Saya: "Tau gak kenapa Bunda pengen makan di sini?"
Suami: "Enggak."
Saya: "Karena katanya resto ini milik pak Bondan Winarno. Harusnya menunya maknyuss, dong? Tapi kalau sampe gak maknyuss, berarti selera Bunda sama pak Bondan berbeda hehehe."
Kopitiam berarti kedai makan. Kopi Oey bernuansa oriental jadul, saya jadi ingat film-film kungfu zaman dulu hihihi. Daftar menunya juga pake ejaan lama. Bener-bener jadul, deh. Suasananya sederhana tapi sejuk karena tidak berada di ruang tertutup. Sebetulnya betah berlama-lama di sana. Apalagi saat kami makan siang di sana, sinar matahari lagi lucu-lucunya (baca: terik banget). Jadi rasanya nikmat bisa berada di ruangan yang sejuk.
Masih dari sumber yang sama, nama Oey adalah plesetan dari nama ownernya. Seolah-olah nama marga. Oey Boen Than alias Bondan Oeynarno alias Bondan Winarno. Jadilah kedai makan tersebut bernama Kopi Oey.Bondan Oeynarno, alias Bondan Winarno. Adalah pendiri sekaligus pemilik Kopitiam Oey. Yang kini outletnya sudah tersebar ke seantero negeri (kecuali di Jln. Sabang, Tune Hotel Pasar Baru, Bandung dan Sentul City. Seluruh outletnya bersifat kemitraan). Seperti pada tulisannya yang bergaya jadul dengan judul “Koffie Ko’ Mihil?“, berikut sekilas tulisan yang menceritakan alasan beliau mendirikan Kopitiam Oey :
Saja berfikir keras oentoek bisa menjadjiken koffie bermoetoe di tempat njang njaman, tetapi harganja tida bole mahal. Haroes ada oentoeng, soepaja oesaha bole voortbestaan alias teroes madjoe. Tetapi, para tamoe misti diberi harga njang masoek akal, soepaja marika njang boemipoetra maoepoen kaoem vreemde oosterlingen atawa kaoem peranakan njang toempa dara di negeri ini dapet bangga menikmati koffie sebagai productie bangsa sendiri.
Sebagai pemilik tunggal Kopitiam Oey (PT. Kopitiam Oey Indonesia). Beliau masih terlibat secara aktif di Kopitiam Oey, dari mendesain dan menentukan interior dan eksterior outlet, membuat dan menentukan menu-menu yang akan disajikan, serta menjaga kualitasnya dan juga menerima serta menanggapi setiap pertanyaan, saran dan kritik dari para pengunjung Kopitiam Oey melalui akun twitternya
Sumber
Ada beragam makanan dan minuman yang ditawarkan di Kopi Oey. Yang berbeda adalah kalau biasanya banyak resto membedakan menu makanan dari jenisnya (nasi, pasta, mie, dan lain-lain, di Kopi Oey makanan dibedakan dari waktunya. Ada menu sarapan, makan siang, dan makan malam. Saya lupa untuk bertanya apakah kalau kita pesan menu sarapan untuk makan siang masih bisa atau tidak. Karena saat itu sebetulnya saya tertarik untuk mencicipi sego ireng. Tapi akhirnya saya dan Keke memilih salah dua dari beberapa menu makan siang yang ditawarkan.
Yang makan memang cuma saya dan Keke. Nai dan ayahnya masih kenyang. Sebelum makan siang siang, anak-anak memang sempat makan dulu di hotel setelah berenang. Suami juga sempat makan es goyobod di Taman Budaya. Jadi masih pada kenyang. Walopun akhirnya Keke ikutan pesan makan siang juga. Dan, Nai memilih dibungkus pesanannya.
Menurut keponakan Oey *semua pelayanan di sana memakai name tag bertuliskan nama trus ada keterangan keponakan Oey Boen Than*, menu andalan untuk makan siang adalah Soto Tangkar dan Pindang Koedoes. Tapi buat Keke, selama ada menu sop buntut, dia pasti akan memilih menu itu. Berlaku untuk resto manapun. Sedangkan saya siang itu memilih menu bebek. Udah lama banget gak makan daging bebek. Padahal saya lebih suka bebek daripada ayam. Jadi saya pun memutuskan untuk memilih menu bebek buat makan siang.
Sop Boentoet Goreng Pedas - IDR50K
Sop Boentoet Goreng Pedas adalah pilihan Keke. Buntut sapinya diolah asam manis. Lalu kuahnya terpisah, dibuat seperti sop. Kalau untuk saya dan suami lebih suka sop buntut biasa tapi dengan kaya rempah. Kalaupun mau disajikan terpisah lebih suka dibakar dengan bumbu kecap. Tapi bukan berarti rasa sop buntut Kopi Oey gak enak, lho. Rasanya tetap enak. Daging buntutnya lembut. Pedasnya pas. Keke pun terlihat lahap menyantapnya.
Bekjo (Bebek Ketemoe Djodoh) - IDR37K
Bekjo (Bebek Ketemoe Djodoh) adalah pilihan saya. Namanya lucu, ya? Hehehe. Tapi, saya lupa euy nanya kenapa dinamakan bebek ketemu jodoh. Saya suka sama rasanya. Pas di lidah saya. Daging bebeknya juga lembut. Kalaupun ada sedikit kekurangannya adalah kulitnya gak crispy. Saya membayangkan kalau kulit bebeknya crispy kayaknya bakal doble ketagihannya, nih karena rasa masakannya sendiri saya udah suka.
Saya: "Enak-enak makanannya. Tapi belum sampe maknyus, nih. Soalnya masih ada kekurangannya sedikit."
Suami: "Ya mungkin kalau tadi pesennya menu andalan bakalan maknyus."
Saya: "Bisa jadi. Ya, kapan-kapan deh makan di sini lagi. Masih penasaran sama menu yang lain."
Untuk menu yang dibawa pulang, Nai memilih Sop Ikan Dori. Nai memang suka banget sama ikan dori. Tapi, selama ini saya selalu bikin ikan dori goreng tepung. Belum pernah coba dibikin menu lain. Makanya penasaran juga kayak apa ikan dor kalau di sop. Kalau menurut Nai, walopun rasanya enak tapi ikan dori kalau di sop jadi terlalu lembut. Dia lebih suka digoreng aja. Oiya, waktu kami di sana, menu ikan dori ini yang paling cepat habis, lho. Setelah Nai, ada beberapa tamu yang pesan sop ikan dori tapi udah gak kebagian. Untung Nai masih kebagian porsi terakhir :)
Ijs Teh Daon Mint - IDR17K
Untuk minuman, saya memilih Ijs Teh Daon Mint, Nai memilih Coca-Cola, Suami memilih Ijs Djeroek Kietna Soda, tapi saya lupa Keke pesen apa. Kalau gak salah dia pesan Ijs Teh. Untuk es teh daun mint rasa manisnya pas. Ada secangkir kecil gula cair supaya mau tambah manis. Ini yang bikin saya senang. Saya itu suka es teh manis tapi dengan rasa yang gak terlalu manis. *nah lho bingung, gak? Hehehehe* Yah pokoknya, kalau gulanya dikasih terpisah, kita kan bisa nentuin sendiri mau semanis apa. Karena seringkali kalau pesan es teh manis, rasanya terlalu manis buat saya. Jadi suka saya campur lagi dengan teh tawar.
Es Djeroek Kietna Soda - IDR25K
Yang agak berbeda adalah minuman pesanan suami. Ijs Djeroek Kietna Soda tampilannya seperti es jeruk pada umumnya. Tapi begitu dicobain gak cuma ada rasa manis dan asam seperti umunya es jeruk, tapi juga ada rasa asin. Nano-nanolah pokoknya. Waktu pertama nyobain memang terasa kaget dan aneh karena gak biasa. Tapi lama-lama enak juga. Setelah saya bertanya, katanya sih jeruknya sudah difermentasi makanya rasanya memang berbeda. Kalau Sahabat Jalan-Jalan KeNai ke Kopi Oey, saya sarankan pesan Ijs Djeroek Kietna Soda, deh.
Kopi Oey ini udah banyak cabangnya dimana-mana. Yang kami cobain hari Minggu lalu (26/7) adalah Kopi Oey di Sentul City. Kenapa kami memilih yang di Sentul? Karena sejak sehari sebelumnya kami menginap di Hotel Neo Green Savana by Aston.
Gak susah kok cari lokasi Kopi Oey, Sentul City. Masuk tol Jagorawi lalu keluar tol Sentul City. Dari pintu tol jalan terus ke arah Taman Budaya. Gak jauh dari pintu tol dan setelah keluar tol banyak petunjuk jalan yang jelas menuju Taman Budaya. Kopi Oey ada di dalam Taman Budaya. Jadi kalau udah ketemu Taman Budaya, udah gampang banget ketemu Kopi Oey.
5 menit berjalan kaki dari Kopi Oey ada hotel keren namanya Neo Green Savana by Aston. Kapan-kapan saya review hotel ini. Tapi saya kasih tau dulu aja, ya kalau saya menginap di sini bookingnya di Travelio, lho. Karena di Travelio kita bisa booking hotel dengan cara tawar-menawar. *selama ini kan tawar menawar cuma bisa di pasar tradisional, ya :D*
[Silakan baca: Bersantai di Hotel Neo Green Savana by Aston, Sentul City]
Seneng banget waktu bisa dapet harga murah tapi hotelnya gak murahan. Keren banget hotelnya! Caranya gampang, kok. Ikutin cara berikut ini, ya:
- Buka website www.travelio.com
- Pilih hotel yang Sahabat Jalan-Jalan KeNai mau lalu lakukan tawar menawar. *kita bisa melakukan beberapa kali penawaran sampai ketemu harga yang diinginkan.*
- Kalau udah deal, nanti akan dapat konfirmasi by email untuk melakukan pembayaran
- Lakukan pembayaran *saya waktu itu transfer pakai e-banking*
- Setelah transfer akan dapat konfirmasi
- Siap menginap dan bersenang-senang. Yeaaay!
Gampang banget kan caranya? Dari awal proses hingga check-out gak ada satupun masalah yang saya alami. Semuanya lancar, trus respons dari Travelio juga cepet. Alhamdulillah. Kapan-kapan booking lewat Travelio lagi, ah. Kenapa saya memilih hotel Neo Green Savana karena pengen ajak anak-anak main ke Taman Budaya, saya juga penasaran seperti apa rasa menu makanan di Kopi Oey.
Balik lagi ke Kopi Oey, kayaknya saya masih penasaran sama banyak menu yang ditawarkan di sana. Mungkin suatu saat nanti saya akan kembali lagi. Lagipula Sentul City gak terlalu jauh jaraknya dari rumah. Bisalah kapanpun mau ke sana :)
Info lebih lanjut *saya kasih alamat Kopi Oey Sentul City, ya. Tapi sebetulnya kalau lihat webnya Kopi Oey sudah ada dimana-mana*
[Silakan baca: Ke Jungleland Saat Weekend Bisa Sampa Malam, Tapi ...]
Kopi Oey, Sentul City
Jln. Siliwangi. Taman Budaya Sentul City.
Bogor, Jawa Barat.
Telp: 021-87961562
Website: http://kopitiamoey.com
Twitter: @kopitiamoey
0 komentar:
Posting Komentar