Oke. Kemarin saya jalan-jalan ke BIP bersama dengan teman-teman blogger lainnya. Bandung Indah Plaza. Mau nonton film ceritanya bersama IM3 Ooredoo. Film Negeri Van Oranje judulnya. Saya resensi filmnya di bawah ini. Sinopsis ceritanya begini.
Lima anak muda Indonesia melanjutkan pendidikan S2 di Belanda. Kelimanya sekolah di kampus yang beda kota. Lima orang ini beda-beda karakternya. Ada Geri yang perhatian dan penyayang, ada Wicak yang pendiam dan cool, Banjar dan Daus yang ngocol dan penghibur, terakhir tentu saja yang jadi pusat jagad maya keempat lelaki tersebut: Lintang. Cantik banget dan cool kayak Wicak.
Somehow menurut saya film ini harusnya berjudul Princess Lintang :D
So ceritanya mereka bertemu tidak sengaja di stasiun. Sejak itu jadi dekat, akrab dan membentuk persahabatan yang erat. Cowok-cowok itu pada akhirnya jatuh cinta pada Lintang. Tapi cuma satu orang yang berhasil menikahi Lintang. Siapa orangnya? Kenapa itu orangnya? Begitu klimaks ceritanya.
Film Negeri Van Oranje ceritanya klise. Percintaan, romantisme tinggal di negara maju, dan wajah-wajah tidak bernoda :D sori, maksudnya wajah-wajah cuantik dan cuakep bangeeeet.
Kok pada bilang ini film isinya tentang pendidikan di Belanda sih? tip-tips jadi mahasiswa di Belanda? Gak ada. Unsur pendidikan yang muncul di film ini cuma numpang lewat doang. Iya paling gak saya sekarang tahu kalau di Belanda ada kampus ala-ala IPB di Bogor gitu. Tapi selebihnya gak ada. Film ini murni tentang percintaan saja.
Kok pada bilang ini film isinya tentang pendidikan di Belanda sih? tip-tips jadi mahasiswa di Belanda? Gak ada. Unsur pendidikan yang muncul di film ini cuma numpang lewat doang. Iya paling gak saya sekarang tahu kalau di Belanda ada kampus ala-ala IPB di Bogor gitu. Tapi selebihnya gak ada. Film ini murni tentang percintaan saja.
Tema persahabatannya juga apa ya, kelihatan buatan banget. Ya namanya juga film sih, apanya yang gak buatan. Tapi ada yang janggal, gak alami. Penonton dipaksa untuk menikmati persahabatan mereka yang terlihat asyik banget.
Sepanjang filmnya saya sampai mikir Negeri Van Oranje adalah film buatan Departemen Pariwisata Belanda kayaknya. Promosi wisata Belanda dan kota Praha di Ceko berkedok wajah Lintang dan lika-liku kisah percintaannya.
Tapi bukankah beberapa tahun belakangan ini film tipikal seperti itu yang lagi laku? merantau ke negeri maju, pemandangan yang 'instagram' banget dalam arti bagus, keren, dan indah. Film-film yang menjual mimpi, mimpi ke luar negeri (negara maju, khususnya) dan mimpi ditaksir empat cowok cakep :D
Photo Credit : www.bintang.com |
Negeri Van Oranje ceritanya klise, tapi menurut saya penulisan naskahnya apik! Selamat, Titien Wattimena. Menurut saya kekuatan film ini ada tiga sih: latar film, naskah, dan backsoundnya.
Di film ini pemandangan yang paling ganggu adalah...wardrobenya! OMG, ini film Indonesia atau film Bollywood sih? Cowok-cowok kostumnya warna pastel dan candy. Geli lihatnya. Celana oranye, jaket ungu, sweater pink. Buset! Sekalinya Wicak pakai kemeja, kemejanya juga warna-warni. Over the top. Berlebihan. Saya sampai merhatiin latar pemandangan orang-orang di sekitar mereka, pakaiannya biasa aja tuh. Hitam, abu-abu, putih, biru. Ada pun kalau warnanya menonjol, yang pakai ya perempuan. Yaelah nonton film ini berasa nonton film India, waktu Shahrukh Khan kuliah di Inggris dan disusul Kajol. Kampring! Gak sekampring film India sih, tapi siapapun yang ngurusin wardrobenya karakter cowok di film Negeri Van Oranje, nampaknya penggemar film India.
Secara keseluruhan film ini emang kayak film Boolywood sih. Tapi dengan kemasan yang rada mending, rada bagusan. Gak norak-norak amat gitu.
Secara keseluruhan film ini emang kayak film Boolywood sih. Tapi dengan kemasan yang rada mending, rada bagusan. Gak norak-norak amat gitu.
Lalu bagaimana dengan karakter pemainnya?
Dimulai dari Lintang, karena dia yang jadi sentral film ini selain negeri Belandanya. Karena dia satu-satunya cewek (cantik) di film ini, dia gak punya saingan adu-karakter sih. Emosinya datar, kurang baper. Terlalu cool dan kalem. Ya gak apa-apa, masih artis baru kali ya, nanti juga kalo sering main film makin terasah. Lintang juga cantik banget yaaaa! Makeupnya gak berlebihan atau mukanya Lintang emang udah indah dari sananya, poles dikit langsung trrring menawan. Tatjana Saphira memang cantik, sesuai namanya :D
Geri yang diperankan Chicco Jerikho merupakan tipe womanizer. Penakluk wanita karena kelembutan dan perhatiannya. Suaranya yang dalam dan berkharisma membuat hati saya meleleh, cakepnya luar dan dalam. Geri yang saya suka! pikir saya pertama kali muncul tokoh tersebut. Harus diakui sih, karakter Geri ini yang dibawakan paling matang. Chicco Jerikho gituuuh! Dia tahu caranya mengeluarkan khariswa seorang womanizer, salah satunya lewat cara ngomong dan senyum. Gak dari sananya, Chicco ganteng, dia yang jagoan membawa karakter Geri. Saya penggemar Chicco Jerikho sejak menontonnya di film Cahaya Dari Timur. Dia bukan lagi artis sinetron, dia tuh seniman. *Halah fans lebay :D*
Wicak. Si kalem dan si irit ngomong. Sekalinya ngomong, dia lebih mirip orang teler. Pendek-pendek ngomongnya, sok-sokan kelihatan cool gitu padahal buat saya mah maksa banget coolnya. Lintang jauh lebih cool dibanding Wicak. Tapi gini, sekalinya Wicak ngomong panjang, seperti waktu di akhir film, baru deh kelihatan aktingnya Abimana Aryasatya yang prima! Satu lagi, rambutnya Wicak enggak banget. Mungkin supaya kelihatan lebih rebel aja ya, tipe pemberontak, tipe aktivis. Tapi sumpah itu rambut Wicak alay banget! Gak ada keren-kerennya, rambutnya sama sekali gak memperlihatkan pesona seorang aktivis.
Photo Credit : www.hot.detik.com |
Banjar, katanya dari Banjarmasin. Daus, ceritanya dia anak Betawi. Tapi sumpah deh sepanjang film saya gak melihat karakter orang Banjarmasin dan Betawinya. They all look the same: orang Jakarta. Kalau dua tokoh ini gak ada, filmnya jadi menjemukan. Kecuali ceritanya yang kuat, kita memang selalu butuh karakter tambahan yang ngocol dan lucu agar filmnya jadi tidak membosankan.
Banjar yang dibawakan Arifin Putra sama nasibnya dengan karakter Geri yang diperankan Chico. Arifin dan Chico artis lama, sudah sering memerankan macam-macam karakter di jenis film yang berbeda. Jadi aktingnya ya natural dan terlihat kasual aja gitu. Cuma kurang logat Banjarmasin aja nih Arifinnya. Adegan berkelahi di film ini dilakukan oleh tokoh Banjar. Dan memang satu-satunya orang yang cocok untuk adegan tersebut adalah Arifin! Kalau gak dia ya Chico juga cocok :D
Daus, diperankan Ge Pamungkas. Sehari-hari melihat Ge sebagai comic di televisi dan sekarang melihat aktingnya di layar bioskop, rasanya gak aneh, tidak ada perbedaan jauh. Tapi saya salut nih ke Ge, muka belagunya di layar tv bisa dia ubah jadi muka culun di film Negeri Van Oranje. Muka dia ekspresif banget sih walau secara natural mukanya muka belagu. Semoga dia mendapat banyak pekerjaan film ya, menurut saya sih dia sanggup memainkan beragam karakter. Ge Pamungkas akan gemilang suatu hari nanti di dunia film, selama pilihan karakternya seberani Chicco Jerickho sih atau Reza Rahardian.
Apa film ini layak ditonton? Saya akui twist filmnya sih menarik dan mengejutkan walo sepanjang film kurang letupan-letupan emosi. Dari awal film penonton sudah diberitahu bahwa Lintang akan menikah dengan salah seorang sahabatnya sih. Jadi rasa penasaran itu yang membawa saya bertahan dengan film ini selain kharisma Chicco Jerikho dan pemandangan Belandanya. Hahaha :D
Buat saya film ini gak ada pesan moralnya, gak lebih dari sekedar film yang menghibur. Bukan film yang bikin kita jadi mikir atau secara emosional kita jadi terlarut. Kalau butuh cerita yang ringan dengan pemandangan luar biasa, nonton aja Negeri Van Oranje. Tapi kalau berharap mendapat konten lebih banyak, mending tonton film Indonesia lainnya aja deh.
Buat saya film ini gak ada pesan moralnya, gak lebih dari sekedar film yang menghibur. Bukan film yang bikin kita jadi mikir atau secara emosional kita jadi terlarut. Kalau butuh cerita yang ringan dengan pemandangan luar biasa, nonton aja Negeri Van Oranje. Tapi kalau berharap mendapat konten lebih banyak, mending tonton film Indonesia lainnya aja deh.
One thing for sure: Chicco Jerikho. i love youuuuuuuuuu!
0 komentar:
Posting Komentar