Tulisan ini merupakan rangkaian dari kategori Transportasi Umum di Bandung. Tulisan sebelumnya tentang bis kota Bandung dan angkot.
Naik becak di Bandung bukan kebutuhan utama saya. Angkot lebih murah tarifnya. Juga memangkas waktu dengan cepat ketimbang becak yang bertenaga manusia. Ditambah lokasi saya bermukim di kawasan Setiabudhi, seingat saya sih tidak ada becak di sini sedari saya kecil, mungkin karena daerah tempat saya tinggal perbukitan ya.
Naik becak di Bandung bukan kebutuhan utama saya. Angkot lebih murah tarifnya. Juga memangkas waktu dengan cepat ketimbang becak yang bertenaga manusia. Ditambah lokasi saya bermukim di kawasan Setiabudhi, seingat saya sih tidak ada becak di sini sedari saya kecil, mungkin karena daerah tempat saya tinggal perbukitan ya.
Kebutuhan naik becak untuk saya sekarang sekadar jalan-jalan. Dari kursi becak, saya bisa melihat lebih dekat dan berjalan lebih lambat. Ditambah ya hitung-hitung bantu jadi sumber pendapatan tukang becak lah walau hanya sekali dua kali dalam…beberapa bulan.
Iya, beberapa bulan. Atau beberapa tahun yang lalu. OMG, sudah lama saya tidak menumpang becak. Terakhir kalinya adalah tahun 2014, dari Terminal Kebon Kalapa menuju Balaikota pukul enam pagi di hari minggu.
Iya, beberapa bulan. Atau beberapa tahun yang lalu. OMG, sudah lama saya tidak menumpang becak. Terakhir kalinya adalah tahun 2014, dari Terminal Kebon Kalapa menuju Balaikota pukul enam pagi di hari minggu.
Iseng saja waktu itu naik becak. Mumpung masih pagi, udara masih sejuk, dan jalanan lengang. Kayaknya enak nih naik becak keliling sebentar. Padahal kalau jalan kaki dekat saja jaraknya.
Jumlah becak di Bandung gak sebanyak dulu. Biasanya saya ketemu kendaraan roda tiga ini di daerah selatan Bandung: Kebon Kalapa, Tegalega, Pasar Baru, Alun-alun. Banyak daerah yang terlarang untuk becak lewat sih, termasuk kawasan Asia Afrika. Saya harus crosscheck datanya lagi sih, rasanya sih pernah baca di surat kabar tentang pelarangan becak di area tertentu di Bandung.
Kalau kamu ke daerah Pasar Baru, masih ada becak kok di sana. Dengan laju wisata yang kencang di zaman ini, harusnya sih becak di Bandung kembali ke masa jayanya ya. Naik becak bukan kebutuhan primer, tapi untuk berwisata. Macam di Jogja itu lah, di sana kan becak sudah kayak angkot di Bandung.
Sekarang malah ada becak bermotor di Bandung. Aduh aneh ya becak tapi mesin :D Becak kan normalnya dikayuh kaki.
Kalau saya perhatikan becak di Bandung dengan becak di kota Cirebon beda bentuknya. Sadel becak di Bandung posisinya tinggi. Entah kenapa. Karena kontur jalanan Bandung yang naik turun kali ya, sadel yang tinggi memungkinkan tukang becaknya menambah tenaga kalau melaju di jalan menanjak. Kalau di Cirebon atau kota Jogja kan jalannya datar. Sadel becaknya rendah. Terus kalau becaknya bermotor ya nanti bentuk becak jadi seragam dong di tiap kota. Yah gak rame deh…
Kalau saya perhatikan becak di Bandung dengan becak di kota Cirebon beda bentuknya. Sadel becak di Bandung posisinya tinggi. Entah kenapa. Karena kontur jalanan Bandung yang naik turun kali ya, sadel yang tinggi memungkinkan tukang becaknya menambah tenaga kalau melaju di jalan menanjak. Kalau di Cirebon atau kota Jogja kan jalannya datar. Sadel becaknya rendah. Terus kalau becaknya bermotor ya nanti bentuk becak jadi seragam dong di tiap kota. Yah gak rame deh…
Grafis dan warna becak di tiap kota juga berbeda. Kalau di kota tempat saya SD-SMP dulu, Indramayu, di badan becak banyak gambar lucu-lucu. Ya kayak gambar di truk-truk yang lewat di jalur Pantura itu lah :D Norak tapi lucu dan berkarakter. Warnanya juga mencolok, warna-warni! Sementara warna becak di Bandung lebih kalem.
Unik ya bagaimana budaya juga membentuk rupa sebuah becak.
Unik ya bagaimana budaya juga membentuk rupa sebuah becak.
Makanya sayang kalau becak harus punah. Apalagi jadi becak bermotor. Mesin memang mengubah banyak hal, menjadi lebih baik tapi juga menjadi lebih tidak indah. Memudahkan tapi membuat hambar.
Kapan-kapan kalau di Bandung cobain naik becaknya ya. Datang saja ke kawasan Pasar Baru, di depan Jalan Pecinan Lama atau Jalan Tamim ada beberapa becak yang mangkal. Lihat Bandung dari kursi becak, minta Tukang Becaknya untuk tidak melawan arus jalan dan tidak buru-buru. Woles, Mang! :D
Ongkos bisa ditawar, tapi sedikit bermurah hati gak bikin kamu jadi miskin juga sih. Ya diatur-atur negonya lah biar tukang becaknya bisa pulang ke rumah bawa telur dan beras untuk anak dan istrinya.
Becak di Bandung hanya ada dari pagi hingga sore hari. Malam hari mah setahu saya gak ada becak. So selamat jalan-jalan dan selamat menikmati becak di Bandung! Enjoy the ride! Foto dan tag saya di Instagram kalau kamu naik becak di Bandung ya, akun saya @bandungdiary :D
Foto : Indra Yudha Andriawan
Teks : Nurul Ulu
0 komentar:
Posting Komentar