Suami: "Ini hotel sepi amat? Gak kebagian rezeki lebaran kali, ya?"
Saya: "Mungkin. Bisa jadi banyak yang gak mudik kali lebaran kali ini. Di jalan aja sepi."
Suami: "Kasihan bener kalau gak sampe kebagian rezeki."
Saya: "Iya, ya. Padahal biasanya kalau lagi high season, hotel suka pada penuh. Apa jangan-jangan karena Bandung udah mulai banyak hotel, ya?"
Eits! Ternyata tebakan kami salah... Hotel Naripan full booked :)
Waktu kami datang, hotelnya terlihat sepi banget
Kami check ini di hotel Naripan hari Kamis, 16 Juli 2015. 1 hari menjelang hari raya idul fitri. Booking 2 kamar deluxe dan 1 Naripan suite. Saat kami check ini hotel terlihat sangat sepi. Diparkiran juga cuma terlihat mobil kami dan 1 mobil entah punya siapa. Benar-benar sepi sampe kayaknya ini hotel tamunya cuma keluarga kami aja hihihi.
Selain sepi, saya pun sempet rada kecewa dengan liftnya. Mati aja itu lift sehingga kami harus naik tangga. Iya, sih untuk semua barang dibantu bawa sama pihak hotel. Tapi tetep aja begitu tau nginepnya di lantai 4 *orang tua saya yang booking suite room malah di lantai 5*, udah bikin saya rada ilfil duluan kalau harus naik-turun tangga. Lututnya udah gak kuat wkwkwkw.
Saya pun bertanya tentang lift yang mati. Katanya sih sedang ada perbaikan dan kemarin. Dan diperkirakan sore hari baru dinyalakan lagi. Syukurlah kalau begitu. Memang benar sih, sore harinya lift mulai berfungsi. Tapi namanya juga lift tua, kecepatannya pun lambat. Sampe saya becanda sama adek kalau untuk naik dari lantai 1 ke 4 pake lift kayaknya bisa 1 lagu hahaha *rada lebay sih kalau sampe satu lagu hehehe. Tapi memang lemot kalau dibandingkan kecepatan lift modern.*
[Silakan Baca: 5 Hari Lebaran di Hotel Ibis Styles Braga, Bandung]
Dari saya kecil hingga sekarang, tampilan hotel Naripan gak mengalami banyak perubahan. Tapi bagian dalamnya yang berubah :)
Naripan hotel memang hotel tua. Bisa jadi termasuk salah satu hotel tertua di Bandung. Setidaknya sejak saya kecil hotel ini sudah ada. Dan sebetulnya selama ini saya gak pernah sekalipun kepikiran untuk menginap di hotel ini. Karena lokasinya memang deket banget sama rumah, jadi ngapain nginep di hotel Naripan?
Tapi ya sesuatu bisa berubah. Lebaran ini kami menginap di hotel Naripan selama 4 hari 3 malam. Alasan menginap di hotel ini pertama karena sudah pasti dekat dengan rumah keluarga. Tinggal jalan kaki aja kalau mau kumpul keluarga. Alasan kedua adalah aman dari car free day. Karena tadinya kan kami mau menginap di hotel yang sama seperti lebaran tahun lalu. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, takutnya ada car free day/night. Jadi, cari hotel lain yang sama-sama dekat rumah juga. Akhirnya pilih hotel Naripan.
Naripan Suite
Kalau lihat penampakan luar, wajah hotel Naripan sepertinya gak banyak mengalami perubahan. Begitu aja dari dulu. Selain lift yang lemot, suasana di dalam hotel pun tetap berasa seperti hotel tua. Tapi, hotel ini sudah melakukan renovasi. Deluxe room dan Suite room termasuk yang baru. Menurut adek saya, tadinya kamar-kamar di hotel Naripan itu kecil-kecil. Kamar yang kecil-kecil memang saya lihat masih ada. Letaknya di dekat kolam renang.
Untuk Naripan suite hanya ada 2 kamar. Ukuran kamarnya luas, sekitar 40 m2, terdiri dari 3 ruangan yaitu bed room, guest room, dan bath room. Untuk bath room di Naripan Suite menggunakan bath tub. Ada hairdryer juga di kamar mandi. Trus juga ada balkon untuk kamar suite.
Nai langsung mager *males gerak*, gak mau disuruh pindah ke kamar ayah-bundanya :D
Rencana awalnya yang menempati Naripan suite adalah papah, mamah, dan Fabian. Gak taunya Nai kepengen sekamar sama kakek-neneknya. Jadi aja nambah extra bed. Setelah extra bednya dateng, baru sadar kalau sofa yang di guest room adalah sofa bed. Tau gitu gak usah nambah extra bed hihihi.
Deluxe Room
Suami lagi gak fit. Begitu sampe kamar langsung tidur.
Kamar Keke dan om-nya
Booking 2 deluxe room. 1 kamar buat Keke dan om-nya. Satu kamar lagi buat saya, suami, dan Nai. Tapi karena selama di sana Nai lebih memilih sekamar sama kakek-neneknya, jadi aja saya dan suami berduaan *ihiiiiyyy :p* Kamar saya dan Keke ada connecting doornya. Kalau siang sih dibuka aja connectingnya. Baru kalau mau tidur ditutup. Ukuran kamarnya juga lumayan luas, sekitar 36 m2.
Fasilitas
Ada kolam renang. Gak besar ukurannya tapi cukup untuk bikin anak-anak terus-terusan berenang setiap hari. Cuma tetep harus ditemani kalau anak-anak yang berenang. Karena kolam renangnya cuma 1 tapi kedalamannya berbeda. Dan disana gak ada penjaga kolam, jadi tanggung jawab masing-masing. Di samping kolam juga ada pool bar, tapi selama kami di sana gak ada aktivitas apapun, tuh. Gak tau kenapa.
Ini salah satu menu sarapan di hari kedua. Menu sarapan yang paling enak selama menginap di sana.
Sarapan pertama di hari raya idul fitri adalah di hotel Naripan. Pilihan menu dan rasanya menurut saya biasa aja. Saya justru paling suka menu sarapan di hari kedua. Rasa masakannya banyak yang enak. Kalau hari ketiga, lumayan rasanya. Untuk hari ketiga, menu soto bandungnya enak.
Untuk WiFi, di hari pertama kami menginap koneksinya kenceng, uy! Di hari kedua dan berikutnya mulai deh rada lemot hehehe. Malah kadang suka mati-mati. Mungkin karena di hari kedua dan seterusnya, hotel ini udah full.
Yup! Ternyata hotel Naripan penuh juga. Kelihatannya banyak tamu yang baru datang sesudah hari raya. Dan kalau lihat berita arus mudik di tv, para pemudik kayaknya banyak yang baru jalan sesudah hari raya. Sarapan di hari kedua pun saya menguping pembicaraan para tamu, topiknya rata-rata sama yaitu kena macet berjam-jam di tol Cikampek. Bahkan katanya gerbang utama sempat ditutup. Saking penuh tamunya, mobil saya sempet gak kebagian parkir. Setelah muter sekali, ada yang keluar. Langsung deh kami masuk. Untung hotelnya deket rumah, jadi gak perlu sering-sering pake mobil. Males juga kalau sampe gak dapet parkir lagi. Kalaupun mau bepergian, lebih memilih pinjem motor :D
Gak Kedap Suara
Pemandangan dari kamar orang tua saya. Langsung menghadap ke jalan raya
Secara keseluruhan, saya suka dengan wajah baru dari hotel Naripan ini. Anak-anak pun lebih suka menginap di sini. Tapi ada 1 kekurangan dari hotel ini, yaitu kacanya gak kedap suara. Kalau tahun lalu, kami bisa menikmati warna-warni kembang api tanpa terdengar suara sama sekali di hotel lain. Sekarang terdengar jelas jedar-jedernya. Suara kendaraan yang lewat pun terdengar.
Saya masih sedikit beruntung karena jendela kamar menghadap atap bangunan lain. Memang bukan pemandangan yang bagus, sih tapi setidaknya gak terlalu menghadap jalan raya. Kamar orang tua saya yang justru jendelanya menghadap jalan raya. Akibatnya, Fabian gak bisa tidur sampai pukul 2 dinihari. Kata papah saya penyebabnya itu banyak kendaraan yang konvoi dan membuat suara yang sangat jelas terdengar dari kamar *padahal kamar suite ada di lantai 5, lho*
Kalau aja kacanya bisa dibikin kedap suara, sepertinya jempol saya untuk hotel ini bisa lebih banyak lagi. Itu aja sih kekurangan dari hotel ini yang paling berasa :)
Untuk Sahabat Jalan-Jalan KeNai, kalau mau menginap di Bandung dan dekat dengan pusat kota, hotel Naripan bisa dijadikan pilihan. Apalagi kalau agenda utamanya memang pengen jalan-jalan ke seputaran Braga hingga alun-alun. Foto-foto dengan suasana KAA dan sepanjang jalan Braga, main di lapangan alun-alun, atau pengen cobain naik Bandros. Tinggal
Check out dulu, ya. Mudah-mudahan bisa ke sini lagi :)
Tambahan info (31/7), untuk rate deluxe room IDR399,1K dan suite room IDR741,3K. Rate tersebut saya lihat di Agoda. Dan berlaku untuk harga normal, ya. Bukan peak season seperti hari raya :)
Info lebih lanjut
The Naripan Hotel by Amazing
Jl. Naripan 31-35, Bandung
Telp: 022-4200636
Fax: 022-4238912
Email: info@thenaripanhotel.com
Website: http://www.thenaripanhotel.com/
FB: The Naripan Hotel by Amazing
Twitter: @NaripanHotelBdg
0 komentar:
Posting Komentar