Hari ini istimewa. Ada gerhana matahari total. Asalkan di ruang terbuka, di mana pun lokasinya kita bisa lihat gerhananya. Tapi pemandangan gerhananya gak setotal kayak di tempat-tempat strategis semacam Ternate, Ambon, Bangka, Palembang, dan beberapa tempat lainnya. Juga pada waktu gerhana matahari mencapai puncaknya, di Bandung gak gelap kayak di Palembang. Agak mendung saja, itu pun tak terlalu terasa sih mendungnya :D
Karena momennya istimewa, saya pilih tempat yang istimewa juga. Peneropongan Bosscha. Legenda dari Bandung, tepatnya Lembang sih. Lokasinya dekat pula dari rumah. Naik angkot satu kali, jarak tempuh 10 menit saja. Dilanjut naik ojek 5 menit sampai. Tapi pagi itu berbeda, 9 Maret 2016, jalan masuk ke Peneropongan Bosscha sudah penuh! Ya orang, ya mobil, ya motor :D
Tumplek tumblegh. Terpaksa gak naik ojek, jalan kaki nanjak sampai ke peneropongan Bosscha. Jam 6 pagi dan masih sangat segar udaranya. Kabut masih rapat di kaki gunung Tangkubanparahu. Tiap napas saya tersengal-sengal, keluar udara seperti kabut dari mulut saya. Yooosh!
Tumplek tumblegh. Terpaksa gak naik ojek, jalan kaki nanjak sampai ke peneropongan Bosscha. Jam 6 pagi dan masih sangat segar udaranya. Kabut masih rapat di kaki gunung Tangkubanparahu. Tiap napas saya tersengal-sengal, keluar udara seperti kabut dari mulut saya. Yooosh!
Meneropong gerhana matahari dari Bosscha memang tidak memuaskan. Tapi ya segitu adanya mau bagaimana lagi. Saya sudah cukup senang hehehe :D
Apa kamu lihat gerhananya? Gerhananya bagus sekali yaaa! Saya lihat dengan memakai kacamata hitam filter yang saya beli dari pengunjung yang berdiri di sebelah saya. Pasangan suami istri yang datang sejak pukul 4.30 subuh dan masing-masing sudah memegang kacamata filter. Saya beli seharga 25.000 dari istrinya. Hehehehe.
Sebenarnya ada 4 teleskop yang disediakan kru Peneropongan Bosscha. Salah satunya kayak kamera lubang jarum gitu. Ratusan kacamata filter dipinjamkan. Tapi waktu giliran saya mau ambil, sudah habis stoknya. Hiks.
Saya gak pernah menyesal ada di Bosscha pagi ini. Banyak orang sih, banyak banget! Tapi gak masalah. Neropongnya kan ke langit, bukan ke bumi. Walau kelihatannya penuh, masih ada tempat kosong di lahan peneropongan Bosscha. Massa menyemut di depan gedung teropong Zeis. Lainnya sih tersebar.
Peristiwa Gerhana Matahari Total ini terjadi dalam siklus 33 tahun sekali. Gerhana matahari total terakhir tahun 1983. Saya bahkan belum lahir saat itu. Makanya saya niatin banget mau lihat Gerhana ini.
Di Bandung, Gerhana Matahari Total terjadi sejak pagi pukul 6.15 dan berakhir pukul delapanan, tepatnya berapa saya tidak tahu.
Di Bandung, Gerhana Matahari Total terjadi sejak pagi pukul 6.15 dan berakhir pukul delapanan, tepatnya berapa saya tidak tahu.
Pemandangan gerhana yang saya lihat memang gak ideal, tapi benar adanya bahwa Tuhan Maha Besar!
Meski bukan pemandangan gerhana yang terbaik, tapi saya gak keberatan. Bahkan kondisi areal Peneropongan Bosscha pun gak ideal karena banyak banget pengunjung. Saya tetap bahagia karena bisa menjadi saksi dari Gerhana Matahari Total tahun 2016. Saya gak mempermasalahkan hal -hal kecil kayak kebanyakan pengunjung atau gerhananya cuma terlihat sebagian. Mengeluh adalah pilihan and i choose not to bother myself with so many things that out of my reach.
Saya senang. Pengunjung yang lain juga senang kok. Kecuali bagian di mana pas pulang, mobil dan motor susah keluar dari tempat parkir. Saya bersyukur karena rumah dekat, jadi gak naik kendaraan apapun selain angkot dan berjalan kaki. Bisa selap-selip di antara motor dan mobil yang kena macet :D So thank God! Semoga mereka gak lama-lama kena macetnya.
Meski bukan pemandangan gerhana yang terbaik, tapi saya gak keberatan. Bahkan kondisi areal Peneropongan Bosscha pun gak ideal karena banyak banget pengunjung. Saya tetap bahagia karena bisa menjadi saksi dari Gerhana Matahari Total tahun 2016. Saya gak mempermasalahkan hal -hal kecil kayak kebanyakan pengunjung atau gerhananya cuma terlihat sebagian. Mengeluh adalah pilihan and i choose not to bother myself with so many things that out of my reach.
Saya senang. Pengunjung yang lain juga senang kok. Kecuali bagian di mana pas pulang, mobil dan motor susah keluar dari tempat parkir. Saya bersyukur karena rumah dekat, jadi gak naik kendaraan apapun selain angkot dan berjalan kaki. Bisa selap-selip di antara motor dan mobil yang kena macet :D So thank God! Semoga mereka gak lama-lama kena macetnya.
Sejak awal muncul kampanye mengamati gerhana ini, ramai pula sebagian orang yang berseru bahwa sholat gerhana lebih baik daripada mengamati gerhana. That is so shallow. Bagi mereka yang sholat gerhana atau yang memilih untuk mengamati gerhana dari awal hingga akhir, masing-masing dari kita punya pengalaman bagus untuk diri sendiri. Gak usah ada yang merasa lebih baik dari orang lain karena mau beribadah atau mau meneropong gerhana, menurut saya itu semua sama baiknya, sama bagusnya. Apalagi kalau dikerjakan keduanya. Apapun yang terjadi, mari kita saling menghargai urusan masing-masing tanpa merasa diri sendiri lebih baik. Pahala adalah urusan Tuhan. Bukan urusan manusia. Kerjakan saja and be kind. Let God do the rest.
Today i'm so happy like a hippo :) Thank you Matahari dan Bulan. Kalian cantik-cantik sekali!
Today i'm so happy like a hippo :) Thank you Matahari dan Bulan. Kalian cantik-cantik sekali!
0 komentar:
Posting Komentar