Eaters, acaranya anak-anak UNPAR. Universitas Parahyangan. Dari namanya pasti tahu ya ini acara pasti isinya makanan melulu :P
Malam minggu yang tanggalnya lupa, saya ke Cikapundung Riverspot. Di sana berlangsung acara Eaters. Berlangsung dari siang hari sih acaranya. Saya datang setelah hari gelap, pukul tujuh malam. Bandung basah karena hujan rintik-rintik.
Menyisir tenan makanan dan minuman, sensasinya seperti sedang menemukan jodoh sesaat. Saya merasa tugas berat juga sih menyeleksi tenan-tenan makanan. Pertama rasanya harus enak dong. Kedua, harganya ramah gak mahal-mahal amat. Sekitar dua kali bolak-balik menyisir barisan tenan, mata kami tertumbuk pada satu tenan hotdog.
Ini beneran cuma 25.000? Tanya saya pada pedagang hotdognya.
Beneran, Teh.
Pesen satu!
Saya makan hotdog seharga 25.000 yang ukurannya BESAR! Ini hotdog terbesar yang pernah saya lihat yang harganya cuma 25ribu aja! Kayak beli dua hotdog, harganya murah! Saya dan Gele pasrah dengan rasanya. Ukuran dulu deh yang penting karena kami berdua sudah sangat lapar. Eh ternyata ENAK LHO! Sosisnya gak mengecewakan. Rotinya sendiri standar. Overall untuk seharga dua puluh lima ribu perak, saya puas! Lain kali kalau kalian melihat tenan namanya The Hungry Belly ini, dibeli ya!
Habis itu jajan sosis tusuk yang ini nih. Hwudih rasanya sangat kayaaaa! Potongan paprika dan bawang bombay membuat sosisnya terasa lebih nikmat. Padahal bumbunya biasa aja tuh kayaknya. Tenan yang ini bakar sosisnya langsung di depan pengunjung. Biasanya juga gitu sih, tapi ini beda. Karena dibakar langsung dengan arang membara. Atraksi membakar sosis ditutup dengan tembakan pistol api. Cussssss! Asap wangi sosis dan bumbu dapur menyeruak ke seantero Cikapundung Riverspot.
Terakhir jajan es krim Suave. Rasa mangganya sangat saya rekomendasikan! Segar dan rasanya seperti sedang memakan potongan buah mangga yang dilunakkan. Manisnya ugh genit sekali. Mulut saya seperti sedang menari-nari saking senangnya.
Cukup kuliner di Eaters. Saya kenyang, Nabil senang, Gele juga hepi.
Foto : Indra Yudha Andriawan Gele
Teks : Nurul Ulu Wachdiyyah
0 komentar:
Posting Komentar