belum ada jalur panjang yang resmi dijadikan trek wisata. Paling jalur-jalur pendek yang gak ada temanya juga. Kayaknya bisa nih Jalan Raya Pos dibuat kayak PCT.
Kalau PCT emang ekstrim banget sih treknya. Dari dataran rendah yang gersang sampai ke pegunungan yang berbatu-batu medannya. Sampai ke dataran basah dan bersalju. Paket komplit!
Di beberapa titik ada pos persinggahan. Keluarga dan teman si traveler bisa mengirim barang yang nantinya disimpan di pos-pos tersebut. Si travelernya kalau mau nitip/naro barang biar ranselnya rasa enteng juga bisa di pos ini, tinggal kirim paket aja ke keluarganya. Ya kayak JNE/TIKI gitu sih posnya, tapi ada kafenya, ada lahan buat bertendanya. Dari pos-pos itu juga traveler bisa memutuskan mau jalan terus atau berhenti aja.
Pemerintah juga memasang penanda jalan berupa rambu, stempel, stiker di pepohonan, rumah orang, atau papan pinggir jalan. Jadi kemungkinan nyasar kecil banget. Cari aja tanda jalan PCT kalau bingung belok kanan atau kiri.
Photo Credit : Halfway Anywhere |
Jalan Raya Pos punya potensi wisata yang sama kayak PCT. KOMPAS pernah membuat laporan perjalanan mengulas kultur, sejarah, dan budaya yang berkembang sepanjang jalan raya pos. Jadi buku. CMIIW ya.
Jadi kenapa enggak Jalan Raya Pos ini dijadikan trek panjang untuk traveler gak cuma lokal, tapi juga internasional. Kita belum meresmikan jalur panjang begini kan, jalur perjalanan yang monumental, dan sakral.
Saya gak bisa bayangin sih gimana caranya menyatukan kepala desa dan pejabat daerah biar pada kompak menyetujui jalur Jalan Raya Pos dibuka sebagai jalur wisata. Tapi menarik banget kan jalan kaki menyusuri jalan bersejarah ini, jalan yang dirintis Daendels, jalan yang dibuat pribumi, jalan yang membuka laju perekonomian negara kita pada saat itu. Menyusuri Jalan Raya Pos jadinya kayak menapaki sejarah Indonesia. 1000 KM. Dan gak mesti jalan kaki 100% sih, bisa aja nebeng mobil orang dari satu daerah ke daerah lain. Di PCT juga gitu kok.
Di Spanyol ada juga trek panjang namanya Camino de Santiago. Ini mah sebulan aja sih jalan kakinya. Dan beneran jalan kaki gak bisa selip-selipin numpang kendaraan kayak di PCT :D
Awalnya sih Camino de Santiago itu jalur ziarah. Tapi lama-lama populer juga di kalangan turis. Sekarang tujuan berjalan kaki di Camino de Santiago gak cuma buat ziarah aja, tapi juga buat jalan-jalan doang.
Kayaknya Jalan Raya Pos bukan satu-satunya jalur legendaris yang kita punya. Ada juga jalur perahu Chen Ho, bisa juga tuh dirancang untuk dunia wisata.
Cuma ide doang sih ini.
0 komentar:
Posting Komentar