Musim hujan citarasa kemarau akhir-akhir ini di Bandung. Sudah masuk bulan ke enam dan kawasan Priangan masih diguyur hujan.
Dalam cuaca yang meriang, saya dan teman-teman sesama blogger hendak menuju Desa Cibodas di Maribaya, Lembang. Ceritanya mau jalan-jalan. Sebuah teras mungil yang menggantung di atas pohon bernama Sky Tree sedang hits di Instagram. Sky Tree ini lah yang menarik minat kami ke sana. Hashtag #thelodgemaribaya menjadi kunci mencari lokasinya.
Dari Dago Giri melewati jalanan terjal menanjak, sempit, beberapa ruas jalan berlubang dan berkerikil, hingga sampai juga di The Lodge Maribaya. Suasana ramai. Bukan kami satu-satunya rombongan yang berpikir ingin berfoto di Sky Tree.
Saya bertengger di Sky Tree, difoto Putra Agung The FoodXplorer |
Dari Dago Giri melewati jalanan terjal menanjak, sempit, beberapa ruas jalan berlubang dan berkerikil, hingga sampai juga di The Lodge Maribaya. Suasana ramai. Bukan kami satu-satunya rombongan yang berpikir ingin berfoto di Sky Tree.
The Lodge Maribaya pada dasarnya sebuah camping ground yang basis pelayanannya seperti di hotel berbintang. Terdiri dari 25 tenda eksklusif dengan fasilitas ala kamar hotel, di dalam tendanya ada kasur, bantal, selimut, dan handuk. Letak kamar mandi terpisah dari area tenda. Stop kontak pun disediakan di dalam tenda.
Pendek kata The Lodge Maribaya adalah glamping, glamour camping.
Selain fasilitas tendanya yang memanjakan, The Lodge menyediakan beberapa wahana seru yang sebenarnya sederhana tapi sangat menyenangkan. Salah satu yang sedang hits karena paling diminati adalah Sky Tree.
Pendek kata The Lodge Maribaya adalah glamping, glamour camping.
Selain fasilitas tendanya yang memanjakan, The Lodge menyediakan beberapa wahana seru yang sebenarnya sederhana tapi sangat menyenangkan. Salah satu yang sedang hits karena paling diminati adalah Sky Tree.
Gak semua orang yang datang ke The Lodge Maribaya tujuannya menginap. Karena tempat ini terbuka untuk umum, jadi orang-orang berdatangan untuk sekadar wisata sebentar, menikmati panorama alam dan merekamnya dengan kamera.
Tamu yang menginap dan pengunjung reguler tentu saja berbeda pelayanannya. Bahkan tamu yang menginap memperoleh akses ke area khusus untuk bersantai menghadap ke arah hutan pinus, perkebunan, dan bukit.
Memasuki The Lodge kita akan bertemu tangga-tangga. Kontur lahannya miring sehingga dibuatlah banyak undakan. Di tiap tanah datar disediakan teras menjorok ke arah lembah. Sangat strategis untuk berfoto dan menatap jajaran pinus serta tebing-tebing hijau di sebrang kita.
Tiap orang di The Lodge Maribaya tidak ada yang tidak berfoto. DSLR, kamera smartphone, kamera tablet, hingga go pro bertebaran di angkasa. Sekitar bulan April 2016 The Lodge Maribaya secara resmi membuka dirinya sebagai penginapan sekaligus tempat wisata, ramainya sudah luar biasa. Thanks to Sky Tree dan teras-teras cantik di tepi tebingnya.
Sky Tree dan Pemandangan Bukit di Hadapan Kita
Naik ke Sky Tree harus antri. Saya memperhatikan ketinggian Sky Tree dari tanah saya berpijak, duh bisa gak yah naik ke Sky Tree. Hahaha sudah gentar duluan. Tapi sayang kalau dilewatkan. Melihat dua orang teman saya yang naik lebih dulu, ya sudah saya beranikan diri menaiki tangga kayu vertikal sepanjang 3-4 m dan memanjat hingga mencapai Sky Tree.
Lalu saya gugup. Hahaha. Anjir pengen turun lagi. Lutut ngilu bukan karena memanjat tangga, tapi efek menatap pemandangan di bawah dan sebrang sana. Rasa takut dan senang campur aduk seperti sedang makan rendang padang jam 12 malam. Hahaha. Seperti ada kupu-kupu berterbangan di dalam perut saat harus berpose di Sky Tree. Ngeri-ngeri seru!
Di sisi tangga kayu, ketinggian tanah dengan terasnya mencapai 4 m dengan jarak antar buku 60 cm. Waktu manjat tangga, badan harus kita angkat karena jarak antar kaki yang lumayan jauh.
Di sisi yang berlawanan dengan tinggi 4 m tersebut, tinggi tegak lurus ke tanah di bawahnya tak terhitung meternya hahaha :D Makanya disebut Sky Tree, karena sensasi menggantung di angkasanya itu lho yang bikin seru.
Keamanannya terjamin. Sewaktu naik ke Sky Tree, petugas meminta kita mengenakan tali di pinggang. Semacam tali pengaman gitu seperti tali temali mendaki tebing.
Di sisi yang berlawanan dengan tinggi 4 m tersebut, tinggi tegak lurus ke tanah di bawahnya tak terhitung meternya hahaha :D Makanya disebut Sky Tree, karena sensasi menggantung di angkasanya itu lho yang bikin seru.
Keamanannya terjamin. Sewaktu naik ke Sky Tree, petugas meminta kita mengenakan tali di pinggang. Semacam tali pengaman gitu seperti tali temali mendaki tebing.
Selain Sky Tree, saya juga memanah. Pertama kali dalam hidup ini saya menarik busur. Besar sekali alatnya, tak menyangka alat panahan segagah itu aslinya. Panah melesat menempel di papan yang jaraknya 10 meter dari titik saya berdiri, jauh dari titik bull-eyes. Tidak terlalu buruk untuk pengalaman pertama memanah.
Dapur Hawu dan Berdamai dengan Udara Dingin Maribaya
Senja tiba, langit jingga. Kami beranjak ke restoran, lokasi para tamu penginapan menyantap makanan dan minuman.
Lampu-lampu menyala. Di restoran dan di lorong-lorong jalan setapak. Waktu-waktu seperti ini yang saya suka. Angkasa masih terlihat biru dan pemandangan lampu-lampu kuning yang legit warnanya. Perpaduan yang hangat meski udara pegunungan Lembang mulai menunjukkan taringnya. Dingin.
Lampu-lampu menyala. Di restoran dan di lorong-lorong jalan setapak. Waktu-waktu seperti ini yang saya suka. Angkasa masih terlihat biru dan pemandangan lampu-lampu kuning yang legit warnanya. Perpaduan yang hangat meski udara pegunungan Lembang mulai menunjukkan taringnya. Dingin.
Kaki sudah pegal bolak-balik naik dan turun undakan. Senang juga bisa bersandar di kursi empuk restoran. Duduk menghadap hutan. Kaki diselonjorkan. Menunggu waktu bersantap sambil scrooling feed Instagram.
Menu yang tersaji di restoran bernama Dapur Hawu semuanya menu makanan Sunda. Prasmanan gaya menunya. Ada banyak tumis-tumisan, aneka daging kecuali daging kambing, sambal dua macam, dan lalap. Dan saya kasih tahu ya, menu pilihan saya enak sekali. Memuaskan! Tumis Keciwis, Sambal Goreng Kentang, dan Ayam Bakar Roasted.
Juaranya si ayam roasted. Manis hingga ke tulang namun juga ada rasa gurih yang tidak terlalu menonjol. Empuknya juga luar biasa. Keciwisnya masih crispy dan gurih. Sambal goreng kentangnya pun mampu bersaing dengan rasa dua menu yang saya makan. Saya senang! Mulut saya serasa jadi lego yang bagus bentuknya. Hahaha :D
Teh manis panas yang saya biarkan hangat keburu dingin. Padahal baru 15 menit saya diamkan. Kebayang gak dinginnya di The Lodge Maribaya…Brrrr!
Banyak tamu mulai mengenakan jaketnya. Berdamai dengan udara dingin. Termasuk saya. Sambil menghabiskan makanan kami mengobrol. Tentang hal-hal yang sulit kami bicarakan terlalu lama jika mengobrol di ruang Facebook, Email, dan Whatsapp.
Gelas-gelas kaleng nan kuno terisi ulang. Kopi yang panasnya mengepul ke udara atau teh manis hangat yang nyaman dipelukan. Kami masih berbincang, mentertawakan candaan. Saat-saat di mana rasanya sedang tak jauh dari keluarga sendiri. Hangat.
Di sekeliling kami hutan sudah berbayang hitam pekat. Dapur Hawu dengan interior yang setengah bagiannya membuka diri pada alam ini mulai sepi. Malam makin larut. Saatnya beranjak pulang.
Informasi Detail
Kalau kamu ingin merasakan sensasi menginap di perkemahan tapi pelayanannya seperti di hotel berbintang, kamu bisa menginap di sini. Tarifnya berbeda-beda, dihitung perorang dengan minimal 1 orang sampai dengan 4 orang per tenda. Menginap sendiri jauh lebih tinggi tarifnya dibanding menginap lebih 1 orang sih.
Informasi tarifnya hubungi bagian reservasi The Lodge Maribaya ya. Lumayan terjangkau dengan fasilitas yang mencakup sarapan, makan malam, dan aktivitas macam trekking, bersepeda atau memanah.
Saya tidak menginap di sini, hanya berkeliling melihat-lihat pemandangan. Tentu saja saya menantikan pengalaman menginap di The Lodge Maribaya di masa yang akan datang. Mungkin besok, lusa, minggu depan, bulan depan. Kalau menginap di sini saya tertarik mengikuti kegiatan Morning Trekking dengan biaya 100K/orang atau Afternoon Trekking 75K/orang. Penasaran mengetahui perkampungan dan perbukitan di sekitar The Lodge Maribaya.
The Lodge Maribaya
Jl. Maribaya No. 149/252
Kp. Babakan Gentong
Cibodas Maribaya Lembang
Buka tiap hari
Hari kerja 09.00 - 17.00
Akhir minggu 09.00 - 19.00
Reservasi
022-2536110
atau cek websitenya di www.thelodgemaribaya.com
Facebook Fanpage mereka di sini.
Instagram @thelodgemaribaya
Notes:
1. Bisa untuk foto prewed. Kontak email mereka atau tlp aja untuk reservasi.
2. Peak hour adalah hari Sabtu dan Minggu, dan hari libur nasional.
3. Gunakan sepatu keds, tidak direkomendasikan mengenakan high heels deh nanti repot karena pijakannya banyak yang gak rata
4. Sky Tree antriannya lumayan panjang. Semoga pihak pengelola menambah spot foto yang gak kalah kerennya untuk memecah antrian. Sementara itu, datang lebih pagi lebih baik. Biar antrinya gak kelamaan.
5. Kalau ingin foto-foto di Sky Tree usahakan datang berdua, minta temen kamu yang motretin ya.
6. Gak usah bawa makanan, jajan di Kafe Pinus saja.
7. Tiket masuk Rp 15.000. Tiket untuk wahana semacam Sky Tree Rp 10.000.
8. Cocok untuk kamu yang butuh paket outbond untuk acara kantor.
9. Juga sangat cocok untuk yang cari tempat untuk reuni dengan tempat outdoor.
9. Juga sangat cocok untuk yang cari tempat untuk reuni dengan tempat outdoor.
10. Area untuk pengunjung reguler dengan tamu khusus dibedakan. Ada sih bagian yang sama saja, tapi kalau untuk outbond lahannya disediakan khusus.
Petunjuk Arah ke The Lodge Maribaya
1. Menuju ke The Lodge ada 3 jalurnya: Punclut, Dago Giri, Setiabudi. Cepat enggaknya, tergantung kamu dari mana.
2. Jalur via Dago Giri medannya terjal, menukik, dan banyak jalan yang kondisinya berlubang. Sebagai gambaran, saya berangkat dari BIP dengan situasi jalanan lengang via Dago Giri. Waktu tempuhnya 1 jam. Dago Giri ada di belokan kedua setelah Terminal Dago, di sebelah kiri jalan. Hati-hati yang mobilnya matic ya.
3. Jalur Punclut jauh lebih beradab, jalannya lebih mulus. Masuk dan keluar di Ciumbuleit.
4. Jalur Setiabudi jalur yang paling mulus. Namun kamu harus bersaing dengan banyak kendaraan dengan tujuan berbeda tapi arahnya sama, yakni Lembang. Kalau perjalanan malam, jalur ini yang paling aman karena lampu jalannya dalam kondisi terang. Punclut dan Dago Giri gelap euy.
5. Letak The Lodge Maribaya ada di Desa Cibodas. Pada tahu jalur masuk Maribaya yang terhubung dengan Tahura? The Lodge ini posisinya 5 km dari Maribaya tersebut. Setelah Alfamart ada gapura di sebelah kanan jalan, masuk ke gapura itu. Lurus saja karena kamu sudah sampai di area The Lodge Maribaya.
6. Kalau menggunakan motor, semua jalur oke untuk dilalui. Yang penting motornya kuat nanjak ya.
7. Kendaraan umum paling gampang kamu temukan kalau ambil jalur via Setiabudi:
Naik angkot Lembang - St Hall (stasiun kereta api)
Turun di Pasar Lembang
Naik angkot Maribaya - Lembang
Turun di depan Gapura
Jalan kaki deh sampai pintu masuk The Lodge
8. Kalau via Punclut gak tahu angkotnya apa. Begitu juga via Dago Giri. Palingan ya naik Ojek atau Uber.
9. FYI kalau kamu ke The Lodge Maribaya dan merasa tempat ini ada di ujung dunia, sebenarnya enggak juga. Karena di dekat The Lodge Maribaya ada ATM Center, ada klinik 24 jam, ada rumah sakit, dan minimarket Alfamart (in fact, satu-satunya Alfamart di daerah Maribaya yang saya lalui). Tapi usahakan belanja di warung-warung penduduk juga ya.
10. Have fun dan selamat jalan-jalan. Buang sampah di tempat sampah, nyetir lah yang sopan, dan sapa penduduk lokal dengan santun.
Teks : Nurul Ulu
Foto : Nurul Ulu
0 komentar:
Posting Komentar